Merangkai Ruhani Manusiawi Seutuhnya

Munirah | Taufan Rizka Purnawan
Merangkai Ruhani Manusiawi Seutuhnya
Ilustrasi Jari Manusia. (pixabay.com)

Merangkai ruhani manusiawi seutuhnya. Memberikan rasa perhatian seutuhnya pada yang selalu dikasihi. Jadilah punca-punca nurani yang bergerak dalam senyap tanpa diketahui siapapun. Lapis-lapis kehidupan tanpa terputus bentuknya. Yang tetap bertahan teguh berdiri dalam kemandirian. Tanpa meronta-ronta bergantung dengan apapun.

Jantung hati yang bergemuruh bersinar cahaya kasih yang tak pernah redup selamanya. Bunga hati yang terlipat dalam rangkaian kesungguhan memberikan petuah-petuah yang melebur ruhani dalam kehanyutan palamarta yang melelehkan. Letupan-letupan ruhani yang mendorong tingkah manusiawi tuk mendidik arti sebuah kasih yang sebenarnya.

Keutuhan ruhani manusiawi yang melekat terus takkan berakhir selamanya. Yang menampar tingkah individualisme. Selaku tingkah individualisme menggerus sesama tanpa sadar berbaur dalam kedahsyatan bencana kesombongan yang menusuk mental manusiawi. Sekonyong-konyong perikemanusiaan mulai menghentakkan awak.

Awak yang tersadar bangun segera dari cekokan ulah kehancuran dari kesombongan yang sangat disanjung-sanjung begitu hebatnya. Jadilah seluruh jiwa manusia sejati yang tersambung dalam satu kesatuan yang teguh tanpa terpecah setitikpun. Lega ruhani yang terdorong sesaat berderma apapun tak terbalut imbal balasan. 

Hanya sebuah kata ketulusan yang bercokol dalam hati yang bertingkah bagai malaikat kecil yang memberi isyarat cinta dan sayang tuk melenyapkan seisi keakuan. Menjadi seorang manusia sejati dengan melihat sesamanya dengan bentangan rangkaian kerelaan hati yang tersorot dari pelita ruh yang berbudi tenang.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak