Ulasan Yuni: Film Festival yang Mewakili Indonesia pada Nominasi Oscar

Ayu Nabila | Xandra Junia Indriasti
Ulasan Yuni: Film Festival yang Mewakili Indonesia pada Nominasi Oscar
Poster Resmi Film Yuni (instagram/fourcoloursfilms)

Sebuah prestasi kembali menghampiri dunia perfilman tanah air. Film Yuni dikabarkan masuk ke dalam nominasi ajang penghargaan terbesar, Academy Award ke-94 atau Oscar 2022. 

Sebelumnya, karya Fourcolours Films tersebut telah memenangkan beragam piala dari Festival Film Indonesia serta TIFF (Toronto International Film Festival). Yuni baru ditayangkan di bioskop Indonesia pada 9 Desember 2021 lalu.

Dengan durasi 122 menit, film Yuni akan membawamu ke dalam kehidupan berlatarbahasa Jawa dan Sunda Banten. Tak hanya itu, film Yuni adalah sekelumit saksi sekaligus bukti nyata bagaimana perempuan terjebak pada stigma hingga konstruksi sosial bebal patriarki.

Untuk meminimalisir rasa pernasaranmu karena belum sempat menonton atau mungkin masih ragu dengan film festival Yuni, berikut sinopsis singkat yang bisa kamu baca sebelum menonton filmnya.

Sinopsis Film Yuni

Yuni (Arawinda Kirana) adalah seorang gadis SMA dengan kecerdasan di atas rata-rata. Kekurangan Yuni hanya satu, ia memiliki kebiasaan buruk yakni senang mengambil barang milik orang lain atau dikenal dengan istilah kleptomania. Yuni sering mencuri barang-barang ungu karena ia tergila-gila dengan warna tersebut.

Yuni tinggal berdua bersama neneknya, sementara sang ibu dan ayah sedang berada di luar kota. Suatu hari, seorang pria pegawai proyek datang ke rumah Yuni bersama keluarganya. Ia bermaksud melamar Yuni untuk dijadikannya istri. 

Kebanyakan wanita di desa tempat Yuni tinggal diceritakan jarang yang berpendidikan tinggi dan langgengnya pernikahan di bawah umur. Mereka diharuskan menjadi ibu rumah tangga dan mengurus ranah domestik: kasur, sumur, dapur, maka saat Yuni dilamar, usianya masih tercatat sebagai siswi SMA.

Sebab keinginan Yuni yang bercita-cita melanjutkan studi hingga sarjana, maka dengan berani sekaligus ngeri ia menolak lamaran pria tersebut. Namun, situasi rumit kembali menimpanya. Seorang pria tua beristri ingin memadu Yuni. Ia bahkan sudah memberi biaya kebutuhan gadis itu serta menjanjikan lebih saat sudah berumah tangga nanti. Yuni kembali menolak karena impiannya untuk dapat berkuliah usai lulus SMA.

Di sisi lain, ia juga menyukai sosok Pak Damar (Dimas Aditya), guru bahasa Indonesia di sekolahnya. Sementara itu, Yoga (Kevin Ardilova), teman sekolah sekaligus tetangga Yuni menaruh perasaan pada gadis itu. Ia adalah satu-satunya orang yang selalu menemani dan mendengarkan keluh kesah Yuni.

Tiba-tiba di satu waktu, tepatnya pada pusat perbelanjaan, Yuni merasa kecewa sekaligus terkejut usai mengetahui siapa sosok Pak Damar sebenarnya. Kira-kira, ada apa, ya? 

Lalu, bagaimana nasib kehidupan Yuni selanjutnya? Apakah ia berhasil menggapai cita-citanya untuk mendapatkan beasiswa kuliah?

Kelengkapan ceritanya bisa kamu peroleh dengan menonton film Yuni di bioskop-bioskop terdekat. Jangan lupa ajak kerabat dekat agar semakin seru!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak