4 Catatan Cak Rusdi dalam Buku "Seperti Roda yang Berputar," Sarat Akan Makna

Ayu Nabila | Nanik Writer
4 Catatan Cak Rusdi dalam Buku "Seperti Roda yang Berputar," Sarat Akan Makna
Ilustrasi Buku "Seperti Roda yang Berputar." (DocPribadi/Nanik)

Barangkali buku "Seperti Roda yang Berputar" merupakan buku terakhir Rusdi Mathari atau kerap disapa Cak Rusdi. Buku terbitan Mojok setebal 78 halaman ini berisi catatan-catatan yang dibuat Cak Rusdi selama dirawat di rumah sakit. Kala itu, Cak Rusdi memang sedang berjuang melawan kanker yang bersarang di tubuhnya hingga akhirnya beliau meninggal dunia. 

Sebagai seorang penulis senior, Cak Rusdi berhasil mempersembahkan satu karya terakhir di akhir hayatnya yang begitu menyayat hati saat kita membacanya. Di tengah sakitnya menjalani hari-hari di rumah sakit dengan kangker di punggungnya, Cak Rusdi tetap menulis sambil tetap menyelipkan humor membuat duka yang dirasakan agak tersamarkan. 

Di buku "Seperti Roda yang Berputar" ini, kita akan menemukan makna di balik kata-kata yang beliau abadikan. Sejak awal tahun 2018 saya membaca buku tersebut, saya masih ingat beberapa kalimat yang mengendap dalam pikiran saya. Kata-kata tersebut telah saya rangkum menjadi beberapa poin, antara lain sebagai berikut.

1. "Jangan pernah sakit. Teruslah sehat dan berbahagia. Sakit itu sepi, menyakitkan, dan tentu saja mahal."

Cak Rusdi memberikan pesan kepada kita (pembaca) untuk selalu menjaga kesehatan tubuh melalui kalimat pembukanya di bagian awal, sebelum beliau menuliskan "Perayaan" di halaman selanjutnya.

2. "Saya tidak percaya ada orang yang menginginkan sakit dan ingin dirawat di rumah sakit. Tapi, ketika penyakit datang menyergap dan memaksa kita dirawat di rumah sakit (apalagi untuk waktu yang relatif lama), apa pilihan kita?"

Di bagian kedua dari buku ini, Cak Rusdi menceritakan perjalanannya dirawat di rumah sakit, mulai dari tifus hingga kanker yang dideritanya.

3. Bayangkan pada suatu ketika otot-otot di tubuhmu lenyap seperti ditiup angin. Bayangkanlah pada satu ketika dirimu kehilangan daya hanya untuk memegang kapas.

Di bagian inilah, Cak Rusdi menuliskan judul "Seperti Roda yang Berputar" pada tanggal 16 oktober 2017 di Jakarta.

4. "Saya harus mengetik, harus bertahan dan hidup. Menulis adalah pekerjaan saya. Karena itu saya mencoba menulis menggunakan gajet, meskipun hanya dengan satu jari. Tangan kiri memegang gajet, jempol tangan kanan mengetik."

Menurut saya, kalimat yang dituliskan Cak Rusdi ini merupakan kalimat yang sarat akan makna. Perlu kita jadikan motivasi bahwa walaupun di tengah sakit yang dideritanya, Cak Rusdi masih tetap menulis dan memilih untuk tetap memanfaatkan waktu yang beliau punya untuk menghasilkan suatu karya.

Beberapa tahun telah berlalu sejak meninggalnya Cak Rusdi, namun karyanya masih kita kenang sampai kapan pun. Semoga karya-karya Cak Rusdi dapat dinikmati dan menginspirasi semua orang, khususnya buku "Seperti Roda yang Berputar."

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak