Review Buku Membuka Pintu Kebahagiaan, Jangan Terlena dengan Keindahan Dunia

Candra Kartiko | Sam Edy Yuswanto
Review Buku  Membuka Pintu Kebahagiaan, Jangan Terlena dengan Keindahan Dunia
sumber gambar koleksi pribadi (DocPribadi/samedy)

Dunia dan seisinya memang indah, menyenangkan, dan dapat membuat orang-orang terlena karenanya. Harta, tahta, jabatan, wanita dan laki-laki yang memikat hati, termasuk hal-hal yang bersifat keduniawian dan mampu membius banyak orang sehingga mereka lupa bahwa semuanya itu bersifat sementara atau tak abadi. 

Saya sepakat dengan kata Ali Ridho dalam buku ‘Membuka Pintu Kebahagiaan’ ini. Menurutnya, dunia memang terlihat indah meski dipandang dari berbagai sisi. Tetapi, larut bersama dunia berbahaya sekaligus kerugian yang teramat besar bagi diri sendiri.  Betapa banyak orang yang ditipu oleh dunia, yang ujungnya mengalami penyesalan. Tahukah kita, ketika orang berada pada puncak penyesalan, tiada lagi semangat hidup, tidak ada lagi gairah membenahi kesalahan yang sebelumnya pernah diperbuat. Ia putus asa dan tak lagi memiliki semangat untuk mengarungi kehidupan ini. Seakan, ia hanya menjadi sampah kehidupan yang tak banyak mendapat perhatian. Bahkan ia dipandang sebelah mata lagi hina oleh orang-orang sekitar.

Menurut Ali Ridho, sebenarnya bahagia itu sederhana. Cukup dengan senantiasa bersyukur atas nikmat Allah disetiap harinya, kebahagiaan akan selalu singgah dalam hati kita. Atau dengan berbuat baik terhadap sesama, seperti membantu orang yang kesulitan dan membahagiakan mereka yang sedang dirundung rasa sedih. 

Bukan berarti kita dilarang mencari harta dalam hidup ini. Mencari harta di dunia adalah sebuah keharusan, sebab kalau kita hanya berdiam diri di rumah, lalu dengan apa kita bisa menghidupi keluarga? Tetapi, yang perlu kita catat dari semua itu ialah bahwa kita harus mengimbanginya dengan selalu beribadah kepada Allah. Jadi, antara mencari harta dan beribadah berjalan secara berdampingan, tidak saling tumpang tindih. Dengan begitu, kita akan mendapatkan dunia dan akhirat (hlm. 12-13).

Salah satu sebab yang membuat orang sering galau, gelisah dan gamang ialah karena jarang membangun hubungan antara dirinya dengan Allah Swt. Dengan kata lain, ia jarang mengingat Allah. Bagi sebagian mereka memandangnya sebagai hal sepele dan remeh-temeh. Padahal, dalam setiap ibadah yang kita lakukan setiap hari, secara tidak langsung membuat diri kita merasa tenang dan damai. Kita bisa merasakan ketenangan saat melaksanakan shalat, membaca Al-Qur’an dan ibadah-ibadah lainnya, baik yang wajib maupun yang sunah sebagai bentuk mendekatkan diri kepada-Nya (hlm. 106-107).

Salah satu kunci bahagia yang mestinya selalu kita amalkan ialah bersyukur. Dengan selalu mensyukuri apa yang sudah kita miliki saat ini, insya Allah akan membuat kenikmatan yang kita dapatkan semakin bertambah. Satu hal yang penting direnungi bersama, tak perlu kita terlalu terlena dengan segala isi dunia yang akan membuat kita menyesalinya di kemudian hari. Bila kita ingin mencari dunia seisinya, carilah dengan penuh semangat dan diniatkan sebagai bekal kita memperbanyak amal ibadah kepada-Nya.

Sam Edy Yuswanto

Penulis lepas mukim di Kebumen.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak