Ulasan Film Penyalin Cahaya, Peraih 17 Kategori Penghargaan FFI

Hernawan | Annisa Zahrotun Nafiah
Ulasan Film Penyalin Cahaya, Peraih 17 Kategori Penghargaan FFI
Pemain Penyalin Cahaya (instagram/penyalincahaya)

Film Penyalin Cahaya (Bahasa Inggris: Photocopier) merupakan film hasil kerjasama antara Rekata Studio dan Kaninga Pictures yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja. Film ini mengangkat kisah pelecehan seksual yang kian hari kian marak terjadi. Bergenre thriller misteri dengan cerita yang tidak mudah ditebak.

Film ini menceritakan seorang mahasiswi jurusan komputer yang memperjuangkan hak untuk mendapatkan beasiswanya kembali. Dia adalah Suryani (diperankan oleh Shenina Syawalita Cinnamon) dan biasa dipanggil Sur. Sur harus kehilangan beasiswa, karena ketahuan foto selfie dalam keadaan mabuk.

Sur tidak terima dengan pencabutan beasiswanya, karena dia yakin bukan dia yang mengambil foto dan mengunggahnya ke media sosial. Dia bertekad untuk mencari sumber dari permasalahannya.

Permasalahan bermula ketika dia menghadiri sebuah pesta di rumah Rama (diperankan oleh Giulio Parengkuan). Pesta itu untuk merayakan kemenangan kelompok Teater Matahari dalam festival teater. Suryani adalah perancang web Teater Matahari dan dia diundang untuk mengikuti pesta di rumah Rama. Sur pergi bersama seorang temannya, Amin (diperankan oleh Chicco Kurniawan). Sur berjanji hanya akan di pesta sampai jam delapan malam.

Di tengah pesta diadakan game dengan kepala Medusa. Siapa yang di lihat oleh kepala Medusa harus menenggak minuman keras. Tibalah giliran Sur yang harus meminumnya. Akibat pengaruh alkohol, Sur menjadi tak sadarkan diri. Ketika bangun, Sur sudah berada di kamar dan mendaati bahwa dirinya terlambat mengikuti laporan beasiswa.

Ketika orang tua Sur tahu, bahwa beasiswanya dicabut, bapak Sur (diperankan oleh Lukman Sardi) mengusir Sur dari rumah. Sur masih penasaran dengan foto selfie yang membuatnya kehilangan beasiswa. Dia berusaha mencari tahu siapa mengambil dan memviralkan. Dia meretas data anak Teater Matahari satu per satu. Berharap ada jawaban atas pertanyannya. Usaha dia mengumpulkan bukti selalu di dukung oleh Amin dan juga Anggun (diperankan oleh Dea Panendra). Anggun adalah salah satu senior dan sutradara di Teater Matahari. 

Dalam beberapa hari pencarian yang cukup mengejutkan dan menegangkan, akhirnya Sur menemukan titik terang. Dia merasa bahwa dirinya adalah korban pelecehan seksual. Tidak hanya dia, ada beberapa mahasiswa lain seperti Farah (diperankan oleh Lutesha) danThariq (diperankan oleh Jerome Kurnia). Ada seseorang yang dengan sengaja memotret mereka tanpa izin bahkan di area privasinya. Semua ini terbukti dari sebuah ponsel supir NetCar yang menjadi tumpangan Sur ketika pulang dari rumah Rama.

Penonton akan diajak menerka-nerka siapa sebenarnya dalang dari semua ini. Akan ada kejutan-kejutan dari setiap tuduhan yang dilayangkan Suryani. Film ini juga merupakan bentuk kampanye dari “Stop Pelecehan Seksual”.  Soundtrack lagu yang berjudul “Di Bawah Langit Raksasa” karya Mian juga diharapkan menjadi penggerak bagi setiap orang untuk melawan isu darurat kekerasan dan pelecehan seksual.

Penyalin Cahaya sukses diterima oleh masyarakat, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Berbagai penghargaan juga diperoleh. Ada 17 kategori penghargaan dari Festifal Film Indonesia dengan 5 sebagai nominasi dan 12 kategori lainnya menjadi pemenang.

Penyalin Cahaya juga menjadi pemenang di 3 kategori penghargaan dari Festival Film Tempo. Film ini dirilis perdana secara internasional pada 8 Oktober 2021 di Festival Film Internasional Busan.

Bagaimana? Menarik bukan? Penyalin Cahaya juga sudah tayang di Netflix mulai 13 Januari 2022. Jangan sampai ketinggalan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak