Seorang pendidik seperti para guru dan dosen harus selalu berusaha menciptakan suasana belajar dan mengajar yang nyaman, menyenangkan, dan tak membosankan kepada para peserta didiknya. Jangan sampai kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas terasa monoton, begitu-begitu saja. Hal ini dapat menyebabkan peserta didik merasa bosan dan kesulitan untuk menyerap materi pelajaran yang disampaikan. Karenanya, jangan pernah lelah untuk terus mencari cara atau metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Salah satu metode pembelajaran yang layak dicontoh ialah pembelajaran interaktif. Dalam buku Inspirasi Mengajar Harvard University (Diva Press, 2013), Juma de Putra menguraikan, pembelajaran interaktif adalah suatu cara, teknik, dan strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam menyajikan bahan materi, di mana guru berperan utama dalam menciptakan suasana interaktif-edukatif, yaitu proses interaksi langsung antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan materi pelajaran yang mendukung proses terjadinya belajar-mengajar.
Dalam proses belajar-mengajar, keterlibatan siswa sangat berperan penting. Tanpa keterlibatan siswa, proses pembelajaran tidak akan pernah terjadi. Proses ini melibatkan seluruh aspek intrinsik siswa, mulai dari pikiran, penglihatan, pendengaran, sampai psikomotorik. Semuanya berperan agar siswa mampu interaktif dan berpikir secara terbuka (Inspirasi Mengajar Harvard University, halaman 137).
Harvard Univeristy telah menerapkan pembelajaran interaktif dengan konsep bahwa mahasiswa harus dilibatkan secara penuh dalam perkuliahan untuk mengetahui tingkat belajar dan kemampuan mahasiswa. Mahasiswa dapat memberikan masukan terhadap dosen dengan memberikan pandangan langsung di dalam kelas. Metode ini juga sering digunakan Prof. Eric Mazur untuk menilai mahasiswanya yang tampak kurang gereget dalam menerima pelajaran (tech.mit.edu dan translate.google.co.id).
Pembelajaran interaktif yang dilakukan Prof. Mazur berangkat dari eksperimen ketika menjelaskan sebuah persoalan di dalam kelas dan membuat mahasiswanya bingung. Ia kemudian membiarkan mahasiswanya berkembang sendiri dalam diskusi, seraya membantu ketika mahasiswanya mengalami kebingungan. Hasilnya, mahasiswa secara antusias mengikuti acara perkuliahan (Inspirasi Mengajar Harvard University, halaman 140).
Buku Inspirasi Mengajar Harvard University ini layak dibaca oleh para pendidik seperti guru dan dosen, sebagai upaya untuk meningkatkan wawasan tentang seni belajar mengajar yang tidak monoton.