Drama Korea umumnya menampilkan tokoh-tokoh dari latar belakang homogen. Puluhan tokoh utama yang menjadi sentra cerita rata-rata merupakan orang Korea asli dari latar belakang sosial menengah ke atas. Pada umunya, mereka menjadi unsur penokohan utama serial drama Korea Namun, hal ini berbeda dengan serial Netflix yang berjudul Itaewon Class.
Daerah Itaewon sebagai melting pot of cultures
Itaewon yang menjadi latar utama serial Itaewon Class merupakan bagaikan sebuah kuali besar yang diisi oleh berbagai individu dari beraneka ragam latar belakang sosial atau sering dikenal dengan istilah melting pot of culture. Banyak ekspatriat atau warga negara asing yang menetap di Itaewon untuk bekerja maupun studi. Mereka berasal dari berbagai negara di dunia yang tentu memiliki kebudayaanberagam dan menjadi satu dan padu dengan kebudayaan Korea.
Identitas Itaewon sebagai miniatur dunia tersebut digambarkan dalam beberapa episode Itaewon Class yang menampilkan gambaran bagaimana masyarakat dari berbagai negara di dunia berdinamika sosial dengan sesamanya dan warga Korea Selatan asli.
Kru Danbam yang bersatu dari berbagai latar belakang sosial
Danbam merupakan restoran yang dikelola oleh tokoh utama serial Itaewon Class yakni Park Sae-Ro-Yi yang diperankan Park Seo Joon. Sae-Ro-Yi merupakan sosok yang berprinsip dan mengayomi serta memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan berbagai individu tanpa melihat latar belakang mereka. Sehingga, Sae-Ro-Yi merupakan simbol dari harmoni antara individu dengan berbagai latar belakang sosial.
Park Sae-Ro-Yi yang sukses dari keluarga menengah ke bawah
Sae-Ro-Yi merupakan seseorang yang bisa dibilang berhasil berjuang dari nol. Ia merupakan mantan narapidana yang setelah bebas dari jeruji besi harus memulai hidupnya dari awal. Ia lahir dari keluarga menengah ke bawah, sehingga tidak pernah hidup dalam kemewahan dan privilese yang membantunya untuk berhasil. Prinsip dan etika yang ia pegang membantunya untuk menjadi sukses, salah satunya yakni mengayomi dan mampu bekerja sama dengan mereka yang berbeda dengannya.
Sosok Kim To-ni sebagai tokoh minoritas kulit hitam
Salah satu nilai positif dari serial Itaewon Class adalah menyertakan minoritas kulit hitam yang hidup di Korea Selatan, yakni Kim To-ni. To-ni adalah anak laki-laki dari orang Guinea berkulit hitam yang menikah dengan orang Korea. Sehingga, ia memperoleh dua identitas budaya sekaligus. Ia fasih berbahasa Korea dan mengadopsi budaya hidup orang Korea. Namun, di satu sisi ia merupakan orang berkulit hitam yang berbahasa nasional negara Guinea yakni bahasa Perancis.
Bagaimana kerasnya hidup di Korea Selatan sebagai minoritas berkulit hitam ditunjukkan secara jelas dalam serial Itaewon Class. To-ni mendapatkan berbagai macam bentuk diskriminasi. Namun, rekan kerjanya di Danbam mendukung dan menerimanya dengan sepenuh hati.
Ma Hyeon-yi sebagai simbol keanekaragaman ekspresi gender
Tokoh unik lainnya adalah Ma Hyeon-yi yang merupakan seorang transgender. Persepsi gender masyarakat Korea Selatan masih konservatif dan transgender serta persepsi gender lainnya yang di luar heteronormativitas masyarakat Korea Selatan dipandang negatif. Akan tetapi, Hyeon-yi merupakan seorang yang berprestasi dan berbakat. Terlepas dari identitas gender Hyeon-yi, Sae-Ro-Yi menerima dengan baik Hyeon-Yi sebagai rekan kerja sekaligus sahabatnya.
Berbagai tokoh dan penggambaran daerah Itaewon sebagai miniatur dunia di kota Seoul merupakan salah satu nilai positif dari serial Itaewon Class. Sehingga, serial ini memecah stereotip dan kebiasaan drama Korea yang hanya menampilkan tokoh yang homogen saja. Maka, serial ini sangat layak untuk ditonton. Kamu bisa menyaksikan serial ini di Netflix. Selamat menonton!