"Bipolar Together" Jadi Tema Hari Bipolar Sedunia Tahun 2022

Candra Kartiko | Rasyi Fauzia
"Bipolar Together" Jadi Tema Hari Bipolar Sedunia Tahun 2022
Ilustrasi bipolar disorder (Freepik/lgolubovystock)

World Bipolar Day (WBD) atau Hari Bipolar Sedunia adalah peringatan yang dilakukan setiap tahun pada tanggal 30 Maret. Mengutip dari International Bipolar Foundation (IBPF) lewat laman resminya ibpdf.org, WBD diperangi sejak 2014 dengan mengambil tanggal lahir Vincent van Gogh, seniman legendaris yang kemungkinan menderita gangguan bipolar dan terdiagnosis setelah wafat. Peringatan ini diinisiasi oleh IBPF bersama Asian Network of Bipolar Disorder (ANBD), dan International Society for Bipolar Disorder (ISBD).

Visi Hari Bipolar Sedunia adalah membawa kesadaran dunia akan gangguan bipolar dan menghapuskan stigma sosialnya. Melalui kolaborasi internasional cita-cita Hari Bipolar Sedunia adalah memberikan informasi kepada seluruh populasi masyarakat dunia tentang gangguan bipolar sehingga dapat mengedukasi dan meningkatkan kepekaan terhadap hal tersebut.

Menyadur dari National Institute of Mental Health melalui nimh.nih.gov, penyakit bipolar adalah sebuah penyakit mental yang menyebabkan pergantian mood, energi, level aktivitas, dan kemampuan mengerjakan tugas sehari-hari secara drastis. Terdapat tiga tipe gangguan bipolar yaitu gangguan bipolar tipe I, tipe II, dan gangguan siklotimia.

Diagnosisnya tentu harus dilakukan oleh profesional. Ketiga tipe gangguan bipolar tersebut melibatkan perubahan mood atau suasana hati, energi, dan tingkat aktivitas secara jelas. Suasana hati ini berkisar dari periode perilaku yang sangat "up" seperti gembira, mudah tersinggung, atau bersemangat (dikenal sebagai episode manik) hingga sangat "down" seperti sedih, acuh tak acuh, atau putus asa (disebut episode depresif). Periode manik yang tidak terlalu parah dikenal sebagai episode hipomanik.

Sesuai dengan tema #BipolarTogether yang diusung tahun ini, ada beberapa aspek gangguan bipolar yang penting untuk dimengerti sehingga kita dapat membatu melawan stigma sosial yang buruk:

1. Gangguan bipolar mempengaruhi setiap aspek kehidupan

Mungkin cukup sulit memahami gangguan bipolar yang diderita oleh seseorang karena penyakit ini tidak terlihat. Namun, gangguan bipolar dapat mempengaruhi hubungan, pekerjaan, dan segala hal di kehidupan sehari-hari.

2. Gangguan bipolar bisa disebabkan oleh banyak hal dari genetik sampai peristiwa di kehidupan

Ilmuwan menemukan bahwa tidak ada sebab tunggal baik perubahan genetik, peristiwa, atau kelainan pada aspek kimiawi otak yang menjadi akar penyebab gangguan bipolar. Banyak gangguan bipolar terjadi karena dipicu kombinasi beberapa kondisi biologis dan faktor lingkungan.

3. Gangguan bipolar jarang terjadi tanpa gangguan lain

Gangguan bipolar kadang tidak hanya melibatkan gangguan psikologis, namun kondisi fisik juga dapat mengikuti seperti gangguan metabolisme dan migrain.

4. Setiap gangguan bipolar berbeda

Gangguan bipolar seperti halnya sidik jari, tidak semua orang akan memiliki gejala yang persis sama dan diagnosis dapat sangat beragam. Namun ada tipe-tipe utama yang telah disebutkan di atas.

5. Gangguan bipolar dapat mengancam kehidupan dan dukungan sangatlah penting

Diperkirakan 1 dari 5 orang terdiagnosis gangguan bipolar mati karena bunuh diri. Oleh karena itu Hari Bipolar Sedunia adalah sebuah kesempatan untuk menunjukkan bahwa penderita bipolar dengan hari-hari yang penuh tantangan tidak sendirian menghadapi kondisi itu.

Mari semakin tingkatkan perhatian terhadap gangguan bipolar dan tunjukkan kepedulian pada mereka yang mengalami gangguan bipolar. Hidup dengan bipolar mungkin tidak mudah, namun akan selalu ada harapan seperti yang pernah dituliskan oleh van Gogh, "The beginning is perhaps more difficult than anything else, but keep heart, it will turn out all right."

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak