Di balik sebuah kesuksesan, pasti ada perjuangan di belakangnya yang jarang orang lihat. Banyak orang memulai bisnis karena tergiur kesuksesan orang lain, tanpa tahu proses jatuh bangun yang dilalui di balik kesuksesan tersebut.
Karena yang dilihat hanya kesuksesan orang lain, ketika dihadapkan pada kegagalan orang akan merasa terpuruk, bahkan putus asa. Padahal, hal itu pula yang dilalui orang-orang sebelum sampai pada sebuah kesuksesan.
Di buku Madesu; Masa Depan Sukses ini, kita disuguhi jalan panjang yang dilalui Danu Sofwan, Funder dan CEO Randol alias @radjacendol sebelum sampai pada kesuksesan seperti sekarang.
Danu membangun kerajaan bisnis unik, yakni berjualan minuman tradisional berupa cendol. Hanya dalam waktu 3 tahun, Danu kini menjadi salah seorang pengusaha muda sukses di Indonesia yang memiliki lebih dari 780 titik outlet yang tersebar di 34 provinsi.
Produk usahanya mendapat penghargaan sebagai The Best Innovative Traditional Drinks 2015 dari Kementerian Koperasi dan UMKM RI. Selain itu, ia juga mendapatkan penghargaan Best Entrepreneur Award 2015 dan Markeeters Youth of The Year 2016. Namun, apa saja yang dilalui Danu sebelum akhirnya sampai pada titik tersebut?
Perjalanan Danu diawali dari kondisi sulit. Keluarganya bangkrut pada tahun 2005 dan dua tahun kemudian, ayahnya meninggal. Berbekal ijazah SMA, Danu melamar ke berbagai perusahaan, namun tak ada yang menerimanya.
“Madesu” alias “Masa Depan Suram” merupakan kata-kata yang selalu terngiang di telinga Danu mengingat kondisinya saat itu. Namun, suatu ketika, Danu mengubah cara berpikirnya. Karena memiliki sifat egois, keras kepala, dan bandel, Danu mentrasformasikan sifat-sifat negatif tersebut menjadi semangat positif untuk bisa mendapatkan uang dari keringat sendiri.
Berbekal sedikit uang yang tersisa selepas ayahnya meninggal, Danu meminta izin ibunya untuk memulai usaha berjualan sepatu. Namun, sejak awal memulai bisnis, ia sudah dihadapkan kejadian pahit. Karena belum pengalaman, ia menjadi korban penipuan dan uang sisa tersebut hilang begitu saja.
Karena uang habis, Danu berpikir bagaimana bisa berdagang tanpa modal. Ia menemui teman dari ayahnya yang berjualan jam tangan. Ia memfoto jam-jam tersebut dan menawarkannya pada teman-temannya. Pelan tapi pasti, beberapa mulai memesan.
Dari penghasilan tersebut, Danu merambah ke aksesoris lainnya, seperti sepatu, baju, dan gelang. Dari reseller, Danu naik pangkat menjadi distributor. Dengan kegigihannya, ia berhasil menjadi salah satu distributor besar dengan ratusan reseller di seluruh Indonesia.
Suatu ketika, setelah melakukan riset di internet dan buku, Danu menemukan ide berjualan minuman tradisional berupa cendol. Cendol adalah minuman khas Indonesia yang masuk daftar 50 minuman terlezat di dunia via CNN.
“Ada rasa takjub yang saya rasakan setelah mencari tahu tentang cendol lebih jauh,” tulis Danu. Menurutnya, anak muda harus turut menjaga warisan nenek moyangnya, termasuk minuman tradisional. Sejak saat itulah, Danu mantap memulai usaha cendol (halaman 108).
Siapa sangka, cendol yang mengantarkan Danu menjadi pengusaha muda sukses dengan berbagai penghargaan. Bayangan “Masa Depan Suram” yang pernah membayanginya sudah berubah menjadi Masa Depan Sukses! Tentu, Danu masih menghadapi berbagai tantangan. Namun, berkat kegigihan, kreativitas, inovasi, jaringan, dan kesabaran tiada habisnya, Danu akhirnya sampai pada kesuksesan.