Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh keistimewaan bagi umat Islam diseluruh dunia. Ramadhan selalu dinantikan karena banyak peristiwa penting yang terjadi didalamnya. Salah satunya adalah malam turunnya Al-Qur'an atau yang sering dikenal dengan malam Nuzul Qur'an. Umat Islam seluruh dunia selalu antusias menyambut malam Nuzul Qur'an yang jatuh pada malam 17 Ramadhan.
Peristiwa penting ini dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah:185 yang artinya "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."
Peristiwa Nuzul Qur'an memiliki 3 hikmah sebagai berikut:
1. Sebagai Momentum Mengingat Kembali Peristiwa Turunnya Al-Qur'an
Dengan diperingatinya malam Nuzul Qur'an kita dapat mengingat kembali peristiwa turunnya Al-Qur'an. Dalam sejarah islam, malam Nuzul Qur'an adalah pertama kalinya turun wahyu atau ayat dalam kitab suci umat islam. Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 hari 22 bulan. Pada malam itu, Nabi Muhammad SAW sedang bertahannus, menyendiri di Gua Hira dengan rasa prihatin terhadap kondisi lingkunganya yang menyembah berhala dan datanglah malaikat jibril membawa wahyu pertama. Wahyu pertama yakni Al Qur'an surat Al Alaq ayat 1 - 5. Ayat pertama berbunyi:
Artinya:Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Inilah yang disebut Nuzul Qur'an yaitu peristiwa turunnya ayat pertama Al-Qur'an. Melalui malam Nuzul Qur'an kita dapat menyusukuri nilai-nilai kehidupan islam dan merasakan nikmat memeluk islam.
2. Mendekatkan Diri dengan Membaca Al-Qur'an
Ketika Wahyu pertama yang turun melalui malaikat jibril, Nabi Muhammad diperintahkan untuk membaca. Dengan kepatuhannya Nabi Muhammad SAW ikut membaca apa yang dibaca oleh malaikat Jibril. Meski saat itu Nabi Muhammad SAW tidak bisa membaca. Peristiwa ini mengingatkan kita bawa ayat pertama ini memerintahkan kita untuk membaca dan mempelajari ilmu pengetahuan.
Terkhusus dibulan Ramadhan ini harus banyak mendekatkan diri kepada Al-Qur'an dengan membaca, mengkaji dan mengamalkan isi Al-Qur'an. Sebagaimana yang dijelaskan QS Al-Isra: Ayat 82 yang artinya "Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidak lah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian."
3. Mengamalkan Petunjuk yang Terkandung dalam Al-Qur'an
Kondisi lingkungan Nabi Muhammad ketika turunnya Al-Qur'an sering dikenal dengan zaman kebodohan, karena pendidikan masyarakat saat itu sangat minim. Bahkan ketidak adilan, kecurangan dan kefoya-foyaan yang sangat memprihatinkan. Al-Qur'an yang turun pada malam Nuzul Qur'an menjadi penerang bagi umat manusia untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Al-Qur'an tidak hanya menjadi penawar berbagai penderitaan tapi mengandung petunjuk kehidupan, baik dalam kehidupan sosial maupun kehidupan ekonomi. Seperti halnya dikehidupan sekarang yang semakin miris. Nilai-nilai kehidupan dan petunjuk Al-Qur'an hampir ditinggalkan. Jangankan mengkaji Al-Qur'an, membacanya pun kadang sudah jarang dilakukan. Oleh karena itu melalui bulan Ramadhan dan malam Nuzul Qur'an ini kita tingkatkan lagi kedekatan kita kepada Al-Qur'an dengan mengkaji dan mengamalkan isi dan kandungan Al-Qur'an.