Entah sudah berapa nama artis yang kini telah menciptakan uang digital mereka sendiri. Mulai dari Anang dengan token ASIX, Wirda Mansur dengan I-Coin, dan pasangan Rizky-Lesty dengan Leslar Coin. Bisa dipastikan beberapa artis lain juga pasti bakalan merilis uang digital mereka sendiri. Bahasa kasarnya, ikut-ikutan.
Tapi nggak apa-apa. Namanya juga bisnis, wajar saja. Tren uang digital artis ini mengingatkan saya dengan tren kue para artis yang tahun kemarin sempat booming. Mungkin antara rentang 2015-2019, kue artis benar-benar merajalela. Anda semua tentu sudah hafal beberapa nama bisnis kue artis.
Namun sayangnya, tren kue mulai ketinggalan dan artis lain beralih ke bisnis lain. Kebetulan dulu saya suka sekali menonton review kue artis di Youtube. Dan dari situ saya menemukan tiga kesalahan yang dilakukan para artis saat mengeksekusi bisnis kue mereka.
Sebelumnya tidak ada niat menjelek-jelekkan artis atau bisnis mereka ya, ini merupakan analisa liar saya sebagai penonton dan penggemar artis. Saya tidak ada dendam pribadi atau benci kok sama artis. Justru saya senang melihat mereka di layar kaca.
Berikut tiga kesalahan artis saat membuka bisnis kue.
1. Jual nama
Pertama yang paling mudah dan lumayan sering saya temukan di konten review kue artis, jual nama sudah menjadi poin pertamanya. Ya nggak heran sih, ‘nama’ para artis ini kan memang mengundang cuan yang mantap.
Sudah ratusan artis diluar sana yang memiliki banyak fans yang mengidolakan. Fans atau para penggemar ini siap mendukung tindakan mereka, termasuk dalam berbisnis kue. Disaat artis buka toko kue, disitulah penggemar akan memborong. Apapun rasa dan berapapun harga tidak jadi soal, yang penting bisnis artis kesukaan mereka berjalan lancar.
Masalahnya tidak semua artis memberikan impact sebagaimana karirnya sebagai artis. Maksudnya begini, artisnya memiliki karir yang cemerlang nan sukses. Tapi kue jualannya tidak secermelang dan sesukses itu. Ada saja kurangnya kayak harga terlalu tinggi dan citara kue yang kadang membingungkan. Iya, paham kok bahwa setiap hal itu pasti ada kekurangannya.
Namun dalam berbisnis, totalitas itu adalah unsur yang tak boleh dilewatkan. Jika bisnis kue artis hanya jual nama, bisa dipastikan tidak akan terlalu ramai pembeli.
2. Pastry yang membingungkan
Sejak menonton berbagai review kue artis di beberapa channel Youtube, ada satu komponen di kue artis yang cukup membuat perasaan saya campur-aduk. Antara gemas, bingung, dan greget. Komponen yang saya maksud adalah pastry. Jujur sampai hari ini saya masih tak bisa mendefinisikan pastry seperti apa. Kalau menurut mbah Google, pastry adalah adonan produk roti yang teksturnya kering, namun juga bisa selain itu.
Nah, di beberapa pengamatan saya, kue artis rata-rata menggunakan pastry yang membuat saya bingung dengan konsepnya! Ada yang meletakkan pastry di tengah bolu dan selai. Kalau pastry tersebut renyah, oke-oke saja. Masalahnya terkadang pastry itu sudah layu. Sudah lempem. Anda yang suka bikin kue tentu lebih paham maksud saya.
Ada juga beberapa artis yang membuat bolu gulung dengan isian pastry berselai! Ini sangat melawan hukum alam. Kebayang nggak jika pastry itu lempem? Aduh pas masuk mulut sudah nggak nyaman banget pasti lidah kita. Oke deh, memang inovasi itu hal baik. Tapi mohon diperhatikan lagi konsep pastry tersebut.
3. Harga yang tidak sinkron dengan rasa dan bentuk
Apapun jenis makanan, rasa tetaplah hal utama yang menjadi penilaian. Terkadang ungkapan ‘penampilan tidak perlu, rasa nomor satu’ itu ada benarnya juga. Sebelumnya saya peringatkan dulu. Berdasarkan analisis saya, kue artis bukan untuk kaum mendang-mending. Sebab rata-rata kue artis dibanderol dengan harga sekitaran 30-50 ribuan. Bahkan ada yang diatas itu.
Khusus masyarakat sultan, ini bukan masalah. Tapi khusus untuk kaum mendang-mending, satu kue artis bisa untuk lima kali makan sehari. Hanya saja, kadang harga tidak sesuai dengan rupa!
Ada yang memasang harga diatasi lima puluh, tapi rasanya kurang. Bahkan ada yang sedikit eneg. Ada juga yang ukuran kuenya sangat memprihatinkan, beberapa komponen kue juga tidak memberikan hasil yang positif. Kalau harga mahal tapi kualitas mantap, maka tidak apa-apa. Tapi kalau harga mahal kualitas murah, ya sama saja nggak. Mending anda ngewarteg atau beli nasi Padang.
Sekali lagi ditekankan, tiga kesalahan diatas berdasarkan subjektivitas saya sebagai penonton review kue artis di beberapa channel Youtube food vlogger Indonesia. Walaupun begitu, overall kue artis ini enak-enak saja. Para artis tetap berupaya memberikan citarasa terbaik di setiap bisnis kue mereka.
Bisnis kue artis yang saya lihat banyak mendapat respon positif itu adalah bisnis kuenya Mbak Titi Kamal yang bernama Vava Cake. Banyak food vlogger yang mengatakan bahwa kuenya sangat worth it dari segi harga, packaging, dan citarasa.