Hadapi Hidup dengan Optimistis: Ulasan Buku Love and Happiness

Hayuning Ratri Hapsari | Untung Wahyudi
Hadapi Hidup dengan Optimistis: Ulasan Buku Love and Happiness
Buku Love and Happiness (Dok. pribadi/untungwahyudi)

Percaya atau tidak, setiap orang akan mengalami kegagalan dalam hidup. Orang yang telah lama menjalin hubungan asmara, misalnya, kadang mengalami kegagalan dan tak kunjung menuju ke pelaminan. Biasanya ada banyak alasan seperti kendala restu orangtua, ketidaksamaan tujuan atau persepsi dalam menjalani suatu hubungan, dan semacamnya. Sehingga, rencana untuk menjalani kehidupan rumah tangga pun tidak tercapai.

Yasmin Mogahed juga pernah mengalami banyak kegagalan dan kesulitan dalam hidup. Perjalanan hidupnya tak selalu mulus. Ada saja cobaan dan rintangan setiap melakukan suatu hal. 

Tips sederhana dari Yasmin adalah, jangan sampai kita mandek atau pikiran buntu ketika ditimpa sebuah kesulitan. Kita harus yakin bahwa kesulitan akan senantiasa ada dalam hidup semua orang. Seorang mahasiswa, misalnya. Sebelum menggondol titel sarjana, dia harus belajar dengan semangat, menyelesaikan tugas-tugas kuliah, hingga mengerjakan tugas akhir yang tidak mudah. Untuk mencapai keinginannya sebagai sarjana, ia harus bisa menjalani dan menghadapi setiap kesulitan yang mengadang di depannya.

Yasmin Mogahed (2018) menegaskan, saat kita dilanda kesulitan dan tergoda untuk menyerah, yang perlu dilakukan adalah menyiapkan hati dan pikiran dengan tenang. Selalu ingatkan diri bahwa kita sudah ada sebelum kesulitan itu ada—maka kita akan terus ada ketika kesulitan itu telah terlewati.

Bersyukur atas Segala Nikmat

Dalam surat Ibrahim Allah berfirman dalam Al-Quran yang artinya, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”

Kutipan di atas menjelaskan bahwa, Allah akan menambahkan nikmat hamba-Nya yang bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Sudah begitu banyak nikmat hidup yang kita rasakan. Tidak hanya berupa harta benda, kekayaan yang berlimpah, tetapi juga berupa nikmat sehat.

Coba bayangkan seandainya nikmat sehat kita dicabut oleh Allah. Sebanyak apa pun uang dan harta yang kita punya, semua itu seolah tidak ada gunanya. Hal ini menunjukkan betapa nikmat sehat itu harus disyukuri. Karena, dengan tubuh yang sehat, kita bisa bekerja dengan baik dan semangat. Dengan fisik yang kuat, kita bisa lebih meningkatkan ibadah seperti shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lainnya.

Dalam bab lain, Yasmin Mogahed menjelaskan, kehampaan akan melingkupi kita hingga kita menyadari bahwa keselamatan ada dalam rasa syukur. Bersyukur merupakan bentuk terima kasih kita kepada Allah yang Maha Pemurah. Jangan sampai kita lupa untuk memanjatkan rasa syukur atas segala nikmat-Nya yang begitu melimpah.

Dengan meningkatkan rasa syukur, kita senantiasa dilimpahi rahmat, cinta, dan kebahagiaan dalam hidup. Buang rasa sedih dan galau yang mengganggu aktivitas sehari-hari kita. Tak ada guna berputus asa karena Allah tidak menyukai hamba-hamba-Nya yang gampang menyerah. Sebaliknya, Allah bersama orang-orang yang sabar. Innallaha ma’a al-shabirin.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak