Bagi saya pribadi, K.H. Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur merupakan sosok fenomenal dan sangat istimewa. Meski telah tiada, tetapi ide serta pemikiran-pemikirannya seolah tak lekang oleh waktu dan kisah hidupnya masih terus menjadi pembahasan yang menarik.
Guntur Wiguna dalam buku Koleksi Humor Gus Dur Paling Nyeleneh (Narasi, 2017) berusaha menguraikan puluhan humor segar yang sarat dengan pelajaran atau pesan berharga buat dipetik oleh para pembaca. Jika ada seorang tokoh besar di negeri ini yang dengan bersahaja bisa menertawakan dirinya sendiri, dia pastilah Gus Dur. Kiai lucu asal Jombang ini selama kurang lebih 30-an tahun hadir dan meramaikan negeri ini dengan pemikiran dan terutama dengan leluconnya.
Gus Dur hadir di tengah sebuah negeri yang ditakdirkan dengan kekayaan alam berlimpah dan tanah yang begitu subur, tapi tidak pernah menjadi kaya dan besar. Praktik korupsi, pelanggaran hukum dan HAM, penyalahgunaan kekuasaan, penindasan atas minoritas, dan kemiskinan bisa kita temukan di mana saja. Dan negeri itu dihuni orang-orang gila yang masih bisa tertawa di tengah segala himpitan hidup, tapi kadang juga bisa mengamuk dan menghunus pedang hanya untuk masalah yang teramat sepele seperti kakinya terinjak ketika menonton dangdut di alun-alun. Negeri itu bernama Indonesia (Koleksi Humor Gus Dur Paling Nyeleneh, halaman 11-12).
Gus Dur, sebagaimana diungkap oleh penulis buku ini, adalah penderita obesitas atau penyakit kegemukan yang akut. Bukan obesitas dalam arti yang sebenarnya, melainkan obesitas akibat terlalu banyak ilmu dan buku yang dilahapnya. Latar belakang keluarga dan pengalamannya menimba ilmu keliling dunia menjadikannya pribadi yang unik.
Ciri khas Gus Dur yang paling utama adalah rasa humor yang dimiliki. Hampir dalam setiap kesempatan beliau selalu menyelipkan humor. Misalnya, pada saat seminar tentang Sunan Drajat di Surabaya beliau mengatakan, “Pak Ruslan Abdulgani itu punya gelar doktor honoris causa. Kalau Pak Soedomo (mantan Pangkopkamtib) dijuluki doktor hororis causa karena ditakuti, lha kalau saya cukup doktor humoris causa,” kata Gus Dur yang di sambut gelak tawa hadirin (Koleksi Humor Gus Dur Paling Nyeleneh, halaman 43).
Lewat buku Koleksi Humor Gus Dur Paling Nyeleneh, pembaca bisa menyelami kembali pemikiran dan lelucon almarhum Gus Dur, sosok yang layak dijadikan sebagai panutan bagi banyak orang dari berbagai agama, suku, dan latar belakang kehidupan yang beragam.