Ulasan Buku Cinta Sang Abdi Ndalem: Lika-liku Percintaan di Pesantren

Hernawan | Niam At Majha
Ulasan Buku Cinta Sang Abdi Ndalem: Lika-liku Percintaan di Pesantren
Buku Cinta Sang Abdi Ndalem (dok.pribadi/niamatmajha)

"Kau bisa mengelak untuk mengatakan cinta dari mulutmu, tapi tidak dengan tatapan dan senyuman itu."

Apabila ingin mengetahui perihal bagaimana kisah cinta di lingkungan pesantren, buku Cinta Sang Abdi Ndalem, dapat dijadikan referensi. Sebab novel tersebut menjelaskan perihal kisah cinta yang unik dan menggelitik.

Pasalnya, cinta di lingkungan pesantren sangatlah berbeda dengan lingkungan di luar sana. Mengingat pesantren adalah tempat untuk menempa ilmu-ilmu agama, jadi dalam urusan cinta pun harus diatur sedemikian rupa.

Kenapa bisa begitu? Pesantren sangat kental dengan ilmu ilmu agama tentu akan tabu dengan adanya cinta. Sebab bertemu dengan lawan jenis saja antara perempuan dan laki laki, ada peraturan khusus. Tak bisa sembarang bertemu atau bersapa. Maka ketika kita merasakan cinta di lingkungan pesantren harus memendamnya rapat rapat atau mengutarakan sekaligus ke jenjang pernikahan.

Bagaimana kisah cinta Amar yang notabene seorang Abdi Ndalem dengan gadis bernama Ishma Al Hana, putri seorang kiai. Di Pesantren Amar menjadi seorang santri. Sebab cinta datang itu tak dapat disalahkan, karena cinta itu soal hati. Akankah pesona bidadari Pesantren itu semakin meregut untuk hatinya Amar. Cinta yang tumbuh dalam diam dan kesendirian perlahan menguasai, keduanya harus terhalang oleh tradisi dan trah pesantren dengan gejolak hati yang teramat pelik.

Ishma Al Hana. Sebuah nama indah mengandung makna sang bidadari pemelihara kebahagiaan. Sudah saatnya kini ia menjaga kebahagiaan orang orang yang berjasa dalam hidupnya. Orang orang yang mencintai dan dicintainya, meskipun itu harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri. Bukankah jodoh, ajal, rejeki sudah ditulis di lauhul Mahfudz, saat manusia masih berada dalam kandungan. Seharusnya aku tak perlu risau, tapi tetap saja ikhlas itu berat. (Halaman 230)

Sebab dengan tradisi dan trah pesantren, maka cintanya Amar pada Ishma harus terhenti dulu. Ibaratnya mereka berdua sudah saling mencintai, saling merindui, tetapi cintanya terhalang tembok labirin pesantren yaitu status sosial dan trah keturunan, menjadi penghalang utama.

Novel basutan Elin Khanin ini, sangat mendetail menceritakan seluk beluk dunia pesantren, tentang bagaimana di kalangan pesantren apabila sedang jatuh cinta harus berkirim kabar dengan menggunakan secarik kertas. Selain itu, dalam Buku Cinta Sang Abdi Ndalem, menegaskan apabila cinta adalah segalanya. Hidup di dunia tanpa cinta tak ubahnya memasak menu makanan tanpa garam.

Di akhir cerita, pada akhirnya Isma Al Hana bisa menikah dengan Amar. Tokoh Amar yang digambarkan sebagai Abdi Ndalem di Pesantrennya Abahnya Ning Isma Al Hana.

Di dalam buku ini juga menegaskan apabila sudah jodoh tak akan lari ke mana-mana, dan pasti akan bertemu kembali, meskipun melalu rintangan dan halangan yang melintang. Bukankah setiap cinta harus diperjuangkan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak