Ulasan Buku Al Hikam Al Nabawiyyah

Candra Kartiko | Niam At Majha
Ulasan Buku Al Hikam Al Nabawiyyah
Buku Al Hikam Al Nabawiyah (Dok. Pribadi/niamatmajha)

Buku ini menjelaskan tentang perumpamaan menawan dari Rasullah dalam hadis-hadis sahih. Melalui buku ini Nabi Muhammad membuat banyak perumpamaan bagi umatnya dalam banyak kesempatan dan peristiwa, itulah tema besar dalam buku karya Samih Abbas ini. Tapi apa sebenarnya perumpamaan itu?

Perumpamaan adalah perkataan mulia atau bijak yang diungkapkan dengan peristiwa tertentu, tapi cara pengungkapannya diambil dari yang biasa berkembang luas di tengah-tengah perbincangan manusia. Lalu, ungkapan tersebut digunakan untuk menyebut apa saja yang memiliki keserupaan dengannya sehingga disebut perumpamaan. Perumpamaan ini juga bisa disebut sebagai kebijaksanaan yang berkembang luas atau nasihat bijak. (hal 12)

Salah satu contoh untaian hikmah dari Rasullah melalui perumpamaan yaitu dari sebuah hadis Al-Miqdad ibn Al A-Aswad, Demi Allah, aku mendengar Rasullah saw. bersabda,Orang yang bahagia adalah yang dijauhkan dari fitnah. Orang yang bahagia adalah yang dijauhkan dari fitnah. Orang yang bahagia adalah yang dijauhkan dari fitnah. Dan orang yang ditimpa bala namun dia sabar, sungguh mengagumkan,(HR. Abu Daud dan Ath-Thabrani).

Orang bahagia yang dimaksud dalam hadis ini adalah yang mendapatkan kemenangan karena menjaga agamanya sehingga ia bahagia dengan nikmat akhirat. Fitnah adalah ujian atau bala. Dengan fitnah ini maka akan dapat dibedakan antara orang yang baik dan orang yang buruk. Terkadang fitnah juga digunakan untuk menyebut masa yang di dalamnya kebenaran dan kebatilan bercampur, semua menjadi kacau sehingga manusia yang benar dan salah susah dibedakan. Pada masa tersebut standar adil dan bijak menjadi terbalik, sehingga orang yang bohong dianggap jujur, orang yang dipercaya berkhianat, yang hina dan murahan menjadi mahal, dan orang-orang bodoh berkuasa. Melalui penjelasan hadis di atas dapat kita simpulkan bahwa kita harus menjauhi negeri yang tertimpa fitnah dan menjauhi manusia jika kita berada di tempat tersebut. (hal 62)

Ada salah satu hadis dari Ibnu Ra Nabi Saw bersabda, jika seseorang mengfirkan saudaranya maka salah satunya telah menanggung dosa kekafirannya (Hr. Muslim). Menuduh kafir yang dimaksud disini adalah memanggil “wahai kafir” atau semisalnya, namu tidak disertai bukti atau dasar yang menguatkan.(hal 28).

Puluhan untaian hikmah dari Rasullah yang terrangkum dalam buku ini, ada yang menerangkan tentang mencari pendamping hidup, tentang belajar ikhlas dan terpenting banyak hadis-hadis yang dapat kita gunakan sebagai pegangan ketika kita hidup di dunia ini. Buku ini layak menjadi konsumsi umat Nabi Muhammad yang ingin meneladani kehidupanya.        

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak