Review Film Weapons: Horor Misteri yang Penuh dengan Teka-teki

Hayuning Ratri Hapsari | Ruslan Abdul Munir
Review Film Weapons: Horor Misteri yang Penuh dengan Teka-teki
Tangkap layar trailer film Weapons (YouTube/Warner Bros)

Setelah sukses besar dengan Barbarian, sutradara Zach Cregger kembali dengan Weapons, sebuah film horor misteri yang dirilis oleh Warner Bros. Pictures pada 8 Agustus 2025.

Film ini memberikan pengalaman menonton yang cukup unik dan membingungkan karena penonton serasa disuruh untuk memecahkan teka-teki dari serangkaian kejadian misterius yang terjadi.

Inti dari cerita film Weapons sangat mencekam, dalam satu malam, 17 anak dari kelas tiga SD yang sama menghilang dari rumah mereka tepat pukul 02:17 dini hari.

Satu-satunya anak yang tersisa adalah Alex, yang bungkam dan tampak sangat trauma. Misteri ini terungkap melalui serangkaian kisah yang saling terkait, masing-masing diceritakan dari sudut pandang penduduk kota kecil Maybrook yang dilanda duka.

Penonton diajak mengikuti perjalanan Justine Gandy (Julia Garner), guru para siswa yang hilang dan kini dikucilkan, serta Archer Graff (Josh Brolin), seorang ayah yang patah hati dan gigih mencari jawaban.

Alur cerita film ini juga melibatkan seorang polisi bermasalah (Alden Ehrenreich), seorang pecandu narkoba (Austin Abrams), dan kepala sekolah (Benedict Wong).

Melalui sudut pandang yang berbeda-beda, perlahan terkuak bahwa kejahatan kuno dan misterius menjadi akar dari hilangnya anak-anak tersebut.

Struktur naratif yang mengulang adegan dari perspektif yang berbeda menjadi ciri khas film ini, memungkinkan penonton secara bertahap merangkai kebenaran yang mengerikan.

Salah satu kekuatan utama film ini adalah atmosfer dan kengerian yang dibangun dengan sangat efektif. Cregger sekali lagi membuktikan kemampuannya dalam menciptakan suasana tegang dan mencekam.

Adegan-adegan menakutkan dalam film ini terasa kreatif dan benar-benar mengejutkan, terutama di bagian awal yang berhasil membangun rasa tidak nyaman.

Gaya penceritaan alur film juga menjadi daya tarik tersendiri. Menonton film ini membuat saya tiba-tiba menjadi seorang detektif, terus menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi dan siapa dalang di balik semua ini.

Film ini seperti teka-teki rumit yang membuat kita penasaran untuk melihat bagaimana semua kepingannya akan menyatu menjadi sebuah cerita yang utuh.

Jajaran pemain dalam Weapons juga patut diacungi jempol, dengan penampilan yang kuat dari Julia Garner dan Josh Brolin sebagai sorotan utama.

Pergantian perspektif memberikan kesempatan bagi setiap aktor untuk bersinar, meskipun beberapa karakter terasa lebih berkembang dibandingkan yang lain.

Selain itu, aspek visual dan sentuhan humor gelap dalam film ini juga patut diperhatikan. Sinematografi yang terkesan playful berhasil menarik perhatian penonton.

Meskipun mengangkat tema yang berat, Weapons juga memiliki humor gelap yang terasa absurd, memberikan sedikit jeda dari ketegangan, dan menjadi pembeda dengan film-film lainnya.

Namun, Weapons juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa karakter terasa kurang mendalam, lebih berfungsi untuk menggerakkan plot daripada menjadi individu yang sepenuhnya hadir dalam cerita. Hal ini terkadang membuat sulit untuk terhubung secara emosional dengan perjalanan mereka. 

Selain itu, akhir film yang penuh dengan kekerasan dan kekacauan mungkin membuat sebagian penonton merasa bahwa penyelesaian konflik emosionalnya tidak sekuat yang dijanjikan di awal.

Kalau kamu ingin mencari sebuah tontonan yang berbeda dari yang lainnya cobalah untuk menonton film Weapons ini. Film yang tidak hanya memberikan pengalaman menonton yang menakutkan, tapi juga menghibur dengan sedikit sentuhan humornya yang absurd.

Meskipun mungkin menurut saya ada beberapa kekurangan khususnya dalam hal kedalaman karakter, namun struktur cerita yang unik, penampilan kuat dari para pemain, dan adegan horor yang tak terlupakan menjadikannya tontonan wajib bagi kamu penggemar genre ini.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak