Ulasan Film Hanya Namamu Dalam Doaku: Drama Keluarga yang Mengaduk Emosi

Hayuning Ratri Hapsari | Ryan Farizzal
Ulasan Film Hanya Namamu Dalam Doaku: Drama Keluarga yang Mengaduk Emosi
Poster film Hanya Namamu dalam Doaku (IMDb)

Hari ini, 21 Agustus 2025, bioskop Indonesia diramaikan dengan penayangan perdana Hanya Namamu Dalam Doaku, sebuah film drama keluarga garapan Sinemaku Pictures yang langsung bikin penonton banjir air mata.

Disutradarai oleh Reka Wijaya, yang sebelumnya sukses dengan Bolehkah Sekali Saja Kumenangis, film ini menghadirkan kisah yang begitu manusiawi, penuh emosi, dan sarat makna.

Dengan deretan aktor papan atas seperti Vino G. Bastian, Nirina Zubir, Anantya Kirana, dan Naysila Mirdad, film ini bukan cuma tontonan, tapi juga pengalaman emosional yang bikin aku merenung tentang cinta, pengorbanan, dan pentingnya komunikasi dalam keluarga. Yuk, kita ulas dan apa sih yang bikin film ini spesial!

Hanya Namamu Dalam Doaku mengisahkan kehidupan Arga (Vino G. Bastian), seorang suami dan ayah yang tampak punya keluarga harmonis bersama istri, Hanggini (Nirina Zubir), dan putri semata wayang mereka, Nala (Anantya Kirana).

Kehangatan keluarga kecil ini digambarkan dengan begitu manis di awal film, bikin kita ikut tersenyum melihat chemistry mereka. Tapi, plot twist datang ketika Arga mulai berubah: dia jadi tertutup, sering menyendiri, dan kehilangan semangat.

Hanggini mulai curiga, apalagi ketika Marissa (Naysila Mirdad), mantan pacar Arga dari masa SMA, muncul kembali dalam hidup mereka. Kecurigaan Hanggini memuncak, tuduhan perselingkuhan dilontarkan, dan rumah tangga mereka pun di ujung tanduk.

Di tengah konflik yang memanas, terungkap bahwa Arga menyimpan rahasia besar: dia didiagnosis mengidap ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), penyakit saraf progresif yang perlahan melumpuhkan tubuhnya.

Arga memilih bungkam demi melindungi keluarganya dari kesedihan, tapi keputusan ini justru memicu kesalahpahaman yang nyaris menghancurkan ikatan mereka.

Cerita ini nggak cuma soal penyakit, tapi juga tentang bagaimana komunikasi yang buruk bisa bikin hubungan yang tadinya kuat jadi rapuh. Kisahnya terasa nyata banget, apalagi buat yang pernah ngalamin konflik keluarga atau merasa sulit jujur soal masalah pribadi.

Ulasan Film Hanya Namamu Dalam Doaku

Salah satu adegan di film Hanya Namamu dalam Doaku (IMDb)
Salah satu adegan di film Hanya Namamu dalam Doaku (IMDb)

Vino G. Bastian dan Nirina Zubir adalah jantungan dari film ini. Vino, sebagai Arga, sukses banget memerankan sosok ayah yang berjuang dalam diam. Mimik wajahnya, dari tatapan penuh cinta sampai keputusasaan yang dipendam, bikin penonton ikut ngerasain beban batinnya.

Nirina, di sisi lain, menghidupkan Hanggini dengan emosi yang begitu autentik. Adegan-adegan dia marah, kecewa, tapi tetap sayang sama Arga bikin kita ngerasa campur aduk. Reuni mereka setelah 21 tahun sejak 30 Hari Mencari Cinta terasa nostalgic dan membuktikan chemistry mereka masih kuat banget.

Anantya Kirana sebagai Nala juga nggak kalah mencuri perhatian. Dia berhasil memerankan remaja yang terjebak dalam konflik orang tua dengan penuh kedalaman. Nala bukan cuma “penutup” cerita, tapi punya sudut pandang sendiri yang bikin kita ngerasa empati sama posisinya sebagai anak.

Naysila Mirdad sebagai Marissa juga nggak sekadar pemanis cerita. Karakternya kompleks, bukan cuma “orang ketiga” klise, tapi punya peran penting dalam membuka tabir rahasia Arga.

Pemain pendukung seperti Ge Pamungkas, Dinda Kanya Dewi, Enno Lerian, dan penampilan spesial Slamet Rahardjo juga menambah warna cerita dengan akting yang solid.

Sutradara Reka Wijaya berhasil menghadirkan cerita yang personal banget. Katanya sih, film ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya, dan itu kelihatan dari cara dia menggambarkan emosi yang sunyi tapi mendalam.

Riset selama lebih dari setahun soal ALS, melibatkan dokter, pasien, dan komunitas, bikin penggambaran penyakit ini terasa realistis tanpa terasa lebay. Film ini bukan cuma menjual kesedihan, tapi juga edukasi tentang ALS dan peran caregiver, yang jarang dibahas di perfilman Indonesia.

Sinematografinya juga patut diacungi jempol. Adegan-adegan intim keluarga digambarkan dengan warna-warna hangat, kontras dengan momen konflik yang lebih kelam dan dingin.

Lagu tema “Berpayung Tuhan” dari Nadin Amizah jadi pelengkap sempurna, bikin suasana makin haru. Setiap nada lagunya seolah ngomongin perjuangan Arga dan keluarganya dengan cara yang subtle tapi ngena.

Meski hampir sempurna, ada beberapa bagian yang mungkin terasa sedikit lambat, terutama di pertengahan film saat konflik masih dibangun. Jujur sih kurasa endingnya agak prediktabel, tapi cara eksekusinya tetap bikin mewek, jadi nggak terlalu mengurangi impact.

Hanya Namamu Dalam Doaku adalah film yang nggak cuma menghibur, tapi juga ngajak kita introspeksi. Film ini ngingetin kita bahwa cinta itu nggak selalu harus lantang, tapi kadang justru hadir dalam diam—meski itu juga bisa nyakitin kalau nggak dikomunikasikan.

Pesan tentang kejujuran, pengorbanan, dan kekuatan doa bikin film ini relevan buat semua, apalagi yang sudah berkeluarga. Buat yang lagi nyari tontonan yang bikin hati hangat sekaligus perih, film ini wajib banget masuk watchlist.

Jadi, siap-siap bawa tisu ke bioskop mulai 21 Agustus 2025! Ikuti terus info terbaru soal film ini di Instagram @sinemaku_pictures atau @hanyanamamaudalamdoaku.film.

Oh ya, pastikan pesan tiket lebih awal di aplikasi resmi bioskop seperti CGV, XXI, atau TIX ID, soalnya film ini diprediksi bakal ramai banget.

Hanya Namamu Dalam Doaku bukan cuma film, tapi cermin buat kita ngeliat betapa berharganya keluarga dan kejujuran dalam hidup. Jangan sampai kelewatan ya, Sobat Yoursay!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak