Menjadi Kasus yang Tak Pernah Surut, Begini Cara Menghadapi Pelecehan Secara Verbal

Ayu Nabila | Winda Luthfia
Menjadi Kasus yang Tak Pernah Surut, Begini Cara Menghadapi Pelecehan Secara Verbal
Ilustrasi pelecehan verbal. [Suara.com/Eko Faizin]

Pelecehan verbal mungkin nampaknya bukan masalah besar seperti kekerasan fisik, akan tetapi dapat hal tersebut dapat menyebabkan luka dan trauma jangka panjang bagi korbannya. Meskipun pelecehan verbal tidak memiliki dampak fisik, hal itu sama dengan pelecehan fisik, dan tidak kalah seriusnya. Pelecehan verbal dapat dilakukan oleh siapa saja dalam hidup kamu, mulai dari orang tua, rekan kerja, hingga teman.

Apa itu pelecehan verbal?

Pelecehan verbal adalah tindakan atau interaksi di mana seseorang dirugikan oleh kata-kata orang lain. Hal itu bisa dilakukan secara terang-terangan atau pun secara halus, dan sulit dimengerti secara langsung.

Berikut adalah beberapa contoh pelecehan verbal:

  • Ejekan dan hinaan, seperti pemanggilan nama
  • Kritik yang tidak membangun
  • Ancaman
  • Gaslighting

Tanda-tanda saat kamu dilecehkan secara verbal

Jika salah satu hal di atas terjadi dalam salah satu hubungan kamu, kemungkinan besar kamu mengalami pelecehan verbal. Cara termudah untuk mengetahui apakah kamu dilecehkan secara verbal adalah berdasarkan bagaimana perasaanmu setelah berinteraksi dengan seseorang itu?

Jika interaksi kamu dengan orang tersebut terkadang atau sering meninggalkan perasaan kecewa, sedih , malu , bersalah , ataupun tertekan, hal tersebut adalah pertanda baik bahwa mereka tidak terlalu baik kepada kamu, dan bahkan mungkin berperilaku kasar secara verbal terhadapmu.

Memahami niat pelaku pelecehan verbal

Penting untuk diketahui bahwa pelecehan verbal dapat terjadi secara tidak sengaja. Keputusan untuk berperilaku merugikan orang lain, tidak perlu ada saat seseorang tersebut berperilaku kasar.

Misalnya, seseorang mungkin berpikir kata-kata dan hinaan mereka menguatkanmu atau membuat kamu agar lebih kuat.

Jadi pelaku pelecehan verbal tersebut terkadang memiliki macam-macam motif, diantaranya mereka mungkin ingin memotivasimu, namun sebenarnya mereka tidak tahu bagaimana caranya. 

Selain itu, mungkin juga mereka yang melecehkan dan bersikap buruk terhadapmu karena iri padamu, atau mungkin tidak ada hubungannya sama sekali denganmu, mereka hanyalah orang yang kasar secara verbal. Tapi, sekali lagi, niat seseorang berperilaku buruk tidak relevan dengan hasil dalam situasi ini.

Cara menangani pelecehan verbal

Lihatlah, bagaimana kamu dapat menangani pelecehan verbal tersebut, mengetahui seseorang yang memang berniat melecehkanmu atau hal tersebut dilakukannya bukan karena niat memang terkadang sulit diketahui. Namun, berikut adalah langkah-langkah yang harus kamu lakukan, jika mengalami pelecehan verbal:

1. Berterus terang dengan sang pelaku

Langkah pertama dan terpenting yang harus diambil ketika kamu mengalami pelecehan verbal adalah berterus terang secara langsung kepada orang tersebut jika mereka telah berperilaku kasar dan sesuatu yang mereka katakan telah berdampak buruk bagi kamu. Hal tersebut dapat dilakukan ketika posisi kamu memang aman untuk melakukannya. Jika orang yang melecehkanmu secara verbal berada dalam posisi berkuasa atas kamu, seperti atasanmu, mungkin kamu akan tidak aman untuk mengatakannya secara langsung. Dalam hal ini, ada baiknya kamu mendiskusikannya dengan pihak netral yang aman terlebih dahulu, seperti dengan atasan di kantormu yang lain. 

2. Gunakan bahasa yang jelas untuk menuntut pelaku berhenti

Mungkin kamu akan mengalami ketakutan saat berbicara dengan sang pelaku. Namun sebaiknya kamu harus bersikap tegas untuk meminta mereka berhenti berperilaku kasar terhadapmu. Semakin jelas kamu saat meminta, semakin mudah bagi orang tersebut untuk menyangkal bahwa mereka berperilaku kasar. Ingat, seseorang yang kasar secara verbal mungkin tidak tahu bahwa mereka berperilaku seperti itu, dan mungkin mereka akan merasa tidak disengaja. 

3. Tidak terlibat secara langsung

Ketika seseorang bersikap jahat kepada kita, wajar jika ingin dibalas dengan kejam. Jika kamu terbakar emosi, hal ini hanya akan meningkatkan pelecehan verbal yang akan kamu dapatkan. Selain itu, pelaku bisa saja malah memutar balikkan fakta. Maka, lakukan yang terbaik untuk tidak terlibat langsung dengan urusan pelaku. 

4. Tetap bersikap tenang

Bersikap tetap tenang setelah dilecehkan memanglah sulit. Namun, itulah cara terbaik untuk menghadapi orang yang telah berbuat kasar, karena kekesalan dan rasa amarahmu yang meledak-ledak justru dapat memperburuk situasi. Agar tetap tenang, kamu bisa mengatur pernapasanmu saat berinteraksi dengan orang tersebut sebelum mulai berbicara.

5. Menetapkan dan menegaskan batasan interaksi dengan pelaku

Hal ini harus dilakukan secara tegas dengan konsekuensi yang jelas, sebagai langkah penting berikutnya saat kamu menghadapi pelecehan verbal. Selain itu, ketika batas yang telah kamu tetapkan tetap dilanggar, tetap lakukan yang terbaik agar kamu tetap tenang.

Apa yang harus kamu lakukan jika pelecehan verbal tersebut tidak berhenti?

Pelecehan verbal dapat berlanjut bahkan jika kamu sudah mencoba untuk tetap tenang, meminta itu tidak terjadi, dan menetapkan dan menegakkan batasan di sekitarnya.

Berikut adalah beberapa pilihan, jika pelecehan verbal tersebut tidak berhenti:

1. Pergi

Jika terdapat pilihan untuk meninggalkan pelaku secara fisik, maka pergilah. Jika keadaannya tidak memungkinkan untukmu, paling tidak kamu harus menjauhkan diri dari orang-orang, terutama sang pelaku, dengan menikmati ruang sendiri untuk beberapa waktu.

2. Mengakhiri hubungan

Ketika sudah membuat batasan lalu menjauh tidak berpengaruh pada pelecehan verbal yang menimpamu, jika memungkinkan kamu bisa mengakhiri hubungan dengan orang-orang yang terlibat denganmu.

3. Meminta bantuan pihak lain

Jika kamu tidak dapat mengakhiri hubungan dengan pelaku kekerasan verbal karena keadaannya di luar kendalimu, atau jika pelaku tidak mau meninggalkan, terus melecehkan atau membuntuti setelah kamu mengakhiri hubungan, yang perlu kamu lakukan adalah meminta bantuan dari pihak lain, seperti: 

  • Call Center SAPA 129
  • Komnas Perempuan dengan pengaduan lewat email [email protected]
  • Komnas HAM dengan pengaduan lewat website https://pengaduan.komnasham.go.id/home/pengaduan-online atau melakukan konsultasi melalui nomor 08111129129
  • Lembaga Bantuan Hukum (LBH) terdekat, atau pun
  • Polisi setempat 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak