Merawat Ingatan: Rekam Jejak Sejarah WEL-1, Pesawat Bermesin Pertama Buatan Indonesia

Ayu Nabila | zahir zahir
Merawat Ingatan: Rekam Jejak Sejarah WEL-1, Pesawat Bermesin Pertama Buatan Indonesia
Pesawat WEL-1 (DocPribadi/ E-Book Dari Blitar Ke Kelas Dunia)

Sepanjang sejarah kedirgantaraan Indonesia, tercatat beberapa pesawat yang dihasilkan dari beragam kerjasama dengan pihak luar maupun hasil buatan anak-anak bangsa secara mandiri. Salah satu pesawat yang bisa dibilang sebagai pesawat bermesin pertama yang diciptakan oleh ahli-ahli penerbangan di Indonesia adalah WEL-1 atau yang memiliki kode penomoran RI-X.

Pesawat ini juga tidak hanya berperan sebagai tonggak lahirnya dunia Industri kedirgantaraan di Indonesia, namun juga sebagai sarana politik di masa lalu yang menunjukan kepada mata awam bahwa Indonesia mampu dan siap menjadi bangsa yang besar di masa depan. Seperti apakah bentuk pesawat bermesin pertama buatan lokal tersebut ? simak ulasan ringkasnya berikut ini.

1. Hasil Buah Karya Salah Satu Maestro Industri Dirgantara Indonesia

Pesawat WEL-1 Sedang Melaksanakan Uji Terbang (aviahistoria.com)
Pesawat WEL-1 Sedang Melaksanakan Uji Terbang (aviahistoria.com)

Pembangunan pesawat WEL-1 tentunya tidak lepas dari keinginan para pionir industry penerbangan yang telah sukses membangun pesawat glider NWG-1 sebelumnya. Salah satu ahli kedirgantaraan yang menjadi otak dari pembangunan pesawat ringan bermesin pertama tersebut adalah Wiweko Soepono. Tentu nama Wiweko Soepono sudah tidak asing sebagai salah satu perintis industri penerbangan di Indonesia bersama dengan Nurtanio Pringgoadisuryo.

Namun, dalam proyek pembangunan ini dia harus bekerja sendirian dikarenankan Nurtanio sedang berada di Manila, Filipina untuk belajar tentang ilmu penerbangan. Dikarenakan keterbatasan biaya dan sumber daya kala itu, Wiweko pada akhirnya merumuskan desain pesawat swayasa (home-build) yang mudah dibuat dan hanya membutuhkan bahan-bahan yang tersedia di sekitar. Belum lagi pada masa itu Indonesia masih dalam masa revolusi kemerdekaan yang membatasi dalam segala hal.

2. Menggunakan Bahan Seadanya Dan Mesin Motor

Mesin Harley-Davidson 750 cc (aviahistoria.com)
Mesin Harley-Davidson 750 cc (aviahistoria.com)

Dikarenakan keterbatasan yang menyertai pembangunan pesawat tersebut, pada akhirnya tim yang dibentuk dan dikepalai oleh Wiweko ini menggunakan bahan-bahan yang ada di Maospati, Madiun. Sebenarnya pembangunan pesawat ini pada awalnya akan dilakukan di Andir, Bandung. Akan tetapi, dikarenakan Bandung saat itu jatuh ke tangan Belanda yang membuat proyek ini dialihkan ke Maospati.

BACA JUGA: Belum Satu Tahun Disahkan, Kini Presiden Jokowi Minta Revisi UU Ibu Kota Negara, Ada Apa?

Pesawat ini pada akhirnya mengambil desain parasol yang cukup populer sebagai desain pesawat sederhana pada tahun 1920-an. Desain ini dipilih dikarenakan mudah dibuat, dirawat dan disimpan. Uniknya pesawat yang dibuat pada tahun 1948 ini ditenagai mesin motor yakni Harley Davidson 750 cc.

Bahkan, roda pesawat ini juga menggunakan roda motor skuter pada saat itu. Dilansir dari situs aviahistoria.com, pesawat ini memiliki berat kosong sekitar 263 kg ini memiliki tenaga sebesar 20 hp yang berasal dari mesinnya. Mesin motor tersebut mampu membuat pesawat ringan ini terbang dengan kecepatan 85 km/jam pada saat uji coba penerbangan. WEL sendiri merupakan singkatan dari Wiweko Experimental Lightplane. Hal ini dikarenakan pesawat ini memang berjenis ultralight.

3. Harus Hancur Karena Sebuah Kecelakaan

Replika Pesawat RI-X di Museum (wikipedia)
Replika Pesawat RI-X di Museum (wikipedia)

Setelah suksesnya pembangunan pesawat WEL-1, pesawat tersebut kemudian diberi kode RI-X yang memiliki makna Eksperimental. Pesawat ini kemudian dipamerkan di Yogyakarta pada 17-23 Agustus 1948. Pameran ini bertujuan untuk mengenalkan dunia penerbangan ke masyarakat awam Indonesia yang baru merdeka kala itu. Namun, nasib sial menimpa pesawat tersebut yang saat berada dalam perjalanan menuju ke Madiun harus hancur terkena ledakan granat akibat kecelakaan.

Sebenarnya ada rencana untuk membangun kembali pesawat WEL-1 kala itu, akan tetapi rencana itu tidak kunjung direalisasikan karena Wiweko sedang sibuk melakukan pembelian pesawat Dakota DC-3. Pada akhirnya replika pesawat WEL-1 baru dibangun saat Wiweko menjabat sebagai direktur Garuda Indonesia. Ada 2 unit pesawat yang dibangun dan kini masing-masing menjadi penghuni di museum Satria Mandala di Jakarta dan Museum Dirgantara Adisucipto, Yogyakarta.

Nah, itulah sedikit kisah mengenai pesawat ringan bermesin pertama WEL-1 yang dibangun oleh pihak Indonesia. Tentunya keberadaan pesawat ini menjadi tonggak sejarah tersendiri dalam perintisan kemandirian dirgantara Indonesia pada saat itu. 

Video yang Mungkin Anda Suka.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak