Pada dekade 60-an, kekuatan udara Indonesia dianggap merupakan salah satu yang terkuat di dunia kala itu. Bahkan, menurut beberapa pengamat dan sejarawan kekuatan udara TNI-AU atau yang dulu dikenal dengan nama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) meerupakan yang terbesar di belahan bumi selatan.
Status tersebut memang cukup masuk akal karena Indonesia memang memiliki ratusan jet tempur yang berasal dari blok timur, serta memiliki skuadron pesawat bomber semacam TU-16 dan Il-28. Belum lagi diperkuat oleh beberapa pesawat lainnya yang telah dimiliki sejak dekade 50-an.
Salah satu jet tempur yang diketahui sempat menjadi kekuatan utama AURI kala itu adalah Mikoyan-Gurevich MiG-19. Seperti apakah rekam jejak jet tempur tersebut di lingkup AURI? Kita simak ulasan ringkasnya berikut ini!
1. Jet Tempur Bermesin Ganda Pertama yang Dioperasikan Indonesia
Seperti produk-produk alutsista lainnya yang dibeli dari Uni Soviet, jet tempur MiG-19 juga merupakan salah satu alutsista yang didatangkan oleh Indonesia pada awal dekade 1960 guna mendukung kampanye Operasi Trikora. Jet tempur ini datang bersama puluhan unit jet tempur MiG-17, MiG-15 dan MiG-21 yang diproduksi di Uni Soviet dan beberapa negara blok timur lainnya.
BACA JUGA: 6 Potret Han Joon Woo di Agency, Transformasinya Sebagai Sekertaris Jadi Perhatian
Dilansir dari wikipedia.com, Indonesia diketahui memiliki sekitar 35 unit jet tempur MiG-19 kala itu. Jet tempur ini memang dipersiapkan sebagai salah satu jet tempur dan pesawat pengawal apabila pesawat bomber TU-16 akan melakukan misi pengeboman dalam konflik Irian barat saat itu. Di lingkup AURI, jet tempur MiG-19 tercatat sebagai jet tempur mesin ganda pertama yang dioperasikan oleh militer Indonesia.
2. Salah Satu Jet Tempur Supersonik Pertama di Dunia
Jet tempur MiG-19 merupakan jet tempur yang lahir pada dekade 1950-an. Jet ini sepintas memiliki kesamaan desain dengan MiG-15 ataupun MiG-17. Akan tetapi, pesawat ini memiliki perbedaan yang cukup mencolok, yakni memakai konfigurasi 2 mesin. Mesin yang dipergunakan yakni sepasang mesin turbojet Tumansky RD-9B afterburning. Mesin ini mampu membuat pesawat tersebut terbang dengan kecepatan 1.435 km/jam atau sekitar mach 1.35.
Pesawat ini juga dianggap sebagai salah satu jet tempur dengan kecepatan supersonik pertama di dunia. Sistem persenjataan pesawat ini meliputi 3 meriam otomatis kaliber 30mm dan dilengkapi dengan 4 hardpoint yang mampu membawa beragam konfigurasi persenjataan seperti bom, pod roket, tangki bahan bakar eksternal dan rudal anti pesawat.
BACA JUGA: 5 Fakta Queen of the Mask, Drama Baru yang Dibintangi Kim Sun Ah
Selain diproduksi oleh Uni Soviet, pesawat ini juga diproduksi secara lisensi oleh Cekoslovakia dengan nama Aero S-105 dan oleh Tiongkok dengan nama Shenyang J-6 dan JJ-6 untuk versi 2 kursi.
3. Dijual Ke Pakistan Pasca Perubahan Haluan Politik
Meskipun dianggap sebagai salah satu jet tempur terbaik di masanya, namun nasib MiG-19 juga tidak jauh berbeda dengan jet-jet tempur lain yang dibeli dari negara blok timur pada dekade 1960-an. Jet tempur ini harus dipensiunkan lebih dini akibat susahnya suku cadang pasca konflik 65. Dilansir dari situs indomiliter.com, beberapa unit pesawat kemudian dijual ke Pakistan pada akhir dekade 1960-an.
Beberapa jet tempur lainnya masih bisa ditemui menjadi koleksi di museum dan monumen di beberapa tempat. Salah satu unit jet tempur MiG-19 yang tersisa dapat ditemui di Museum Dirgantara Adisucipto, Yogyakarta. Jet tempur yang dulu pernah menjadi salah satu kebanggaan AURI tersebut kini hanya dapat menjadi kenangan sejarah.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS