Kuantan Singingi, sebuah kabupaten di provinsi Riau yang memiliki destinasi wisata tersembunyi. Adalah batu gajah, salah satu air terjun di tengah hutan belantara yang terletak di Kenegerian Cengar, Kecamatan Kuantan Mudik. Berjarak tiga puluh tujuh kilometer dari Teluk Kuantan, Ibu Kota Kabupaten Kuantan Singingi menuju desa destinasi ini.
Teruntuk kesekian kalinya setelah sebelumnya ingin menempuh air terjun batu gajah selalu ada kendala, mulai dari tak adanya tour guide hingga akses jalan yang terputus menuju lokasi. Beruntung pada kesempatan ini, rombongan yang beranggotakan Rion, Iman, Harno, Apis dan Maulana yang merupakan mahasiswa di Riau ditemani Jojo, salah satu warga lokal yang direkomendasikan teman Apis, salah satu rombongan melancong kali ini.
1. Rute Menuju Destinasi
Jojo merupakan remaja asli Kenegerian Cengar dan tahun ajaran baru ini duduk di bangku kelas 8 MTs di Lubuk Jambi, Kuantan Mudik. Tak asing saat pertama kali melihat Jojo, ternyata kami pernah saling bertatap muka saat sama-sama berada di salah satu destinasi air terjun Pati Soni beberapa waktu lalu.
Setelah bertemu Jojo di salah satu warung warga, kami pun berangkat menuju lokasi air terjun, membelah lintasan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan kendaraan roda dua.
Kendaraan salah satu rombongan kami seketika terhenti, mempersilahkan hewan reptil melintasi jalan perkebunan yang kami lewati, pasalnya lokasi ini sering kali dijumpai hewan liar.
Perjalanan pun kami lanjutkan, hingga perkebunan sawit berganti dengan hutan yang ditumbuhi pepohonan liar, serta tumbuhan resam dan beberapa batang pohon karet milik warga. Jojo mempersilahkan kendaraan kami diparkirkan di pinggir tebing, beruntung saja kami membawa kunci ganda kendaraan untuk mengamankannya.
2. Menyusuri Tebing
Terlihat di sekitar terdapat bongkahan tanah dan bekas jejak hewan hutan. Benar saja ternyata bongkahan tersebut merupakan sarang babi hutan. Kami tentu saja mewaspadai dan sangat berhati-hati melewati perjalanan ini.
Dari lokasi parkir menuju air terjun dilewati dengan berjalan kaki, menyisir semak belukar, tumbuhan resam, hingga jalanan yang naik turun melintasi tebing. Harno, acap kali tergelincir dan terkena akar-akar pepohonan yang menjalar di bibir tebing. Namun tak menyurutkan semangat kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi air terjun batu gajah.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Keluarga Ferdy Sambo Hasut Ibu Brigadir J dengan Hadiah Mahal, Benarkah?
3. Cocok untuk Hiking
Akses air terjun batu gajah ini sangat cocok untuk kawan-kawan yang menyukai hiking. Dari atas tebing, terlihat air sungai seolah berwarna kehijauan terpancarkan oleh tumbuhan disekitaran anak sungai, hingga decak kami tak berhenti melihat keindahan area air terjun batu gajah ini.
Tak terasa, setelah menelusuri anak sungai menuju ke hilir akhirnya berlabuh di puncak pancuran Air terjun batu gajah.
4. Menikmati Asrinya Air Terjun
Tanpa basa basi, Jojo langsung terjun dan membaur dengan air terjun seolah-olah terlihat begitu akrab dengan area ini. Seakan tak mau kalah, Iman dan Harno pun juga terjun dari puncak yang hanya berjarak kurang lebih dua meter dari permukaan air.
BACA JUGA: Momen Tegang Persidangan Bharada E, Hakim Wahyu Sempat Berhenti Bacakan Awal Vonis Hukuman Gegara Ini
Sekilas batu memang terlihat seperti gajah yang sedang berbaring, mungkin itu sebabnya dinamai air terjun batu gajah yang memiliki tiga pancuran yang sejajar. Kami pun asik terjun dan berenang di air terjun batu gajah, ditemani kicauan burung hutan yang merdu.
Terimakasih Jojo, telah membersamai dari pagi hingga pulang kembali. Tetap jaga kebersihan di setiap perjalanan kemanapun kaki dilangkahkan, dan masih banyak wisata alam tersembunyi di ujung negeri Kuantan Singingi, Riau.