Pada tanggal 22 Februari 2023 dunia kembali memperingati Hari Kepanduan Sedunia. Peringatan Hari Kepanduan Sedunia tersebut juga bertepatan dengan hari lahir bapak kepanduan dunia, Robert Baden-Powell. Jika ditarik dari sejarahnya, berdirinya gerakan kepanduan di seluruh dunia memang terinspirasi dari beliau yang pada saat menempuh pendidikan di Charterhouse School telah menujukkan minat terhadap kegiatan di alam bebas.
Hal inilah yang membuatnya pada tahun 1907 mendirikan kegiatan perkemahan bagi para laki-laki di pulau Brownsea yang dikenal dengan nama Brownsea Island Scout Camp. Seiring berjalannya waktu, kegiatan kepanduan tersebut kemudian tumbuh menjadi sebuah kegiatan dan organisasi lebih besar yang di negara Indonesia dikenal dengan nama Pramuka (Praja Muda Karana). Berikut ini beberapa fakta menarik dari kegiatan kepanduan atau pramuka.
1. Robert Baden-Powell Merupakan Tentara Sekaligus Penulis Buku
Semasa belum mendirikan gerakan kepanduan, Baden-Powell pada abad ke-19 merupakan tentara aktif dari Kerajaan Inggris Raya yang pernah bertugas di daratan Afrika. Pada tahun 1876, Baden-Powell tergabung dalam divisi ke-13 Hussar di India sebelum dia bertugas di Afrika Selatan. Sempat bertugas pula di Afghanistan, akan tetapi karir militernya lebih sering dilakukan di Afrika. Beliau juga pernah ikut serta dalam beberapa perang dan konflik, seperti di Perang Matabele ke-2, Perang Ashanti, Perang Boer Ke-2 hingga pertempuran di Sungai Elands. Baden-Powell kemudian pensiun dari dunia kemiliteran aktif pada tahun 1910.
Selain pernah menjadi tentara aktif, melansir dari buku biografinya sendiri yang berjudul “Baden-Powell”, dia juga memiliki kegemaran menulis dan menerbitkan beberapa buku sepanjang hidupnya. Beberapa karya bukunya merupakan kisahnya ketika menjadi tentara aktif di Afrika, seperti Pigsticking or Hoghunting, Sport in War, Notes and Instructions for the South African Constabulary dan beberapa buku lainnya. Beliau juga menerbitkan beberapa buku mengenai dunia kepanduan, seperti Scouting for Boys, Boy Scouts Beyond The Sea: My World Tour, An Old Wolf's Favourites dan beberapa buku lainnya.
2. Memiliki Nama yang Berbeda-beda di Setiap Negara
Kegiatan kepanduan atau yang di negara Indonesia memiliki nama Pramuka ini ternyata juga memiliki nama-nama lain yang secara harfiah merujuk kepada kegiatan yang sama dengan pramuka. Melansir dari situs kumparan.com, di Malaysia penyebutan pramuka dikenal dengan nama Persekutuan Pengakap, di India kegiatan ini dikenal dengan nama The Bharat Scout and Guides, di Filipina dikenal dengan nama Kapatiran Scouting. Kegiatan kepanduan tersebut ternyata juga memiliki nama-nama yang cukup unik di berbagai negara. Misalnya, di Lithuania dikenal dengan nama skautija dan di negara Komoros dikenal dengan nama wezombeli.
3. Memiliki Lambang Ikonik yang Paten di Seluruh Dunia
Kegiatan kepanduan atau pramuka mungkin di masing-masing negara memiliki lambang atau logonya masing-masing yang tentunya cukup berbeda satu dengan lainnya. Namun, ada salah satu logo yang hampir pasti digunakan di seluruh gerakan kepanduan di seluruh dunia. Logo tersebut dikenal dengan nama WOSM (World Organization of the Scout Movement) yang sejak awal dilakukannya kegiatan kepanduan oleh Baden-Powell telah digunakan.
Logo yang diketahui digunakan sejak tahun 1907 oleh gerakan kepanduan dan perkemahan yang dirintis oleh Baden-Powell tersebut memiliki gambar tiga kelopak bunga berwarna putih yang berada pada latar belakang berwarna ungu. Di beberapa pakaian kepanduan termasuk di Indonesia logo ini tersemat sebagai salah satu badge wajib bagi anggota kepramukaan di Indonesia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.