Siapa yang tidak tahu batu bata, salah satu bahan baku dalam pembuatan bagunan yang masih digunakan sampai hari ini. Di Muaro Jambi khususnya desa Talang Belido menjadi salah satu desa yang memproduksi batu bata. Banyak masyarakat yang menggantungkan nasib nya pada mata pencaharian ini. Proses pembuatan yang memakan waktu lama dan bergantung pada iklim yang setiap harinya berubah-ubah tidak membuat masyarakat berpindah pekerjaan.
Batu bata merupakan bahan baku yang sudah ada ribuan tahun lalu sehingga mudah ditemukan pada candi-candi yang ada di Indonesia. Tahukah kamu bahwa batu bata yang memiliki kualitas baik adalah bata yang memiliki suara nyaring apabila dipukul? Ya, inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa batu bata hasil produksi di desa Talang Belido begitu terkenal bahkan tak jarang menjadi langganan para pengusaha dan pembeli di luar Provinsi Jambi.
Bukan tanpa alasan, hal ini tentu saja karena proses pembuatannya dilakukan dengan sepenuh hati. Proses pembuatan batu bata saat ini telah berubah dan mengalami kemajuan dibandingkan dahulu yang masih menggunakan tangan manusia. Saat ini telah banyak mesin-mesin berat yang dapat mencetak hingga 5.000 bata perhari.
Berikut adalah penjelasan proses pembuatan batu bata di desa Talang Belido
1. Tanah liat sebagai bahan baku utama
Tanah liat dengan kualitas bagus yang hanya bisa menjadi bahan baku batu bata. Tanah liat dengan campuran tanah bertekstur pasir, tidak terdapat akar kayu, bersih dari krikil dan lain sebagainya. Tanah ini biasanya didapat dari tambang tanah yang banyak ditemukan di Talang Belido pula.
Tidak secara cuma-cuma, umumnya masyarakat merogoh kantong sekitar 250.000 hingga 350.000 untuk satu dump truck berisi tanah. Biasanya, masyarakat membutuhkan sekitar 15 mobil dump truck untuk satu kali proses pembuatan batu bata yang akan menghasilkan sekitar 60.000 hingga 75.000 batu bata.
Tanah yang sudah dibeli tidak bisa langsung dicetak menjadi batu bata, sebelum itu tanah harus disiram dengan air atau air hujan guna menciptakan tekstur tanah yang pas sebelum dicetak menjadi batu bata. Proses penyiraman pun tidak bisa sembarangan, perlu diperhatikan bahwa tanah yang terlalu keras atau terlalu lembek karna air akan berdampak pada kualitas batu bata.
2. Pencetakan batu bata menggunakan mesin
Mesin ini membutuhkan sekitar 6 hingga 7 orang untuk mengoprasikannya. Masing-masing orang pun memiliki bagian yang berbeda-beda dimulai dari memasukkan tanah ke dalam mesin, memotong tanah, memindahkan tanah dan meletakkan tanah ke tempat penjemuran bata. Dalam satu hari, mesin ini dapat mencetak 15.000 lebih batu bata yang sudah siap untuk dijemur.
Biasanya proses ini membutuhkan waktu hingga 3 hari tergantung seberapa banyak tanah yang dimiliki pemilik. Satu fakta yang perlu diketahui bahwa mesin ini tidak dapat dijalankan apabila sedang turun hujan, karena struktur mesin yang akan cepat rusak jika terkena air dan akan memperburuk kualitas bata.
3. Penjemuran batu bata
Proses selanjutnya adalah penjemuran, proses yang terpanjang dari proses-proses lainnya. Batu bata harus dikeringkan dengan cara dijemur selama 2 minggu hingga lebih sebelum masuk pada tahap pembakaran. Tantangan pada proses ini adalah cuaca yang berubah-ubah.
Jika musim penghujan tiba, masyarakat akan dibuat was-was jika bata tidak kunjung kering dan dapat membuat bata menjadi rusak karena terus menerus terkena percikan air hujan. Walau bagian atas bata ditutup oleh terpal tetapi tetap saja kualitas bata akan dipertaruhkan.
Jika cuaca panas terus menerus maka semakin cepat proses ini berlalu. Bata yang sudah kering kemudian dipindahkan ke tempat dengan atap yang biasa disebut dengan bangsal sebagai tempat pembakaran bata. Sebelum dibakar tentunya bata harus disusun supaya panas api dapat menyebar ke puluhan ribu bata yang dibakar.
4. Proses pembakaran
Banyak masyarakat yang mengatakan bahwa proses ini adalah proses yang menegangkan. Bagaimana tidak, kita harus tetap membuka mata selama 1 hari satu malam bahkan lebih untuk terus menerus memasukkan kayu kedalam susunan bata yang dibakar. Perlu keahlian khusus dalam proses ini, jika tidak maka akan terdapat bata yang tidak matang merata.
Berbeda dengan memasak pada umumnya, proses memasak bata ini lebih berosiko pada kematangan bata yang tidak merata dan akan membuat rugi jika hal itu terjadi. Tak jarang pada proses ini dibutuhkan lebih dari 2 orang untuk mengerjakannya.
5. Hasil akhir batu bata
Ini dia hasil dari batu bata yang sudah dibakar. Dengan warna merah sedikit putih cantik yang sudah tersebar luas dan mungkin saja menjadi salah satu bahan baku pada bangunan kamu. Kualitas bata yang baik tentu saja sebanding dengan harga yang ditawarkan. Harga yang ditawarkan pun beraneka ragam, tergantung kualitas, besar batu bata dan juga iklim.
Bagaimana? tertarik menjadi pengusaha batu bata juga?