Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan penopang terbesar dalam perekonomian di Indonesia. Sebagian besar roda perekonomian ditopang oleh keberadaan UMKM. Dapat dikatakan bahwa UMKM berdampak sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini karena jumlahnya yang mencapai 99% dari keseluruhan unit bisnis di Indonesia.
Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia juga mencapai 60,5%, dan mampu menyerap dan memberdayakan tenaga kerja mencapai 96,9% dari total serapan tenaga kerja nasional. Mayoritas dari UMKM ini bergerak dalam industri ritel yang menyediakan barang dan jasa bagi konsumen akhir.
BACA JUGA: 3 Rekomendasi Minuman Elektrolit Terbaik yang Wajib Kamu Coba
Bisnis ritel memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Begitu berdampaknya bisnis ritel dalam menopang ekonomi Indonesia juga tercatat dalam data perekonomian nasional. Melansir Depkop.com, mengemukakan dalam lima tahun belakangan ini, industri ritel memiliki kontribusi terbesar kedua terhadap GDP setelah industri pengolahan, bahkan, dalam penyerapan tenaga kerja, industri ritel berada di posisi kedua yang mana posisi pertama ditempati oleh sektor pertanian.
Oleh karena itu, industri ritel dapat dikatakan sebagai industri yang menguasai hajat hidup orang banyak. Hampir 10% penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya dengan berdagang. Untuk itu bisnis ritel harus tetap ada dan kita jaga keberlanjutan dan perkembangannya. Ditambah lagi, saat ini telah tersedia platform online bagi usaha ritel yang membuatnya tidak kalah bersaing dengan bisnis lain.
BACA JUGA: Ulasan Novel Anak Semua Bangsa: Pergolakan Politik Era Kolonial Karya Pramoedya Ananta Toer
Fenomena banyaknya peritel konvensional baik di pasar tradisional maupun modern yang tidak mampu bertahan, dan tidak dapat melanjutkan usahanya, harus kita cari solusinya. Menurut penulis, hal ini terkait dengan banyak pemain ritel usaha kecil kurang memahami strategi penjualan dan manajemen ritel ditambah dengan pencatatan dan pengelolaan keuangan yang kurang baik.
Selain itu, kemasan produk pun menjadi salah satu nilai minus karena beberapa kurang layak, mudah robek dan tidak menarik. Dalam artikel ini, penulis mencoba memaparkan beberapa strategi bagi Usaha Kecil dalam kecil dan menengah yang mengoptimalkan sumber daya finansial mampu meningkatkan kemampuan bersaing melalui kemasan yang menarik.
Beberapa strategi yang dapat meningkatkan daya saing usaha kecil terkait manajemen ritel adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Misi Bisnis tersebut
Saat toko ritel didirikan perlu menetapkan apa yang menjadi misi utama dari usaha, sebagai contoh bagi usaha yang bergerak di bidang fashion, harus memiliki misi untuk menjadi toko fashion yang berkualitas dan terpercaya untuk masyarakat sekitar serta memberikan kenyamanan bagi konsumen yang berbelanja.
2. Melaksanakan suatu audit situasi
- Analisis Daya tarik pasar
Telaah mengenai daya tarik pasar meliputi perputaran penjualan, faktor internal pasar, target pelanggan, dll. Sebagai contoh target pelanggan toko fashion adalah produk busana untuk para wanita atau pria saja. Harus spesifik dan harus diperhatikan perputaran penjualan dari hari ke hari dan kapan saat-saat puncak dan saat-saat sepi penjualan.
- Analisis pesaing
Telaah mengenai pesaing ini mencakup analisa kekuatan dan kelemahan (SWOT), dan faktor kompetitif lainnya. Untuk faktor kompetitif yaitu para pesaing dalam pasar retail tentu terpengaruh oleh masuknya pemain baru baik yang berasal dari dalam lingkungan internal atau lokasi yang sama maupun di luar lokasi ritel. Analisis-lah kondisi di sekitar, bagaimana kondisi pesaing dan langkah-langkah apa saja yang dilakukan pesaing.
3. Mengidentifikasi peluang yang strategis
Beberapa peluang yang mungkin ada antara lain:
a. Kebutuhan masyarakat akan produk
b. Daya tarik pasar kecenderungan untuk kelas menengah ke bawah, dsb.
4. Mengevaluasi strategi alternatif
Di tengah himpitan persaingan antara toko-toko di sekitar, alternatif strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan menjual variasi produk yang tidak dimilki oleh toko lain. Selain strategi variasi produk, dapat juga melakukan strategi variasi harga yang kompetitif dengan para pesaing. Hal inilah yang membuat toko dapat bertahan di pasar.
5. Metetapkan target-target yang spesifik terhadap produk
Target spesifik contohnya adalah :
a. Harga produk yang terjangkau bagi konsumen.
b. Target produk yang khusus.
c. Penampilan produk berkualitas bagi yang memakainnya.
BACA JUGA: 4 Rekomendasi Tempat Makan di Bogor dengan View Indah, Cocok untuk Dinner
6. Mengembangkan perencanaan ritel dalam menempatkan sumber daya
Perencanaan retail mencakup keseluruhan elemen produk, lokasi, harga, promosi, hubungan dengan pegawai, presensi dan tampilan untuk menjual barang dan jasa pada konsumen akhir yang menjadi sasaran di pasar. Dalam hal ini dapat menggunakan beberapa strategi perencanaan ritel meliputi :
a. Produk (Barang Dagangan)
b. Penetapan Harga
c. Iklan dan Program Promosi
d. Desain Toko dan Perdagangan Visual
e. Lokasi
f. Pelayanan
Bisnis ritel harus dapat berkembang dan maju karena memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Bisnis inilah yang menopang negara Indonesia ketika terjadi krisis keuangan dan modal asing berbondong-bondong keluar dari dalam negeri.
Oleh karena itu, bisnis ritel harus melakukan perbaikan secara berkelanjutan agar dapat terus bersaing menjaga kestabilan ekonomi di masyarakat.
Imam Suwito
Prodi Manajemen Universitas Pembangunan jaya (UPJ)
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS