Apakah kamu tahu bagaimana watakmu? Apakah kamu tahu potensi apa yang kamu miliki? Tahukah kamu tentang kekurangan dan kelebihanmu?
Jika kamu sedang kebingungan atau kesulitan memahami diri sendiri, buku berjudul Memahami Diri Sendiri karya Sofia Alvirzhie ini dapat kamu jadikan sebagai daftar buku yang harus kamu baca. Buku ini merupakan salah satu buku self-improvement dengan menggunakan landasan teori psikologi. Disajikan langsung oleh salah satu akademisi yang berkecimpung di dunia psikologi tepatnya di UNNES dengan nama pena Sofia Al Virzhie.
BACA JUGA: Ulasan Buku 'Tafsir Mimpi', Mengurai Rahasia dan Hikmah di Balik Mimpi
Buku dibuka dengan membawa pembaca untuk melakukan pendekatan pada pemahaman kepada diri sendiri. “Ketentuan pertama dalam hidup yang tidak bisa kamu sangkal adalah di mana, bagaimana, dan menjadi apa kamu dilahirkan".
Pembuka kalimat dengan membuat pembaca sadar akan sebuah ketentuan yang tidak bisa disangkal dan tidak bisa diubah dalam artian membawa pembaca untuk bersyukur dan menerima dirinya sendiri saat ini sehingga dapat memahami faktor yang telah membentuk kamu menjadi seperti sekarang merupakan bagian dari takdir tuhan
Banyak kisah-kisah menyedihkan yang tertuang yang kemudian disadurkan ke dalam perspektif psikologi yakni dari sang pelopor teori psikoanalisis Sigmund Freud yang sangat percaya bahwa masa lalu seseorang adalah hal mutlak dalam membentuk kepribadian dan patologis seseorang, di mana manusia adalah bank kenangan yang ahli dalam menyimpan kejadian pada alam bawah sadar dan melewati proses respresi ingatan.
BACA JUGA: Ulasan Penghancuran Buku dari Masa ke Masa karya Fernando Baez
Maka, dengan pernyataan itu bermakna untuk menerima kenangan, maupun kejadian tidak menyenangkan di masa lalu agar kamu tidak semakin tenggelam oleh lautan kepedihan masa lalu dan mencari pulau kebahagiaan di ketepian.
Tak hanya dari mazhab psikoanalisis, perspektif lain ikut tersorot pada buku ini. Beranjak dari penerimaan masa lau. Teori Carl Rogers yakni ideal self versus real self merupakan teori yang membahas tentang bagaimana keterkaitan kehidupan masa sekarang dan kehidupan yang diinginkan seseorang. Untuk memahami diri sendiri ataupun memulai untuk memiliki tujuan hidup, penting untuk menjaga keseimbangan antara harapan dan angan semata agar tercapainya aktualisasi diri.
Setelah memahami antara tujuan hidup dan angan, selanjutkan kamu akan digiring pada pemahaman tentang perbedaan antara watak, persona, sifat, dan tempramen. Dengan ini kamu jadi lebih memahami sebenarnya kamu itu berada pada watak, maupun sifat yang seperti apa dan memiliki kecendeungan berperilaku seperti apa. Setelah memahami konsep dasar itu, buku ini berlanjut dengan kisah-kisah inspiratif yang lebih membuatmu kokoh pada konsep diri dan meningkatkan kekuatan diri.
BACA JUGA: 5 Pembelajaran Hidup yang Berharga dari Drama Korea "Reply 1988"
Selain dari teori yang tertulis di atas, masih banyak pembahasan tokoh psikologi yang tak kalah menarik. Buku ini mengajak kamu untuk menerima diri sendiri terlebih dahulu kemudian kamu akan perlahan membuka jalan pada pemahaman tentang diri sendiri secara mendalam.
“Menerima diri apa adanya bukan berarti membiarkan kamu terbuai dan tak sadar dalam lubang hitam yang tak berujung bernama inferioritas. Pegang tangan saya sekarang dan masukkan lagi harapan dalam dirimu. Katakan dengan keras bahwa semua orang berhak mencoba dan merasakan keberhasilan”, tutup penulis.
Secara keseluruhan buku ini sangat bagus, dan ringan. Bahasa yang tertuang pun menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Teori psikologi memang menjadi landasan yang tepat untuk menyelami manusia secara kompleks. Tidak hanya teori yang disampaikan tetapi dilengkapi oleh cerita-cerita dari tokoh berpengaruh di dunia yang relevan sehingga membuat pembaca dapat menggambarkan secara konkret maksud dari penulis.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS