Buku 'Ia Hidup Kembali Setelah Mati 100 Tahun', Kisah-Kisah Pembangun Iman

Hernawan | Sam Edy
Buku 'Ia Hidup Kembali Setelah Mati 100 Tahun', Kisah-Kisah Pembangun Iman
Ilustrasi Buku "Ia Hidup Kembali Setelah Mati 100 Tahun" (Dokumen pribadi/ Sam Edy)

Ada begitu banyak kisah yang dapat membangun atau mempertebal keimanan kita. Misalnya kisah-kisah yang terdapat dalam buku berjudul “Ia Hidup Kembali Setelah Mati 100 Tahun” karya Ustaz Ahmad Zacky El-Syafa ini.

Buku dengan cover berwarna merah ini berisi sekumpulan kisah yang baik dibaca dan renungi hikmahnya. Banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik dari buku terbitan Mutiara Media ini. Misalnya tentang maha kuasanya Allah dalam menciptakan segala sesuatu. Bahkan, sesuatu yang telah mati pun bisa dengan mudah dihidupkan oleh-Nya.

Kisah seorang pemuda yang hidup kembali setelah mati 100 tahun misalnya. Kisah ini bermula ketika seorang pemuda saleh bernama Uzair, suatu hari pulang kembali ke kampung halamannya setelah melakukan pengembaraan. Ketika itu, ia melewati sebuah bangunan yang sudah rusak. Ia, bersama keledainya, lantas memutuskan untuk masuk ke dalam bangunan itu untuk sekadar beristirahat.

Singkat cerita, saat berada di dalam bangunan itu, ia menyaksikan tulang belulang manusia yang berserakan. Ia pun mengerti bahwa penghuni rumah itu sudah hancur binasa. Ia berpikir, “Bagaimanakah cara Allah menghidupkan kembali negeri yang sudah hancur?” Pikiran ini sejatinya bukan sebuah keraguan tapi salah satu wujud kontemplasi atas kekuasan-Nya.

Allah tentu mendengar apa yang ada di pikiran pemuda itu. Lantas, Allah memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa Uzair. Uzair pun “tertidur” selama 100 tahun.

Setelah 100 tahun berlalu, Allah menghidupkan Uzair. Keledai yang menjadi hewan tunggangannya pun telah menjadi tulang belulang. Malaikat, dengan izin Allah, menyeru kepada keledai itu, sementara Uzair hanya memandangi saja. Singkat cerita keledai tersebut juga hidup kembali atas kemahakuasaan-Nya.

Uzair lantas kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah ibunya sudah sangat tua dan dalam keadaan buta. Lalu atas permintaan sang ibu, Uzair mendoakan kesembuhan kepada Allah, dan ketika sang ibu sembuh dari butanya, betapa bahagianya ia bisa melihat kembali anaknya yang telah hilang selama seratus tahun. 

Kisah tentang Uzair meninggalkan hikmah yang besar bagi kita. Bahwa Allah adalah Dzat yang maha menciptakan segala sesuatu, maha berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin bila Allah telah mengizinkan-Nya. Kisah tersebut juga menyiratkan pesan pada kita, agar jangan pernah menyerah dan berputus asa dari rahmat Allah. 

Kisah lain dalam buku ini yang menarik disimak misalnya tentang seorang anak bernama Abdullah bin Salam yang durhaka kepada ibunya. Kedurhakaannya pada perempuan yang telah mengandung dan melahirkannya itu menjadi penyebab ia mengalami kesulitan mengucapkan kalimat syahadat saat hendak meninggal dunia. Ia baru bisa mengucapkan kalimat syahadat ketika sang ibu datang lalu memaafkannya.

Buku ini sangat bagus dijadikan sebagai sarana merenungi dan memperbaiki diri. Semoga setelah membaca buku ini, keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya akan semakin tebal dan bertambah kuat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak