Tanda-Tanda Orang yang Beruntung dalam Buku 'Kun Nafi'an'

Hernawan | Sam Edy
Tanda-Tanda Orang yang Beruntung dalam Buku 'Kun Nafi'an'
Ilustrasi Buku ‘Kun Nafi’an (Dokumen pribadi/ Sam Edy)

Salah satu tanda orang yang beruntung adalah bila hari-harinya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan bernilai ibadah. Bermanfaat di sini tentu tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri atau keluarga kita saja. Namun mencakup kemanfaatan yang lebih luas, yakni bermanfaat bagi sesama manusia, bahkan bagi seluruh penduduk bumi ini.

Sementara itu, tanda orang yang merugi alias tidak beruntung dapat kita lihat dari aktivitas kesehariannya yang tidak ada manfaatnya, bahkan merugikan orang-orang di sekitar dan lingkungannya. Menipu dan menyakiti sesama misalnya. Buang sampah sembarangan juga termasuk perilaku yang merugikan lingkungan dan para manusia.

Kita bisa merenungi sebuah hadis riwayat Qadha’i. Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Hadis ini mengajak kita untuk senantiasa bermanfaat bagin sesama manusia. Terutama bagi orang-orang yang benar-benar memerlukan bantuan kita (hlm. 14).

Saya sangat setuju dengan kata Yanuar Arifin dalam buku ini, bahwa menjadi manfaat bagi sesama manusia sesungguhnya merupakan jalan yang paling cepat bagi Anda untuk memberikan makna pada kehidupan Anda yang sangat sebentar.

Yang penting untuk selalu kita renungi bahwa setiap amal kebaikan yang kita lakukan, pada hakikatnya adalah untuk kebaikan kita sendiri. Begitu juga sebaliknya, setiap kejahatan yang kita lakukan pada orang lain, sejatinya adalah kita sedang berbuat jahat kepada diri sendiri.

Sesungguhnya, pahala kebaikan itu untuk diri kita, bukan untuk orang lain. Sebaliknya, apabila kita berbuat jahat dengan menimbulkan kerusakan, maka kejahatan itu niscaya akan kembali kepada diri kita sebagai wujud balasan dari-Nya (hlm. 20-21).

Menjadi manusia yang bermanfaat bisa dimulai dari orang-orang terdekat kita. Misalnya, dari anggota keluarga kita sendiri seperti orangtua, kakak, dan adik. Baru kemudian kepada orang lain seperti teman, sahabat, tetangga, dan seterusnya. 

Namun saya rasa, alangkah lebih baiknya lagi bila kita tidak pandang bulu dalam menebar kemanfaatan. Entah itu saudara kita atau bukan, ketika seseorang sedang butuh bantuan kita, mestinya kita berusaha untuk memberikan bantuan kepadanya.

Buku berjudul ‘Kun Nafi’an’ (Saufa, 2017) karya Yanuar Arifin ini sangat cocok dijadikan sebagai salah satu bacaan penyemangat bagi Anda yang ingin menjadi manusia beruntung di dunia dan akhirat. Semoga ulasan ini bermanfaat. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak