Dr. Djaja Surya Atmaja: Banyak Material yang Mengandung Sianida di Sekitar Kita

Hikmawan Firdaus | isma saqila
Dr. Djaja Surya Atmaja: Banyak Material yang Mengandung Sianida di Sekitar Kita
Potret Dr. Djaja Surya Atmaja (YouTube/Fenni Rose Official)

Baru-baru ini, viral kembali kasus tujuh tahun lalu yang sempat menggemparkan dunia, kasus sianida yang menyeret Jessica Wongso sebagai tersangka. Berkat film dokumenter oleh Netflix yakni "Ice Cold: Cofee, Murder, and Jessica", kasus tersebut terangkat kembali, menjadi topik panas yang diperbincangkan di seluruh media sosial.

"Kasus Sianida" sebutannya, merupakan kasus yang bukan hanya diketahui oleh warga Indonesia, namun berbagai manca negara, karena banyaknya kejanggalan yang terjadi selama proses penyelesaiannya.

Dr. Djaja Surya Atmaja adalah dokter dan ahli Patologi forensik, sekaligus merangkap sebagai dosen senior Departemen Kedokteran Forensik dan Mediko-legal di Universitas Indonesia. Dr. Djaja merupakan dokter forensik pertama di Indonesia. Ia juga ahli analisis DNA forensik, paham hukum, diakui secara internasional karena memiliki pengalaman sebagai anggota Dewan Penasihat Ilmiah Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda. 

Julukannya sebagai "Dosen Sianida" selama 30 tahun, telah memiliki sekurang-kurangnya 3 penelitian terkait sianida. Tak perlu diragukan lagi keprofesionalitasannya dalam menangani berbagai kasus kriminal sebagai saksi ahli forensik maupun DNA, salah satu yaitu kasus sianida Jessica-Mirna tahun 2016 silam.

Dalam podcastnya bersama Dr. Richard Lee dan Fenni Rose, masing-masing menyita banyak perhatian karena mengungkap sederet fakta dibalik kematian mendiang Mirna Salihin. Selain membahas fakta yang terjadi, ia juga menyebut beberapa material yang ternyata mengandung senyawa sianida dan itu dapat ditemukan disekitar kita, diantaranya adalah:

1. Buah Apel

Apel sering disebut mengandung sianida. Di tengah apel, terdapat biji-biji kecil berwarna hitam yang mengandung zat amigdalin. Saat seseorang tidak sengaja menelan biji apel, biji apel akan berinteraksi dengan enzim pencernaan, nah, saat itulah zat tersebut melepaskan sianida.

Tetapi, kita tidak perlu khawatir karena biji apel hanya berpotensi melepaskan 0,6 mg hidrogen sianida per gramnya. Artinya, seseorang tidak akan keracunan sianida akut karena minimal dosis biji apel yang berbahaya adalah 83 - 500 biji apel.

2. Singkong 

Dr. Djaja mengatakan sianida dapat ditemukan pada singkong. Singkong yang telah dikupas kemudian dibiarkan di udara terbuka hingga muncul warna kebiruan, itulah yang biasa disebut 'asam biru', itulah yang mengandung sianida. Dalam Artikel Alodokter dikatakan, singkong dapat membahayakan bagi tubuh bila dikonsumsi dalam kondisi mentah, terlalu banyak, atau diolah dengan cara yang salah, karena kemudian singkong mengandung bahan kimia yang disebut glikosida sianogenik, yang dapat melepaskan zat sianida dalam tubuh ketika dikonsumsi.

3. Buah Persik dan Aprikot

Ditinjau oleh Dr. Sienny Agustin pada laman Alodokter, biji buah persik dan aprikot disebut mengandung zat glikosida sianogenik yang dapat berubah menjadi sianida saat dikonsumsi. Sianida dalam ekstrak biji aprikot diketahui dapat menyebabkan hipoksia (rendahnya kadar oksigen dalam sel dan jaringan tubuh). Meski begitu, biji buah aprikot yang dikonsumsi dibatas standar aman sebenarnya cukup bermanfaat karena bersifat antikanker dan baik untuk detoksifikasi.

4. Kacang Almond

Sianida disinyalir memiliki bau seperti daun singkong atau bitter almond. Kacang almond sendiri yang masih mentah memiliki kandungan amigdalin glikosida, yaitu zat kimia yang dapat melepaskan racun sianida ketika dikonsumsi. Kacang almond harus melalui proses pengolahan supaya aman untuk dikonsumsi, seperti dipanggang atau direbus. Pada jenis kacang almond manis memiliki kandungan amigdalin glikosida yang lebih rendah dibandingkan dengan kacang almond pahit, sehingga tidak menghasilkan kadar sianida yang berbahaya.

5. Rokok

Dr. Djaja berkata "Ada 300 bahan berbahaya dalam rokok, termasuk sianida". Sianida dapat ditemukan pada asap rokok. Ternyata asap rokok terdiri atas substansi-substansi kimia yang bersifat toksik bagi tubuh kita. Substansi toksik dalam gas tersebut yaitu karbon monoksida (CO), hidrogen sianida (HCN), dan oksida nitrogen, zat-zata tersebut dapat memberikan efek buruk pada sel-sel dalam tubuh terutama sistem pernapasan. 

6. Racun Tikus, Ikan, Hama, dan Lain-lain

Banyak sekali senyawa sianida yang bisa kita temukan lainnya, termasuk dalam racun tikus, ikan, dan hama. Di sela-sela perbincangannya, Dr. Djaja menyebut orang yang memiliki kapal biasanya menggunakan sianida untuk membasmi tikus dan hama yang sering menganggu di tempat penyimpanan barang-barang dan bahan makanan yang biasanya terletak dibagian dalam bawah kapal. Orang kapal akan memberi racun dalam bentuk gas dengan cara menyemprotkannya. 

Sejalan dengan hal itu, Para nelayan yang notabenenya ingin mendapatkan ikan dengan cepat dan banyak sering melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab seperti dengan menebar racun (sianida) secara ilegal, sehingga ikan yang terkena dampaknya akan pusing kemudian mudah untuk ditangkap.

Tak lupa, Dr. Djaja juga sempat menjelaskan bahwa tubuh manusia memiliki detoksifikasi alami melalui hati. Jadi, sianida/racun yang masuk dalam tubuh pasti akan ter-detoks. Namun, bila hati sudah tidak kuat menerimanya barulah sianida/racun akan menyebar dalam darah dan dapat mengakibatkan seseorang meninggal. Kadar minimal sianida yang dapat membuat seseorang lumpuh dan koma saja sebesar 1-2 mg perkilogram berat badan, sedangkan kadar sianida yang dapat membuat seseorang meninggal adalah minimal 150mg/liter.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak