Review Film Cart, Potret Kerasnya Dunia Kerja dan Perjuangan Buruh Mempertahankan Haknya

Ayu Nabila | Lena Weni
Review Film Cart, Potret Kerasnya Dunia Kerja dan Perjuangan Buruh Mempertahankan Haknya
Poster Film Cart (MydramaList)

Potret dunia kerja sebenarnya bukan narasi baru yang diangkat ke dalam film ataupun drama. Meski demikian, film Cart tetaplah spesial dan sangat saya rekomendasikan untuk kamu saksikan! Film garapan sutradara Boo Ji-Young ini dibintangi oleh sederet bintang kenamaan Korea yang saya yakin para pencinta sinema Korea pastilah dapat mengenali mereka semua.

Digawangi Yum Jung-Ah, Kim Young-Ae, Kim Kang-Woo, Moon Jeong-Hee, sampai idol sekaligus aktor menjanjikan Doh Kyungsoo alias D.O EXO, film ini mampu tularkan pedih dan haru kehidupan para buruh, juga berkat keapikan para pelakonnya dalam menyampaikan rasa, ekspresi dan gesture para tokoh yang mereka perankan.

Secara garis besar, Cart bercerita tentang perjuangan para buruh yang memperjuangkan haknya setelah mendadak di-PHK oleh perusahaan. Mereka adalah para buruh di sebuah supermarket yang dengan malang, tanpa alasan yang masuk akal mereka diberhentikan sebelum habis masa kontrak kerja.

Satu di antaranya adalah Sun Hee (Yum Jung-Ah), dia adalah pegawai tidak tetap yang sekalipun tidak pernah membuat kesalahan dan loyal terhadap perusahaan. Ia bahkan terpilih menjadi pegawai terbaik yang dijanjikan akan segera dipromosikan sebagai pegawai tetap.

BACA JUGA: Ulasan Film Family Switch, Ketika Sebuah Keluarga Saling Bertukar Jiwa

Namun, harap yang mengembirakan itu lenyap, setelah ia mendapati namanya tercantum sebagai pegawai yang terimbas kebijakan pengurangan karyawan. Tebang pilih yang dirasa tak adil itulah yang membuatnya ikut terjun dalam aksi demontrasi para buruh yang di-PHK.

Selama menyaksikan film ini, perasaan saya dibuat campur aduk sebab dibuat larut dalam gambaran para buruh yang menahan derita ketika bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Suka duka ketika bekerja yang ditampilkan di film ini begitu nyata, tidak berlebihan bahkan cenderung apa adanya, jadi mungkin saja di antara penonton nantinya ada yang akan merasa dejavu sewaktu menyaksikannya.

Pun pada konflik buruh dengan perusahaan, ini adalah bagian puncak yang menguras emosi bagi saya, bagaimana tidak? Rangkaian adegannya, “tok” membelangahkan bagaimana mudahnya bagi perusahaan untuk merampas hak-hak para karyawan.

Satu adegan yang paling saya ingat yakni ketika para buruh sepakat mogok kerja supaya perusahaan mau mempertimbangkan kembali kebijakan mereka. Dan dalam waktu singkat dan terkesan praktis, perusahaan menyiasati buruh yang mogok kerja dengan memperkejakan para buruh patuh waktu untuk menggantikan mereka.

Tak sampai di situ, adegan Tae-Young (Doh Kyungsoo) yang tidak dibayar sesuai atas pekerjaan paruh waktunya di minimart pun menjadi penegas bahwa kesewenang-wenangan yang dialami para buruh tak hanya terjadi di lingkup lingkungan kerja yang besar, namun juga terjadi di ruang lingkup kerja kecil sekalipun.

Film ini sudah sepatutnya menjadi tontonan wajib bagi siapa pun yang bekerja ataupun pembuka lapangan kerja. Sebab bisa jadi pesan mendalam yang hendak disampaikan film ini dapat menggerakkan hati untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, manusia yang memanusiakan manusia lainnya, khususnya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak