Review Film Puspa Indah Taman Hati, Kasih yang Dulu Selesai, Hadir Lagi

Hernawan | Athar Farha
Review Film Puspa Indah Taman Hati, Kasih yang Dulu Selesai, Hadir Lagi
Foto Film Puspa Indah Taman Hati (instagram/puspaindahfilm)

Kabar gembira dari Netflix, 29 Desember Film Puspa Indah Taman Hati akan tayang! Filmnya masih dipimpin Monty Tiwa, sutradara berbakat yang menggandeng sejumlah sejumlah bintang. Ada Yesaya Abraham sebagai Galih, Prilly Latuconsina sebagai Ratna dan Marlina, Dewi Gita sebagai ibu Galih, Ariyo Wahab sebagai ayah Marlina, Elmayana Sabrenia sebagai ibu Marlina, dan Lukman Sardi sebagai Pak Arga.

Kisah cinta Galih, berlatar era 80-an di Puspa Indah Taman Hati, dan masih cukup mencuri perhatian karena melanjutkan kisah cinta yang sebelumnya terputus antara Galih dan Ratna (pada film Gita Cinta dari SMA). Kisah asmara legendaris ini diangkat dari novel Eddy D Iskandar, yang sebelumnya pernah diadaptasi ke layar lebar pada tahun 1979.

Kisah Puspa Indah Taman Hati membawa penonton dalam perjalanan Galih setelah putus dari Ratna di masa SMA. Galih pindah ke Jakarta untuk kuliah dan mengejar impian sebagai penyanyi, Galih pun meraih kesuksesan dalam industri musik. Namun, kisahnya berubah ketika bertemu Marlina, mahasiswi dengan penampilan mirip Ratna.

Cerita cinta Galih dan Marlina berkembang, namun diwarnai konflik saat keluarga Marlina menolak hubungan mereka. Galih terjebak dalam kecemasan akan status sosial, merubah dirinya untuk mencapai kesuksesan material. Marlina, seorang wanita berprinsip, nggak menyukai perubahan itu. Konflik semakin rumit ketika Ratna muncul kembali, membuat Marlina meragukan cinta Galih. Ups.

Ulasan:

Dalam Film "Puspa Indah Taman Hati," Prilly Latuconsina memukau dengan totalitas aktingnya. Namun, sayangnya, aku masih ingat banget pas nonton film ini, ketika tayang di bioskop, film ini sepi penonton. Meski "Puspa Indah Taman Hati" mengalami sepi penonton di bioskop, sebenarnya film ini menawarkan sesuatu yang berbeda dan menarik. Pengambilan gambar yang indah, disertai dengan akting memukau Prilly Latuconsina, itu cukup menarik perhatian, seharusnya bisa lebih banyak menarik perhatian penonton. 

Menariknya, film ini berusaha menghadirkan kisah romansa klasik dengan nuansa yang di-upgrade untuk selera zaman saat ini. Namun, menurutku endingnya kurang greget, mungkin karena perbandingan dengan ekspektasiku sebelum menontonnya terlalu tinggi.

Keberhasilan film ini sulit untuk dipungkiri. Prilly Latuconsina sebagai ujung tombak berhasil menghidupkan dua karakternya, dengan kepribadian berbeda dengan sangat meyakinkan. Monty Tiwa sebagai sutradara, meski dengan dialog yang terkadang terasa kaku, setidaknya masih cukup berhasil bikin penonton betah duduk menyaksikan filmnya. 

Dalam aspek musikal, film ini memberikan tambahan nilai dengan kehadiran elemen musik yang cukup mencolok. Pujian patut diberikan kepada seluruh pemain yang berhasil menghadirkan keindahan melodi dalam konteks cerita.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan, aku memberikan skor 7,5/10. Meskipun nggak mencapai popularitas yang diharapkan, "Puspa Indah Taman Hati" tetap merupakan karya yang menarik untuk dinikmati, terutama bagi penonton yang suka kisah romansa klasik.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak