Buku berjudul ‘Gitu Aja Kok Repot’ merupakan kumpulan joke-joke yang berkaitan dengan almarhum Gus Dur, panggilan akrab KH. Abdurrahman Wahid, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Humor-humor yang ada dalam buku karya Abdur Rahman ini sengaja dikumpulkan dan diolah kembali dengan tujuan untuk mengenang sosok guru bangsa sejati yang telah berpulang ke rahmatullah.
Salah satu humor segar dalam buku ini berjudul ‘Cuma Takut Tiga Roda’. Jadi, suatu hari saat beliau menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan dengan topik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut. Seorang menteri bertanya pada Gus Dur, “Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta, Pak?”
“Ya karena Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang juga beredar di Kota Jakarta ini. Padahal, kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda.”
Humor segar lainnya dari Gus Dur dalam buku ini berjudul ‘Panggilan Prof’. Suatu hari Gus Dur bercerita bahwa ada temannya dari kampung terpilih sebagai anggota DPR. Setelah di DPR, teman-temannya memanggil dia dengan sebutan “Prof.” Teman Gus Dur itu jelas heran bukan kepalang. Sebab, dia tidak pernag mengajar, bukan pula dosen, tapi kok selalu dipanggil “Prof.”
“Setelah dicek ke sana-sini, ternyata “Prof” yang dimaksud oleh teman-temannya itu bukan profesor. Tapi, provokator,” kata Chandra menirukan Gus Dur. Chandra pun dibuat Gus Dur terpingkal-pingkal dengan lelucon itu.
“Tiga Polisi Jujur” adalah judul humor berikutnya yang terdapat dalam buku ini. Jadi, Gus Dur adalah sosok yang sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.
Menurut Gus Dur, di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri).” Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.
Masih banyak humor-humor dari almarhum Gus Dur, sosok guru bangsa dalam buku terbitan Noktah (Yogyakarta) ini. Semoga terbitnya buku ini dapat menghibur sekaligus menjadi sarana untuk mengenang sosok beliau yang dikenal cerdas sekaligus humoris. Selamat membaca.