Review Film Mantra Surugana, Efek Visual Bagus Itu Nggak Cukup

Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Review Film Mantra Surugana, Efek Visual Bagus Itu Nggak Cukup
Film Mantra Surugana (IMDb)

Buat pencinta horor, bersiap-siaplah, 11 Januari 2024, Netflix bakal menyuguhkan Film Mantra Surugana.

"Mantra Surugana" pernah menjadi perbincangan kala penayangan di bioskop beberapa bulan yang lalu, dikarenakan tema horor yang diangkatnya cukup unik. Ditambah dengan desain poster yang terbilang niat sekali, itu membuat penonton cukup penasaran.

Sebagai film horor Indonesia tahun 2023, yang disutradarai Dyan Sunu Prastowo dan diproduksi oleh Peregrine Studios, rasa-rasanya menonton ulang filmnya akan menjadi sesuatu yang menarik.

Cerita film ini berpusat pada Tantri, seorang mahasiswi baru yang tanpa disadari terjerat dalam dunia kutukan dan mantra yang menyeramkan.

Sitha Marino membawa karakter Tantri dengan intensitas yang memikat, sementara naskahnya, cukup berhasil menciptakan suasana mencekam di sekitar kamar asrama yang penuh misteri.

Alur cerita film membawa penonton melalui perjalanan Tantri yang, dengan niat belajar, memilih tinggal di sebuah kamar asrama, yang tanpa diketahuinya, rupa-rupa kamar asmara itu memiliki hubungan mengerikan dengan mantra dan kutukan masa lalu.

Namun, film ini nggak lepas dari beberapa kelemahan dalam plot hole ceritanya, yang agaknya mengurangi daya tarik keseluruhan pengalaman menonton.

Pertemuan Tantri dengan tiga senior yang berusaha mengungkap kejadian misterius terkait hilangnya Arum memberikan lapisan baru pada cerita.

Namun, kebingungan muncul ketika mahasiswa lain, Luki, menghilang secara misterius. Pembuktian kematian Luki yang tragis, meskipun memberikan momen menegangkan, meninggalkan sejumlah pertanyaan tanpa jawaban yang memadai.

Sitha Marino tentunya berhasil memerankan Tantri dengan baik, mampu menunjukkan rasa ketakutan dan ketidakpastian melalui ekspresi wajah yang tajam.

Meski begitu, kemampuan akting pemeran pendukung tampak agak nggak berimbang, sehingga kesannya, fokus utama film ini, hanya terpusat pada peran utama semata.

Cindy Nirmala dan Messi Gusti, meskipun berperan sebagai karakter penting, nggak sepenuhnya berhasil mengeksplorasi kedalaman karakter mereka.

Dari segi visual, "Mantra Surugana" menonjolkan efek khusus yang mengesankan, menambahkan nuansa kegelapan dan ketakutan pada atmosfer film.

Suara dan musik yang digunakan mendukung atmosfer horor dengan baik, menciptakan rasa tegang yang sesuai dengan tema supernatural.

Sinematografi yang cerdik memberikan kehidupan pada kamar asrama dan sekitarnya, menciptakan nuansa terisolasi dan mencekam.

Film ini kendatipun masih ada ruang yang bisa diperbaiki, nyatanya masih bisa menawarkan pengalaman horor yang memuaskan, walaupun dengan beberapa kekurangan.

Meskipun alur cerita terkadang terselip dalam plot hole, efek visual dan atmosfer yang berhasil diciptakan mampu memberikan hiburan bagi penggemar genre horor. Maka skor dariku 5/10. Seandainya masih ada poin positif lainnya, pasti skor nggak segitu.

Selamat menunggu masa tayangnya di Netflix, ya. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak