Ulasan Buku Rumah Permohonan, Horor yang Bukan Setan-setanan

Hikmawan Firdaus | Rie Kusuma
Ulasan Buku Rumah Permohonan, Horor yang Bukan Setan-setanan
Cover Rumah Permohonan.[Dok. Pribadi/Rie Kusuma]

Rumah Permohonan merupakan kumpulan cerita pendek karya dari Lusi Anda Sudjana, dkk yang diterbitkan oleh JWriting Soul Publishing (2022). Kumcer ini berisi sepuluh cerpen yang bertemakan horor kontemporer.

Cerpen pembuka yang sekaligus menjadi judul buku ini, Rumah Permohonan, memulai kisahnya dari percakapan antara tokoh utama, Rezki, dan sahabatnya, Aldo. Rezki yang terbelit utang pinjaman online sudah kehilangan cara untuk melunasi utangnya.

Rezki lalu memutuskan mencari Rumah Permohonan. Rumah yang bisa mengabulkan segala permintaan dan tentu saja bisa membantu ia melunasi utang yang mencekik. Rezki tahu, rumah tersebut terletak di dalam hutan dan hanya akan menampakkan wujudnya pada orang terpilih saja.

“Tekadmu harus kuat untuk memohon padanya. Seolah hanya rumah itu kesempatan terakhirmu.” Kembali ia teringat suara seseorang di bar yang mengatakan caranya. (hlm 6).

Namun, keputusan Rezki sudah bulat. Ia berpamitan pada Aldo yang mengantarkannya ke tepi hutan, meskipun Rezki tahu resikonya, bahwa orang yang berhasil menemukan Rumah Permohonan akan berakhir pada dua kondisi: mati atau gila.

Cerpen berikutnya yang tak kalah horor berjudul Senyum Itu, mengisahkan tentang Dina, perawat di sebuah rumah sakit, yang suatu hari mendapati bahwa salah seorang pasiennya yang tengah hamil dan terpapar virus covid 19, pada akhirnya meninggal dunia beberapa jam setelah melahirkan.

Dina mengurus jenazah sang pasien dan tiba-tiba melihat jenazah si perempuan seperti tersenyum padanya. Lalu sejak peristiwa itu, beberapa keanehan terjadi. Dina juga jadi tidak nyaman berada di sebuah ruangan sendirian.

Sampai beberapa hari kemudian ketika Dina menjenguk keponakannya yang baru lahir dan berada di ruang bayi, Dina melihat seorang ibu yang menunggui bayinya, yang boksnya bersebelahan dengan boks keponakan Dina.

Menurut Dira, sepupu Dina, perempuan itu setiap hari selalu ada di sana, di dalam ruangan bayi. Padahal, hanya di waktu-waktu tertentu saja para ibu bisa menengok bayinya.

Dan betapa terkejutnya Dina saat perempuan yang sedang menunggui bayinya itu menoleh ke jendela kaca tempat Dina mengintip keponakannya. Senyum perempuan itu mengingatkan Dina pada senyum perempuan yang meninggal beberapa hari lalu.

Beberapa judul cerpen horor lain yang bisa dibaca di buku ini, di antaranya: Sinden-Sinden yang Duduk di Atas Batu, Pasar Lantai Dua, Serumah dengan Nyai Ronggeng, Misteri Pulangnya Mas Gito, dan masih banyak lagi.

Rumah Permohonan menyajikan horor kontemporer yang bukan sekadar ‘setan-setanan’, tapi menitikberatkan pada sisi psikologis bercampur misteri yang meremangkan bulu kuduk dan memberikan efek kejut yang berbeda.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak