Review Shrek, Tinjauan Terhadap Warisan Dongeng Dunia dalam Film Animasi

Sekar Anindyah Lamase | Athar Farha
Review Shrek, Tinjauan Terhadap Warisan Dongeng Dunia dalam Film Animasi
Poster film Shrek (IMDb)

Film Shrek pertama kali dirilis pada tahun 2001. Beberapa pemeran utama dalam film ini termasuk Mike Myers yang menyuarakan karakter Shrek, Eddie Murphy sebagai suara Donkey, Cameron Diaz sebagai suara Putri Fiona, dan John Lithgow sebagai suara Tuan Lord Farquaad. Film ini diproduksi oleh studio DreamWorks Animation dan disutradarai oleh Andrew Adamson dan Vicky Jenson.

Dalam filmnya, karakter-karakter seperti Shrek, Putri Fiona, dan Donkey adalah adaptasi dari tokoh-tokoh dalam dongeng-dongeng. Namun, kisah dan plot dalam Film Shrek merupakan karya orisinal. Hanya saja, memang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai dongeng untuk menciptakan narasi yang unik dan menghibur.

Cerita dimulai ketika Shrek, yang awalnya hidup dalam kedamaian di rumahnya, terganggu ketika Tuan Lord Farquaad mengusir makhluk-makhluk dongeng dari tanahnya. Untuk mendapatkan kembali kedamaian, Shrek berangkat untuk menyelamatkan Putri Fiona, yang ditawan dalam sebuah kastil yang dijaga oleh naga.

Dalam petualangan itu, dia bertemu dengan teman setianya, seekor keledai bernama Donkey, dan akhirnya Shrek jatuh cinta pada Putri Fiona yang ternyata memiliki rahasia yang mengejutkan. Petualangan Shrek terus berlanjut sampai berakhir di seri keempat.

Karakter Shrek merupakan sosok ogre dalam film tersebut. Ogre adalah makhluk fiksi dalam dongeng dan mitologi, biasanya digambarkan sebagai makhluk besar, berkulit hijau, berwajah seram, dan bertaring besar.

Dalam cerita Shrek, meskipun Shrek memiliki penampilan yang menakutkan, dia sebenarnya memiliki hati yang baik dan kepribadian yang hangat.

Pada bagian taring, sebenarnya, Shrek memiliki taring seperti ogre pada umumnya. Namun, taring-taringnya dalam film Shrek nggak selalu tampak secara eksplisit atau menonjol karena desain karakternya yang khusus. Walaupun begitu, Shrek secara visual masih mempertahankan ciri khasnya sebagai ogre.

Sebagai film animasi yang mengambil inspirasi dari berbagai dongeng dan cerita rakyat dari berbagai budaya, pendekatan semacam itu menurutku memiliki beberapa manfaat yang signifikan.

Pertama-tama, mencampurkan elemen-elemen ini menciptakan sebuah dunia yang kaya dan berwarna, yang menarik bagi penonton dari berbagai latar belakang budaya.

Kedua, cerita rakyat dan dongeng memiliki pesan moral dan tema mendalam, yang dapat merangsang pemikiran dan diskusi dalam film.

Misalnya, banyak dongeng memiliki pesan tentang persahabatan, keberanian, atau pentingnya menerima diri sendiri dan orang lain.

Dengan memasukkan elemen-elemen ini, Film Shrek tidak hanya menyenangkan secara visual, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang kuat.

Selain itu, menggunakan cerita rakyat dan dongeng dari berbagai budaya juga dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman penonton tentang keanekaragaman budaya di dunia.

Penonton dapat belajar tentang cerita-cerita tradisional dari negara-negara yang mungkin belum mereka ketahui sebelumnya. 

Namun, meskipun cerita rakyat dan dongeng seringkali dianggap sebagai warisan budaya yang bersifat umum, banyak di antaranya masih dilindungi oleh hak cipta dan lisensi.

Ini berarti bahwa penggunaan cerita-cerita ini dalam konteks komersial, seperti dalam film atau karya-karya lainnya, mungkin memerlukan persetujuan atau pembayaran royalti kepada pemegang hak cipta yang sah. 

Secara keseluruhan, untuk keempat filmnya tanpa menjabarkan berbagai hak teknis, dan sebagai film lawas yang menghibur diriku di kala kecil, maka kukasih total skor: 8/10.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak