Ulasan Film Tribhanga, Bergenre Drama Keluarga Sarat Makna dan Penuh Haru

Hikmawan Firdaus | Lena Weni
Ulasan Film Tribhanga, Bergenre Drama Keluarga Sarat Makna dan Penuh Haru
Poster Film Tribhanga (Netflix)

Tribhanga, film bergenre drama keluarga asal India. Digarap langsung oleh sutradara Renuka Shahane dan dibintangi sederet aktor dan aktris kenamaan seperti Kajol, Tanvi Azmi, sampai Mithila Palkar. Tribhanga sendiri bercerita tentang kehidupan para wanita yang memperjuangkan hidup bahagia sesuai versinya. 

Kisahnya bermula dari seorang Nayantra, seorang sastrawan wanita yang mencapai puncak karir berkat kerja kerasnya. Dibalik gemilang karirnya itu, Nayantra kehabisan waktu untuk keluarga hingga terlantarlah dua orang anak dan suaminya. Kondisi pun kian diperparah dengan kehadiran ibu mertua yang menganut sistem patriarki akut. Sebabnya tak sehari pun ada ketenangan baginya baik sebagai seorang penulis, seorang istri ataupun seorang ibu. 

Perbedaan sudut pandang itu pada akhirnya membuat Nayantra muak dan memilih bercerai dari suaminya. Ia pun membawa serta kedua anaknya, Anuradha Apte (Kajol) dan Robindrio (Vaibhav Tatwawadi). Masalah nyatanya tak sampai di situ kedua anak Nayan tumbuh dengan membenci dirinya sebab tidak setuju dipisahkan dari ayah dan neneknya. Sampailah di usia senja, Nayan meminta bantuan seorang penulis muda untuk menggarap autobiografinya. Mula dari sanalah segala hal yang tak terucap jadi terungkap dan meluruskan semua kesalahpahaman yang berlarut dalam tiga generasi. 

Ulasan:

Film yang bakal hangatkan hati kamu sewaktu menyaksikannya. Film ini seolah hendak menyadarkan kita tentang betapa fatalnya efek komunikasi buruk, salah paham hingga sikap diktator yang dibiarkan berlarut dalam hubungan keluarga. Potret patriarki dan feminisme yang berlebih juga jadi sorotan penting dalam film ini. Bisa dibilang film ini berhasil berikan banyak sudut pandang baru lewat kisah keluarga abnormal dari tatanan masyarakat India pada umumnya. 

Nayan adalah wanita berdikari yang meraih puncak karir di dunia sastra. Untuk sampai di posisinya ada dua anak, dan suami yang mesti terlantar. Hidup serumah dengan ibu mertua penganut sistem patriarki akut serta suami yang gagal berperan membuat Nayan bulat mengambil keputusan besar. Ia menceraikan suaminya dan membawa pergi kedua anaknya yang pada dasarnya dibesarkan oleh kasih sayang nenek dan ayahnya. Alhasil, kedua anak Nayan tumbuh dengan rasa benci sebab hidup dalam pengasingan yang diciptakan oleh ibunya. 

Bak kebagian nasib buruk ibunya, Anu, putri Nayan juga mesti alami kegagalan berumah tangga. Bahkan ketika masih mengandung pun Anu telah bercerai dengan suaminya. Sejak saat itu ia membesarkan Masya seorang diri. Sebagai anak yang tumbuh tanpa adanya figur ayah, jelas Masya turut alami pengucilan di tengah masyarakat India yang notabene pantang menormalisasi kerumpangan keluarga yang dialami keluarga Masya selama dua generasi. Apa yang dialami Masya dan Anu di sini bisa dibilang sebagai sisi lain dari feminisme dan patriarki yang berlebih. 

Perkembangan cerita hubungan anak dan ibu pun dikemas dalam perjalanan pembuatan autobiografi Nayan. Di babak ini, ada banyak keharuan, sebab terungkapnya fakta, bahwa ada banyak kesalahpahaman dan kasih sayang yang tak terungkap karena buruknya komunikasi mereka selama itu. Secara keseluruhan, film ini patut disaksikan sebab ada banyak pesan moral yang berharga. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak