Kota Para Pecundang adalah sebuah antologi yang mengungkap sisi rapuh manusia melalui tiga kisah yang menggugah hati, ditulis oleh tiga penulis berbakat: Erisca Febriani, Ita Krn, dan Noveni Adelia. Novel ini mengeksplorasi tema tentang ketakutan, trauma, dan penyesalan yang membuat seseorang merasa menjadi pecundang.
Setiap cerita menggambarkan bagaimana tokoh-tokohnya berjuang melawan ketakutan mereka untuk mencapai kebahagiaan sejati. Paradigma Lembar Fotokopi karya Ita Krn mengisahkan perjalanan Marvin, seorang pria yang dulu suka mempermainkan hati wanita.
Namun, hidupnya berubah setelah ia merasakan sakitnya dikhianati oleh Bella, cinta terakhirnya di SMA. Trauma ini membuatnya sulit untuk mempercayai cinta lagi. Ketika ia mulai membuka hatinya untuk Ranya, kenyataan pahit kembali menimpanya saat Ranya telah dipinang orang lain.
Marvin akhirnya menyadari bahwa apa yang ia alami adalah karma dari perbuatannya di masa lalu. Kisah ini menunjukkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dan bagaimana seseorang harus menghadapi masa lalunya untuk bisa melanjutkan hidup.
I've Been Away Too Long karya Erisca Febriani membawa kita ke tahun 1992, mengisahkan Genta dan Putri yang saling menunggu dan mempersiapkan diri untuk bertemu kembali setelah bertahun-tahun berpisah. Namun, saat mereka akhirnya bertemu, hidup mereka sudah mengambil jalan yang berbeda.
Genta dan Putri harus menerima kenyataan bahwa pilihan-pilihan mereka yang didasarkan pada ketakutan dan keraguan telah mengubah takdir mereka. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya mengambil risiko dan menghadapi ketakutan untuk mengejar kebahagiaan sejati.
Iris karya Noveni Adelia menceritakan tentang Cica dan Gian, dua individu dengan latar belakang yang berbeda namun saling melengkapi. Cica, yang awalnya tidak menyukai Gian, akhirnya menemukan bahwa Gian adalah sosok yang mengubah hidupnya. Gian, yang hidupnya penuh dengan luka dan penderitaan, menemukan kebahagiaan melalui kehadiran Cica.
Namun, ketakutannya untuk mengungkapkan perasaan membuatnya kehilangan Cica. Tragisnya, setelah Cica menikah dengan orang lain dan meninggal, Gian mengetahui bahwa Cica sebenarnya tidak bahagia dalam pernikahannya. Kisah ini menggambarkan betapa pentingnya keberanian untuk mengungkapkan perasaan sebelum semuanya terlambat.
Menurut saya, 'Kota Para Pecundang' adalah sebuah karya yang sangat menyentuh. Ketiga cerita dalam novel ini berhasil menggambarkan bagaimana trauma dan ketakutan dapat membentuk kehidupan seseorang. Setiap tokoh menghadapi konflik batin yang membuat mereka lebih kuat dan bijak.
Buku 'Kota Para Pecundang' ini memberikan pelajaran berharga tentang menghadapi masa lalu dan berani mengambil risiko untuk masa depan yang lebih baik. Saya sangat merekomendasikan novel ini untuk siapa saja yang mencari bacaan yang dalam dan penuh makna.