Anak-anak Tahu Cara Hewan Mempertahankan Dirinya Lewat Buku Animal Defense

Hernawan | Gita Fetty Utami
Anak-anak Tahu Cara Hewan Mempertahankan Dirinya Lewat Buku Animal Defense
Buku Animal Defense (dokpri/Gita Fetty Utami)

Dunia hewan penuh keajaiban yang seakan tak ada habisnya, sebagai salah satu bukti kekuasaan Tuhan. Para orang tua tentu saja dapat mengajak ananda yang masih  balita, mengenal dunia hewan yang ajaib tersebut. Misal, dengan membacakan buku Animal Defense Cara hewan Mempertahankan Diri, karya Ririn Astutiningrum. Buku setebal 127 halaman ini  diterbitkan oleh Penerbit  Visi Mandiri, satu kelompok dengan  Penerbit Ziyad, tahun 2022 lalu.

Apa yang membuatnya layak menjadi referensi putra-putri kita? Pertama dan utama adalah kepadatan informasinya, yang mudah dicerna anak-anak. Ilustrasinya penuh warna, poin yang ingin disampaikan jelas dan gamblang. Kedua, ada tambahan aktivitas seru untuk meningkatkan kemampuan motorik dan daya berpikir anak-anak.       

Buku ini memuat kisah  lima hewan, yaitu: sigung, landak, siput, lebah, dan cicak. Masing-masing hewan  diberi alur kisah tentang bagaimana mereka hidup, dan mempertahankan diri dari serangan predator. Selain itu, di setiap kisah terdapat kotak khusus bertajuk Ruang Ilmu. Anak-anak akan diberi tahu fakta unik dan ringkas mengenai hewan tersebut.

Di kisah pertama  berjudul ‘Bau Apakah Ini?’ (hal. 5-28) anak-anak disuguhi ilustrasi seekor sigung. Pada kotak Ruang Ilmu ada informasi bahwa sigung termasuk binatang  nokturnal, atau binatang yang beraktivitas pada  malam hari. Sehingga ia keluar mencari makan ketika hari sudah gelap.

Anak-anak pun mendapat informasi tentang apa saja makanan sigung, lalu musuh-musuh yang dihadapinya kala mencari makan. Diselingi oleh aktivitas-aktivitas seru, seperti menghitung jumlah telur yang dierami induk ayam, atau membandingkan mana  hewan yang lebh besar antara sigung dan beruang. Anak-anak pada akhirnya mengetahui bahwa sigung memiliki senjata berupa  cairan  berbau busuk dari anus, yang disemprotkan ke arah predator.

Tak kalah menarik kisah berjudul ‘Mau Menyentuh Duriku?’ (hal. 29-52) yang menceritakan bab landak. Landak adalah binatang mamalia, artinya hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan. Saat baru lahir duri di tubuh anak-anak landak lunak dan tidak tajam. Beberapa jam kemudian barulah duri yang tumbuh di seluruh bagian tubuh kecuali perutnya itu akan mengeras.

Ruang Ilmu juga  memuat jenis makanan kegemaran landak, aktivitasnya di malam hari, serta pengetahuan tentang duri landak. Ternyata jumlah duri landak bisa mencapai 8000 buah, lho! Duri-duri ini adalah senjata utama landak menghadapi para predatornya. Betul-betul menarik!

Masih banyak lagi keajaiban seru dari kisah siput, lebah madu, dan cicak pada lembar-lembar berikutnya. Saya pikir, bahkan bisa jadi para orang tua yang membacakan cerita untuk putra-putrinya baru mengetahui hal-hal unik tersebut dari buku ini. Misalkan, kenapa rumah lebah bentuknya heksagonal? Atau, dalam satu detik berapa kali lebah dapat mengepakkan sayapnya?

Jadi kesimpulannya, buku ini amat direkomendasikan bagi anak-anak mulai usia 4+, beserta orang tuanya masing-masing. Karena ibarat sambil menyelam minum air, orang tua pun akan bertambah wawasannya sembari mengajak anak untuk suka membaca.    

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak