Review Kumcer Juragan Haji: Impian Mak Siti Ingin Tunaikan Ibadah di Makkah

Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Review Kumcer Juragan Haji: Impian Mak Siti Ingin Tunaikan Ibadah di Makkah
Sampul Kumpulan Cerpen Juragan Haji karya Helvy Tiana Rosa (Goodreads)

Pada musim kepulangan jamaah haji dari Tanah Suci seperti saat ini, sontak saya teringat dengan buku fiksi karya Helvy Tiana Rosa yang berjudul Juragan Haji yang mengangkat sekilas impian Mak Siti seorang pembantu di rumah Bu Juragan yang sangat ingin beribadah haji ke Makkah.

Sementara Bu Juragan sudah lima kali naik haji, dan Nona Juragan baru akan berangkat ibadah haji. Sedangkan Mak Siti baru sampai di angan-angan. Tiap malam, menjelang tidur, Mak Siti suka melamun. Ia selalu membayangkan seolah di depan Kakbah. Di tengah kerumunan manusia, dirasakannya keteduhan dan kedamaian itu. Lalu ia tiba-tiba merasakan tangannya telah menyentuh Hajar Aswad.

Tiap kali dapat gajian dari Bu Juragan, Mak Siti mengirimkan separuh gajinya ke kampung, kemudian sisanya ia pakai untuk hidup selama di Jakarta dan ditabung.

Uang yang untuk ditabung itu, ia gulung dan diikat pakai karet, lalu dimasukkan ke dalam plastik lusuh. Ia letakkan bungkusan uang itu di bawah kasur tempat tidurnya.

Ketika berada di tempat tidurnya tersebut, Mak Siti kembali melihat Kakbah. Ia melihat orang-orang berkerumun di depan rumah Allah dengan pakaian ihram. Namun, apalah daya, hingga di akhir kisah, keinginan Mak Siti untuk berangkat haji hanya sebatas angan-angan dan lamunan.

Di bagian akhir, Helvy Tiana Rosa menggambarkan sosok Mak Siti yang selalu merindukan Kakbah, tetapi tak kunjung sampai ke Tanah Suci lantaran uangnya tak cukup, sebagaimana dalam kutipan berikut:

Air mata Mak Siti jatuh ke atas bantal tempat kepalanya bersandar. Rindu itu menghentak-hentakkan batinnya. Apakah umurnya masih ada, jika kelak uangnya sudah cukup untuk berhaji? 

Mak Siti memejamkan matanya. Namun, matanya yang keriput masih dapat menangkap sosok renta di kampungnya. Sosok yang senantiasa menunggu. Yang kini dirawat kemenakannya. Mak Nyai, ibu yang melahirkannya dan kini berusia lebih dari delapan puluh lima tahun. Ibu yang berpuluh tahun memahat kerinduan yang sama dengannya.

Terngiang-ngiang lagi di telinga Mak Siti, suara yang sangat lemah itu berbisik, "Siti... aku ingin... ke rumah Allah..." (Juragan Haji: halaman 72).

Dalam pandangan saya, cerpen Juragan Haji ini mewakili suara hati orang-orang kecil yang tinggal bersama atau hidup di sekitar orang-orang besar. Lewat tokoh Mak Siti, penulis ingin menyampaikan bahwa lebih baik dahulukan kaum lemah yang kelaparan dan serba kekurangan, daripada bolak-balik naik haji tetapi tetangga di sekitarnya dalam kesusahan mencari sesuap nasi.

Identitas Buku

Judul: Juragan Haji

Penulis: Helvy Tiana Rosa

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cetakan: II, Februari 2020

Tebal: 167 halaman

ISBN: 978-602-06-3703-7

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak