Sahabat Jadi Cinta dalam Novela Reinkarnasi

Hikmawan Firdaus | Rie Kusuma
Sahabat Jadi Cinta dalam Novela Reinkarnasi
Cover novela Reinkarnasi.[Dok. Pribadi/Rie Kusuma]

Novela Reinkarnasi karya dari Hani Widiani berhasil mengelabui saya dengan alur ceritanya yang bertema Friendzone. Diterbitkan pertama kali di tahun 2017 oleh Penerbit Novela, di sepanjang pembacaan, saya sudah mencurigai jati diri salah satu tokohnya yang diungkap tipis-tipis di setiap bab.

Di paragraf pertama, pembaca akan langsung disajikan kalimat yang lumayan relate dengan dunia persahabatan. Kata-katanya seperti ini:

Jika ada sahabat yang terdiri atas satu perempuan dan satu laki-laki, itu sudah menjadi hal lumrah jika suatu saat nanti di antara mereka akan tumbuh benih-benih tanaman hias dalam kehidupan mereka (Hal. 1)

Benih-benih tanaman hias tentu saja maksudnya adalah benih-benih cinta yang lahir dari ketertarikan. Bisa karena interaksi yang intens, karena sudah kadung nyaman, atau merasa cukup mengenal pribadi satu sama lain.

Adalah Na, tokoh utama dalam novela ini, yang naksir sahabatnya sendiri, seorang laki-laki tampan yang punya panggilan ‘Rak’. Na tidak pernah berani menyatakan perasaannya karena khawatir mencederai persahabatan mereka.

Di sisi lain, Rak terlihat naksir Kite, tetangga di seberang rumah Na dan juga teman satu kampusnya. Rak seringkali meminjam teropong Na untuk mengintip aktivitas Kite setiap pagi.

Na tentu saja harus menahan perasaannya tiap kali Rak membicarakan tentang Kite, bahkan ketika sahabatnya itu memuji kecantikan Kite. Na berusaha menjadi sahabat yang baik dengan menawarkan bantuan yang bisa mendekatkan Rak dan Kite.

Sampai suatu hari Kite justru mengatakan sesuatu yang bertolak belakang, tentang dugaan Kite pada perasaan Rak sebenarnya. Hal yang membuat Na jadi berniat mengakui perasaannya pada Rak.

“Mungkin dia hanya menutupi perasaannya padamu. Friend zone itu adalah status yang sulit untuk melangkah menjadi kekasih. Kurasa dia hanya takut kamu akan menjauhinya.” (Hal. 25)

Novela reinkarnasi ini termasuk jenis bacaan ringan yang bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Tema ceritanya, Friendzone, juga tidak menunjukkan kebaruan karena sudah banyak novel yang mengangkat tema senada.

Namun, penulis sepertinya sudah memahami hal tersebut, maka seperti yang sudah saya ungkapkan di awal, saya sungguh-sungguh dibuat tertipu dengan kisah Na dan Rak yang dituliskan Hani Widiani.

Tokoh Rak yang saya pikir berusaha ditutupi jati dirinya oleh penulis, membuat saya berpikir penulis sudah teledor karena saya bisa menduga dengan cepat siapa Rak sebenarnya.

Namun ternyata, bukan penulis yang teledor tapi saya yang cepat menyimpulkan. Saya terlalu fokus mencurigai keberadaan Rak, sampai tak menyadari bahwa alur ceritanya tentu saja tak selurus itu.

Penulis memberikan tikungan yang mulus dan membuat saya terperangah, dengan kemunculan dua tokoh lain yang memberikan kejutan di akhir cerita.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak