Setiap orang dibekali dengan emosi, baik itu emosi yang sifatnya positif maupun negatif. Tugas kita adalah berusaha untuk mengendalikan atau mengatur emosi-emosi tersebut agar jangan terlalu berlebihan sehingga hidup kita pun akan dilingkupi dengan kebahagiaan.
Bicara tentang emosi, dalam buku ‘Emotional Healing Therapy’ terbitan Grasindo dijelaskan, emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku.
Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep psikologi kita, seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan depresi.
Di setiap keseharian kita, setiap detik dan bahkan ketika lahir hingga ajal menjemput, kita selalu hidup bersama emosi kita. Entah emosi senang dan gembira, marah ataupun sedih. Tidak ada yang salah dengan semua itu, karena Tuhan memang menciptakan emosi itu untuk mewarnai hidup kita (hlm. 6).
Mengendalikan emosi harus terus diupayakan. Terlebih ketika emosi itu muncul ketika kita sedang tersandung sebuah masalah. Biasanya saat tertimpa suatu masalah, emosi negatif seperti marah dan kesal akan muncul. Kemarahan bila tak dikendalikan dengan baik maka akan berakibat fatal bagi diri sendiri maupun orang lain.
Mengendalikan emosi itu bukan berarti kita berusaha mengenyahkannya dari dalam diri kita. Dalam buku ini dijelaskan, emosi tidak perlu dibuang dan dihilangkan. Kita akan seperti zombie nantinya bila kehilangan emosi. Rasa sedih diperlukan saat kita berkabung.
Hal yang perlu dilakukan adalah menyelaraskan dan menyeimbangkan saja. Harmonisasi dalam keseimbangan. Saat mengejar cita-cita, emosi dibutuhkan untuk membantu memacu semangat kita. Namun, terlalu beremosi malah membuat kita jauh dan jadi ngawur (hlm. 40).
Kesedihan termasuk bagian dari emosi yang biasa menimpa siapa saja, termasuk kita. Misalnya saat kita kehilangan orang yang kita sayang, kita akan merasa sangat sedih. Bahkan ada yang sampai pingsan saking sedihnya. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa mengelola emosi itu bukan perkara mudah tapi juga bukan hal yang sulit bila kita belajar untuk mengelolanya.
Melakukan terapi emosi bisa menjadi salah satu solusi yang bisa dipraktikkan. ‘Emotional healing therapy’ adalah istilah lainnya.
Dalam buku ini dijelaskan, ‘emotional healing therapy’ merupakan terapi praktis untuk melepaskan emosi bawah sadar yang dapat membantu Anda menemukan tujuan hidup, memperoleh kesehatan fisik dan psikis, meraih hubungan yang menyenangkan dengan pasangan dan keluarga, menemukan jodoh yang tepat, mencapai karier yang diinginkan, serta menggapai keberhasilan finansial.
Irma Rahayu dalam buku ini mengungkap lima emotional healing sederhana bagi Anda yang mudah merasa sedih. Pertama, tarik napas dengan hitungan meditasi. Kedua, bawa kembali apa yang menjadi penyebab rasa sedih Anda. Hadirkan peristiwa dan orangnya. Ketiga, masuk ke sana dan Anda sampaikan semua kesedihan dan rasa kehilangan Anda, atau apa pun yang membuat Anda sedih pada orang yang bersangkutan.
Keempat, bila sudah selesai, ucapkanlah terima kasih kepada mereka (bila lebih dari satu) dan doakan mereka yang terbaik dengan doa semampu Anda. Kelima, tarik napas panjang untuk mengakhirinya. Ucapkan syukur pada Tuhan atau ucapkan “alhamdulillah” bila Anda muslim.
Terbitnya buku ini layak diapresiasi dan dapat membantu Anda untuk mengenali beragam emosi sekaligus cara mengendalikannya. Selamat membaca.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS