Seberapa berharga hidup kita? Terkadang, kita keliru menilai hidup kita sendiri. Hanya karena sebuah kesalahan atau kegagalan, lantas kita menganggap seluruh hidup kita berakhir. Padahal, tidak demikian.
Lewat sebuah buku yang ditulis oleh Bernard Roth yang berjudul ‘The Achievement Habit’ ini, aku pribadi jadi mendapatkan banyak insight baru seputar memaknai hidup.
Bab satu dari buku ini mengangkat tema utama ‘semua tidak seperti yang Anda pikirkan’. Dari bagian awal bab satu ini saja aku sudah dibuat penasaran. Ternyata isinya memang ‘daging’ dan pantas menjadi bahan renungan.
Berikut adalah beberapa poin yang aku ‘tangkap’ berdasarkan isi buku bab pertama yang berhasil menarik perhatianku dari buku The Achievement Habit karya Bernard Roth.
1. Diri kita sendiri yang memaknai segala sesuatu
Kita sudah terbiasa memberikan penilaian kepada sesuatu atau seseorang hanya dari satu sisi atau satu sudut pandang saja. Seperti pengalaman yang dituliskan penulis, ia awalnya menganggap remeh proyek yang dibuat mahasiswanya, dan ternyata proyek itu memang gagal.
Namun, beberapa tahun kemudian saat bertemu kembali dengan sang mahasiswa, penulis mendapati mahasiswanya itu sudah mampu menggelar sebuah proyek yang sukses dan menuai decak kagum. Dari sini, kita bisa belajar bahwa diperlukan waktu dan proses untuk benar-benar mengenal seseorang.
2. Tidak ada jejak yang permanen
Saat menghadapi kegagalan, kita kerap menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat serius dan memengaruhi keseluruhan hidup kita. Misalnya, mendapat nilai jelek saat sekolah atau kuliah, lantas langsung mengecap masa depan kita akan buruk.
Padahal, tidak ada yang peduli hal tersebut selain diri kita sendiri. Hidup kita tidak lantas menjadi berbeda karena nilai tersebut. Buku ini mengatakan bahwa dalam hidup, satu-satunya yang merekam jejak kesuksesan dan kegagalan kita adalah diri kita sendiri.
3. Mengubah yang biasa menjadi tidak biasa
Melihat segala hal dari sudut pandang yang baru bisa membantu kita untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik. Hal sesederhana ‘label’ untuk menyuruh orang melakukan sesuatu juga bisa berpengaruh positif. Misalnya, dibanding meminta orang lain ‘untuk memilih’, minta mereka untuk ‘menjadi pemilih’.
Orang-orang akan cenderung memilih saat diminta ‘menjadi pemilih’. Kesimpulannya, orang lebih peduli untuk memperbaiki citra dirinya daripada perilakunya. Karena itu, untuk mengubah perilaku, ubahlah terlebih dahulu citra yang kita miliki.
Itulah tiga poin penting yang bisa aku dapatkan dari bab pertama buku ‘The Achievement Habit’ karya Bernard Roth. Kamu bisa baca bukunya langsung untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS