Rilis film horor baru tiap minggu? Nggak kaget, kok. Rasa-rasanya bioskop yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, itu surganya film-film horor. Namun, bukan cuma bioskopnya saja, tapi penonton pun seringnya menyambut baik kehadirannya. Pokoknya sama-sama diuntungkan, deh.
Nah, kali ini dalam debutnya, Baim Wong sebagai sutradara film layar lebar, tampaknya tampil penuh percaya diri. Aura positifnya memang terpancar dari Film Lembayung, yang ngasih pengalaman mencekam nonton film horor.
Film Lembayung mulai tayang sejak 19 September 2024, dan merupakan adaptasi dari utas viral “Jin Poli Gigi” yang ditulis oleh @saturnrushx di media sosial X.
Sebenarnya bukan tanpa sebab bisa sampai difilmkan, melihat utas ‘yang katanya dari kisah nyata’ itu sangat ramai diperbincangkan dan kemungkinan besar akan mudah menarik perhatian penonton, maka lahirlah “Lembayung”. Pertanyaannya, apakah Film Lembayung berhasil memuaskan penonton? Kupas lebih dalam, yuk!
Ringkasan Kisah Film Lembayung
Film Lembayung ceritanya berpusat pada Pica dan Arum, dua mahasiswa keperawatan yang melakukan praktik kerja lapangan di Klinik Lembayung. Klinik itu rupanya menyimpan sejarah kelam, pernah ada pasien bernama Tantri ditemukan bunuh diri di sana.
Nah, tragedi tragis itu menyebar dan menyebabkan orang-orang resah, terus bikin orang-orang enggan berkunjung ke Klinik Lembayung.
Namun, meskipun ada ketidaknyamanan, dr. Teto, yang mengelola klinik, berusaha untuk menjaga operasional klinik.
Sementara Pica dan Arum yang nggak mengetahui sejarah klinik, mulai merasakan kejanggalan dan teror gaib. Mereka dihadapkan pada berbagai kejadian aneh, termasuk kehadiran sosok pasien perempuan misterius yang sering muncul di poli gigi.
Ulasan Film Lembayung
Percayalah, Film Lembayung punya kualitas akting para pemeran. Taskya Namya dan Yasamin Jasem berhasil membawakan peran mereka dengan sangat baik. Aku nggak melihat ada wajah-wajah flat di antara mereka, pas gitu.
Sementara Arya Saloka, asli aku suka banget dengan aktingnya. Nggak tahu kenapa, yang dulunya fokus sinetron, sekarang bisa fokus ke film dan tampil prima gitu.
Termasuk Daffa Wardhana, Tio Pakusadewo, dan pemain lainnya yang juga nggak kalah bagusnya. Intinya baik lead character dan pemeran pendukung, punya porsi yang pas dan nggak tampil asal-asalan. Salut deh!
Jumpscare dalam film ini terbukti sangat efektif menciptakan kejutan dan ketegangan. Kebayang nggak, sih? Kamu duduk di kursi bioskop dan sudah tahu yang ditonton itu film horor yang pasti bakal ada banyak scene ‘ngagetin’, tapi kamu malah tetap bisa dibikin kaget oleh dentuman jumpscare yang nggak terprediksi? Kerennya di situ. Seolah-olah bikin penonton terus waspada.
Film ini nggak hanya mengandalkan jumpscare doang, lho. Nah, ada juga momen drama yang kuat, dengan ketegangan thriller, dan elemen slasher gore di babak akhir. Semua itu bikin Film Lembayung paket komplit sebagai film horor.
Namun, Film Lembayung agak ada problem dengan durasi. Nggak salah dengan film berdurasi panjang, nggak salah juga dengan film berdurasi pendek.
Hal yang penting adalah gimana cerita film itu disampaikan, termasuk seberapa kuat pengembangan karakter dan alur ceritanya, serta bagaimana filmnya mampu menyampaikan pesan atau emosi kepada penontonnya.
Sayangnya, menurutku, biarpun aku puas dengan film ini, tapi durasinya ‘bolehlah’ dipangkas sedikit biar padat dan tepat.
Aku padahal suka horor slowburn dan film-film berdurasi panjang, lho, tapi entah mengapa sesekali agak jenuh. Entahlah. Intinya aku suka dan skor dariku: 8/10. Selamat nonton ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS