Lagu 'Mother Tongue' BMTH: Cinta yang Tak Dapat Diungkap Melalui Kata-Kata

Sekar Anindyah Lamase | Rosetiara Sahara
Lagu 'Mother Tongue' BMTH: Cinta yang Tak Dapat Diungkap Melalui Kata-Kata
Bring Me The Horizon (instagram/bmth_italy_)

Lagu 'Mother Tongue' dari Bring Me The Horizon adalah salah satu lagu yang paling romantis dari band ini. Dirilis dalam album amo (2019), lagu ini mewakili perasaan cinta yang mendalam, di mana perbedaan bahasa tidak menjadi penghalang. Selain itu, lagu ini juga mengungkapkan bahwa cinta tak bisa digambarkan hanya melalui kata kata.

Dikutip dari Loudwire pada Kamis (10/10/2024), vokalis Oliver Sykes menjelaskan bahwa lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat bertemu dengan istrinya, Alissa Salls, yang berasal dari Brazil.

Saat itu, istrinya tak begitu fasih dalam berbahasa Inggris, namun sebaliknya, ia memiliki kemampuan bahasa Portugis yang lebih baik daripada Oli. Meskipun ada hambatan bahasa di awal pertemuan mereka, hubungan mereka terjalin dengan kuat.

Oli juga menjelaskan bahwa lagu ini merupakan lagu cinta paling tulus yang pernah mereka tulis dan proses penulisannya terasa lebih mudah karena penuh dengan nuansa positif.

Dengan durasi 3 menit 37 detik, aransemen musiknya menggabungkan elemen rock alternatif dengan sentuhan pop dan elektronik. Video musiknya yang diambil di Sao Paulo, Brazil, juga memberikan latar yang hidup yang cocok dengan tema dari lagu ini

Lagu ini dimulai dengan lirik " I didn't see it coming. But I never really had much faith. In the universe's magic, oh no. Till it pulled us to that time and place, and I'll never forget" (Aku tidak menyangka ini akan terjadi. Tapi aku tak pernah benar-benar miliki banyak keyakinan. Dalam keajaiban alam semesta, oh tidak. Sampai itu membawa kami ke waktu dan tempat itu, dan aku tidak akan pernah melupakan).

Bagian ini menggambarkan bagaimana sang narator tidak pernah benar-benar percaya pada kekuatan takdir atau hal baik yang datang secara kebetulan, sampai akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang mengubah hidupnya. Dia merasa pertemuan itu seperti sesuatu yang tidak terduga, namun begitu kuat dalam ingatannya.

Lebih lanjut penggalan lirik "When the floodgates opened, we, we cried an ocean. It still has me choking, it's hard to explain" (Saat pintu air terbuka, kami menangis di laut.Itu masih membuatku tersedak, sulit untuk dijelaskan), bisa dipahami sebagai gambaran momen emosional ketika mereka berdua terbuka dan berbagi perasaan mendalam.

Dalam konteks ini, "floodgates" bisa diartikan sebagai penghalang yang selama ini menahan untuk mengungkap perasaan tersebut. Ketika pintu ini terbuka, narator dan orang yang dicintainya tidak dapat menahan perasaan mereka lagi, sehingga mengeluarkan semua perasaan yang telah terpendam.

Ungkapan "it's hard to explain" menunjukkan bahwa perasaan ini terlalu kompleks jika hanya diungkapkan dengan kata-kata sederhana.

Sang narator juga mengungkap betapa kuatnya hubungan emosional yang terjalin antara dirinya dan orang yang dicintainya, sampai-sampai tidak perlu ada penjelasan panjang lebar untuk saling mengerti satu sama lain, seperti yang diungkap pada lirik "I know you know me, you don't have to show me I, I feel you're lonely, no need to explain" (Aku tahu kamu mengenalku, kau tidak harus tunjukan padaku. Aku, aku merasa kamu kesepian, tak perlu dijelaskan).

Pada frasa "So don't say you love me, fala "Amo" Just let your heart speak up, and I'll know" (Jadi jangan bilang kamu mencintaiku, katakan "aku mencintai." Biarkanlah hatimu yang berbicara, dan aku akan tahu) sang narator atau bisa kita anggap sebagai Oliver sendiri, meminta pasangannya untuk tak mengungkap kata "aku mencintai" dalam bahasa Inggris, dia lebih ingin pasangannya menggunakan bahasa yang benar-benar ia kenal atau bahasa ibu mereka (mother tongue).

Kata "amo" juga berarti "aku mencintai" namun dalam bahasa Portugis. Selain itu, Oliver juga ingin pasangannya mengekspresikan perasaannya tanpa terikat oleh kata kata.

Narator juga mengakui bahwa cinta yang mereka rasakan begitu dalam sehingga sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tidak peduli berapa banyak kata yang digunakan, bahasa apa yang diucapkan, itu tidak akan bisa menggambarkan perasaan mereka yang sebenarnya, hal itu diungkap pada lirik "No amount of words could ever find a way to make sense of this. So I wanna hear your mother tongue" (Tak ada jumlah kata yang dapat menemukan sebuah cara untuk memahami hal ini. Jadi aku ingin dengar bahasa ibu-mu).

Pada intinya, 'Mother Tongue' adalah lagu yang mengajarkan bahwa cinta mampu melampaui batasan-batasan yang ada, termasuk bahasa. Bring Me The Horizon menyampaikan pesan bahwa cinta sejati tidak memerlukan kata-kata sempurna atau bahasa yang sama, karena perasaan tulus berbicara lebih kuat daripada kata-kata.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak