Ulasan Film All the Bright Places, Angkat Isu Kesehatan Mental dalam Balutan Romansa

Hayuning Ratri Hapsari | Rosetiara Sahara
Ulasan Film All the Bright Places, Angkat Isu Kesehatan Mental dalam Balutan Romansa
All the Bright Places (IMDb)

"All the Bright Places" adalah film drama romantis yang diadaptasi dari novel karya Jennifer Niven dengan judul yang sama. Film ini dibintangi oleh Elle Fanning, Justice Smith, Luke Wilson, hingga Felix Mallard.

Mengisahkan tentang perjuangan dua remaja Violet Markey (Elle Fanning) dan Theodore Finch (Justice Smith) dalam menghadapi trauma emosional dan masalah kesehatan mental.

Sinopsis

Cerita dimulai dengan Violet, seorang remaja yang masih dilanda kesedihan setelah kehilangan saudara perempuannnya dalam kecelakaan mobil. Violet yang merasa bersalah belum bisa menjalani kehidupan normalnya, sehingga ia menarik diri dari pergaulan dan aktivitas sehari harinya.

Pada suatu saat, Violet pergi ke jembatan tempat kecelakaan itu terjadi, dengan niat untuk mengakhiri hidupnya. Saat itu pula, Finch, teman satu kelas yang diam-diam menyukai Violet, muncul dan berhasil mengurungkan niat Violet untuk tidak melompat.

Di sekolah, mereka dipasangkan untuk sebuah tugas yang mengharuskan mereka untuk menjelajahi tempat tempat di Indiana. Selama perjalanan ini, Finch membantu Violet untuk pulih dari rasa dukanya dan membuat Violet kembali terhubung dengan dunia sekitarnya.

Namun, seiring dengan pemulihan Violet, kondisi mental Finch semakin memburuk. Meskipun Finch tampak sebagai sosok yang ceria di hadapan Violet, ia seperti menyembunyikan depresi dan perubahan suasana hatinya.

Lantas terungkap bahwa Finch, juga memiliki trauma masa lalu yang membuat suasana hatinya kadang berubah secara drastis, bahkan ia juga sering melakukan percobaan untuk mengakhiri hidup.

Seiring berjalannya waktu, kondisi mental Finch semakin parah, dan pada akhirnya Finch lebih memilih untuk menyerah dengan keadaan mentalnya. Finch memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan menenggelamkan diri di Blue Hole, tempat yang pernah ia kunjungi bersama Violet.

Kematian Finch, tentu saja meninggalkan duka yang mendalam bagi Violet, tetapi ia memiliki kekuatan untuk melanjutkan hidup. Suatu saat, Violet mengunjungi sebuah gereja, yang pernah ditandai Finch di sebuah peta.

Gereja tersebut didedikasikan untuk orang-orang yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Di sana, Violet menemukan tulisan dari Finch yang berbunyi " I was here. - T.F"

Ulasan Film All The Bright Places

"All the Bright Places" adalah film yang menyentuh hati dan sangat realistis dalam menggambarkan perjuangan internal yang dialami banyak orang. Film ini tidak hanya soal romansa remaja, tetapi juga menekankan betapa pentingnya memiliki dukungan dari orang orang terdekat saat kita merasa terpuruk.

Film ini juga tidak takut menunjukkan sisi gelap masalah kesehatan mental, yang digambarkan melalui kedua karakter utamanya. Finch, misalnya, dia yang tampak ceria, namun ternyata mengalami pergulatan batin, akibat trauma masa lalu yang sangat mendalam.

Karakter ini benar-benar mewakili banyak orang di dunia nyata yang sering merasa terjebak dalam pergulatan batin yang tak terlihat oleh orang lain. Finch tampak baik-baik saja, tapi sebenarnya ia sedang menghadapi krisis mental yang terus memburuk hingga akhirnya menyerah dengan keadaan.

Penonton dibawa ke dalam dunianya yang tidak stabil, memberikan sudut pandang yang lebih dalam tentang bagaimana masalah kesehatan mental dapat memengaruhi seseorang secara signifikan.

Di sisi lain, karakter Violet tumbuh dari sosok yang terjebak dalam rasa bersalah hingga tak punya harapan lagi untuk hidup, namun seiring berjalannya waktu, Violet mampu untuk menghadapi emosinya dan menemukan cara untuk melanjutkan hidup, berkat Finch.

Namun, Violet tidak serta-merta sembuh hanya karena Finch, tetapi lebih kepada dia belajar bagaimana merasakan kembali hidupnya dan menerima segala kenyataan pahit yang dihadapinya. Finch, dalam hal ini, berfungsi sebagai pemicu bagi Violet untuk menemukan jalannya sendiri.

Selain itu, ada satu hal yang sangat disayangkan dalam hubungan mereka, yaitu, meskipun Finch secara jelas menunjukkan tanda-tanda kesedihan dan keputusasaan, Violet sepertinya kurang peka terhadap hal tersebut.

Finch adalah contoh orang yang sering kali ingin membantu orang lain, meskipun dirinya sendiri juga membutuhkan bantuan.

Dalam banyak kasus, mereka yang berjuang dengan kesehatan mental sering kali cenderung mengalihkan perhatian dari masalah mereka sendiri dengan berusaha menjadi pendukung bagi orang lain. Mereka merasa terjebak dalam peran penyelamat, tetapi tidak menyadari bahwa mereka juga berhak mendapatkan perhatian dan dukungan.

Sinematografi film ini juga cukup indah, dengan pemandangan Indiana yang ditampilkan penuh warna, memberikan kontras yang menarik dengan tema berat yang diusungnya. Setiap tempat yang mereka kunjungi tidak hanya menjadi latar cerita, tetapi juga menjadi simbol bagi perjalanan mereka masing-masing.

Secara keseluruhan, "All the Bright Places" adalah film yang menyentuh hati, tetapi juga menyisakan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia memberi harapan tentang pemulihan dan kekuatan setelah kehilangan, tetapi di sisi lain, ia juga mengingatkan betapa rapuhnya manusia, bahkan di saat-saat ketika kita pikir sudah menemukan tempat terang dalam hidup kita.

Melalui penggambaran hubungan antara Violet dan Finch, film ini menekankan betapa pentingnya untuk saling mendengarkan dan memahami, serta menciptakan ruang bagi orang-orang yang berjuang dengan kesehatan mental untuk berbagi cerita mereka.

Dengan cara ini, "All the Bright Places" tidak hanya menyajikan kisah cinta remaja, tetapi juga sebuah pengingat untuk lebih peduli dan peka terhadap isu-isu kesehatan mental di sekitar kita.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak