Never Let Go (2024), film horor thriller arahan sutradara Alexandre Aja, yang naskahnya dikerjakan dua penulis berbakat, KC Coughlin dan Ryan Grassby. Film ini dibintangi Halle Berry, Percy Daggs IV, hingga Anthony B. Jenkins.
Adapun ceritanya tentang seorang ibu (Halle Berry) yang tinggal di sebuah rumah tua di tengah hutan, bersama kedua anak laki-lakinya, Samuel (Anthony B. Jenkins) dan Nolan (Percy Daggs IV).
Keluarga itu hidup dengan penuh keyakinan bahwa dunia sudah hancur dan roh-roh jahat memiliki kuasa untuk menyakiti mereka. Demi dapat bertahan hidup sang ibu mempersiapkan langkah antisipasi berupa aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh Samuel dan Nolan.
Hal yang utama, mereka semua harus selalu mengikatkan tubuh mereka dengan tali yang tertaut dengan pondasi rumah setiap kali mereka keluar rumah.
Semula segalanya dapat berjalan dengan lancar. Namun, semua itu berubah mencekam ketika salah satu dari mereka mulai kehilangan keyakinan.
Ulasan Film Never Let Go
Never Let Go, film bergenre thriller horor yang menurut saya lebih condong ke genre misteri. Kenapa? Pasalnya, dibandingkan unsur thriller dan horornya, atmosfer misteri dalam film ini jauh lebih pekat, dominan, dan berkesan! Atau bisa dibilang, film ini hanya memenuhi seminimal-minimalnya kriteria film bergenre thriller dan horor.
Namun, meski demikian, saya tidak pula mengatakan adegan bernuansa thriller, horor ini tidak layak ditonton, ya! Hanya saja dibandingkan kedua unsur tersebut, unsur misterinya jauh lebih menusuk nuansanya!
Serba-serbi berbau misteri semerbak di sepanjang jalan cerita. Sewaktu menyaksikan film ini, saya kurang puas dengan penjelasan singkat tentang latar belakang cerita, yang hanya disingkap tipis-tipis lewat dialog para tokohnya.
Alhasil, saya selaku penonton dibuat bingung dan munculah pertanyaan-pertanyaan yang menggulirkan teori-teori yang saya buat sendiri tentang film ini. Tapi justru itu lho yang buat saya penasaran sehingga kukuh menahan diri untuk tetap menyimak cerita film ini.
Hal lain yang membuat film ini menarik untuk disaksikan adalah performa para pemainnya. Semua, khususnya 3 karakter utama di film ini berhasil membangun chemistry yang ciamik, sehingga saya selaku penonton tidak sulit untuk ikut emosinal dengan hubungan tiga karakter yang masing-masing mereka bawakan.
Halle Berry (khususnya), aktris satu ini melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, di mana ia piawai betul memainkan tempo emosi karakter yang ia bawakan. Mimik, gesture, intonasinya benar-benar otentik yang akan membuat penontonnya bisa tersentak, termangu, sampai meringis tiap kali wajahnya muncul di layar.
Soal sinematografi dan hal teknis lainnya tampak bergaya dan berhasil meningkatkan ketegangan, juga menciptakan suasana kegelisahan yang nyata.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS