Review Anime A Sign of Affection, Sukses Bikin Salting Brutal!

Hikmawan Firdaus | Ranti Riani Jhonnatan
Review Anime A Sign of Affection, Sukses Bikin Salting Brutal!
Cover anime A Sign of Affection (IMDb)

Apakah kamu pernah menonton anime yang berjudul A Silent Voice? Meskipun tidak sama, namun anime A Sign of Affection dapat kamu pertimbangkan jika kamu tertarik dengan anime dengan tokoh tunawicara. A Sign of Affection merupakan anime dengan genre romance yang mengangkat kisah Itsuomi dan Yuki yang bertemu untuk pertama kalinya di dalam kereta api. Cerita bermula dari Yuki yang kesulitan untuk membaca gerak bibir turis yang bertanya kepadanya. Pada saat itulah, Itsuomi hadir dan membantu turis tersebut dengan kemampuannya dalam berbahasa Inggris. Kehadiran Itsuomi meninggalkan kesan yang kuat pada Yuki, lantas bagaimana kelanjutan kisah keduanya?

Tidak memiliki konflik yang sampai membuat otak harus berpikir dengan keras, anime ini akan membawa kita memasuki dunia Yuki, mengikuti perkembangan kisah asmaranya, melihatnya mencari tempat kerja yang dapat menerimanya yang tunawicara, beserta terdapat kisah tokoh lainnya. Salah satunya kisah asmara Rin, sahabat Yuki.

Saya kagum dengan kepercayaan diri dan semangat hidup yang dimiliki oleh Yuki. Alih-alih merasa insecure dengan keterbatasannya, Yuki dengan penuh semangat dan percaya diri melakukan pergerakan agar dapat bertemu dan berinteraksi dengan Itsuomi. Dengan kepercayaan diri yang menguar kuat, pesona Yuki semakin terpancar. Pembawaannya yang positif dan menenangkan juga berhasil membuat saya semakin menyenangi tokoh ini.

Di sisi yang lain jika kita perhatikan, Itsuomi juga menunjukkan gestur yang bersahabat tanpa pernah memandang Yuki sebelah mata. Itsuomi menjadi sosok yang mendukung dan memberikan ruang gerak yang leluasa kepada Yuki yang menunjukkan bahwa dirinya percaya dengan kemampuan Yuki dan yakin bahwa Yuki mampu untuk melakukan banyak hal seperti orang lain. Maka dari itu, karena sikap Itsuomi inilah kita akan dapat melihat betapa kontrasnya dengan sikap Oshi, teman masa kecil Yuki. Oshi dan segala sikap beserta ucapannya yang ketus membuat tujuannya untuk menjaga Yuki menjadi tidak tepat sasaran karena apa yang dilakukannya berujung dengan membatasi gerak Yuki hingga Yuki tidak dapat melihat perasaan yang dimiliki Oshi kepadanya.

Baik Itsuomi maupun Oshi, keduanya sama-sama ingin melindungi Yuki, namun yang membedakan adalah cara yang mereka pilih. Meskipun saya bukanlah Yuki, tapi jika saya berada di posisi Yuki, saya akan lebih memilih sosok yang memberikan kepercayaan dan tidak membatasi ruang gerak, namun di saat yang bersamaan tetap sambil menjaga. Karena bagaimanapun, setiap manusia berhak mengeksplorasi dunia sesuai dengan kemampuan masing-masing. Di luar apakah memiliki keterbatasan atau tidak, setiap manusia memiliki cara dan tujuannya masing-masing yang tentunya menyesuaikan dengan kapasitas dirinya.

Saya sangat merekomendasikan anime yang memiliki 12 episode ini untuk kamu yang menyukai kisah yang mengangkat tentang tunawicara dan untuk kamu yang ingin bersantai sambil menonton tayangan yang tidak memberatkan. A Sign of Affection bukan hanya menyuguhkan kisah yang membuat saya sebagai penonton berbunga-bunga hatinya disebabkan kisah manis Itsuomi dan Yuki, namun juga mengajarkan saya untuk menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Dibanding fokus pada kekurangan yang di luar kendali, kita bisa memilih untuk lebih baik memaksimalkan potensi dan kelebihan yang ada pada diri sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih positif dan penuh rasa syukur.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak