Mengatasi Batasan Diri dengan Konsep dari Buku Summary of Mindset

Hayuning Ratri Hapsari | idra Fania
Mengatasi Batasan Diri dengan Konsep dari Buku Summary of Mindset
Cover Buku Summary of Mindset. (goodreads.com)

Di dalam buku Summary of Mindset karya Carol Dweck terdapat pembahasan tentang sebuah ide yang mengubah cara kita melihat tantangan kegagalan dan kemajuan melalui lensa pola pikir kita.

Dia menjelaskan ada dua tipe utama dalam hal pola pikir yang kita miliki yaitu pola pikir yang tidak berubah dan pola pikir yang selalu berkembang.

Ide ini lebih dari sekadar pemikiran teoretis, ia memberikan perspektif baru dalam memandang diri kita terutama saat kita berurusan dengan hambatan-hambatan yang kita bangun dalam benak kita sendiri.

Pola Pikir Tetap vs Pola Pikir Berkembang

Menurut Dweck, fixed mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan, kecerdasan, dan bakat merupakan sifat bawaan yang tidak dapat diubah.

Misalnya, jika seseorang merasa dirinya kurang berbakat dalam bidang matematika, kemungkinan besar dia akan cepat menyerah saat menghadapi tantangan, karena percaya bahwa dirinya tidak “dimaksudkan” untuk unggul dalam bidang tersebut.

Sebaliknya, pola pikir berkembang memandang kemampuan sebagai sesuatu yang dapat dikembangkan melalui usaha, pembelajaran, dan ketekunan. Pola pikir ini menekankan bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari perjalanan menuju kesuksesan.

Seseorang dengan mindset berkembang menghadapi tantangan dengan rasa ingin tahu, mencari solusi, dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar.

Mengidentifikasi Batasan Diri

Salah satu wawasan menarik dari buku Mindset adalah betapa seringnya kita menciptakan batasan diri sendiri tanpa kita sadari.

Saat kita berkata, “Saya tidak bisa”, sebenarnya kita sedang menetapkan batasan yang tidak selalu berdasarkan kenyataan. Ini bukan hanya tentang tindakan kita, tetapi juga tentang cara kita memandang diri kita sendiri.

Misalnya, banyak orang yang menganggap dirinya kurang pandai berbicara di depan umum. Mereka menghindari kesempatan untuk berbicara di depan orang lain, dengan alasan bahwa mereka tidak mempunyai bakat untuk itu.

Namun, pola pikir ini sering kali berakar pada ketakutan akan kegagalan, bukan ketidakmampuan yang sebenarnya. Dengan mengadopsi pola pikir berkembang, individu dapat melihat pengalaman berbicara di depan umum sebagai peluang untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai ancaman.

Strategi untuk Membangun Growth Mindset

Salah satu gagasan menyegarkan yang disampaikan Dweck adalah bahwa pola pikir kita tidak tetap, itu bisa berubah. Kita bisa melatih diri kita untuk beralih dari fixed mindset ke growth mindset melalui cara-cara praktis.

Pertama, penting untuk menyadari keterbatasan narasi internal kita. Ketika kita merasa ingin menyerah, kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah ini benar-benar karena saya tidak bisa melakukan ini, atau karena saya belum mencoba pendekatan lain?

Selain itu, penting untuk memandang kegagalan sebagai bagian alami dari perjalanan menuju kesuksesan. Dalam pola pikir berkembang, kegagalan bukanlah akhir; ini adalah batu loncatan menuju perbaikan.

Misalnya, seorang atlet mungkin tidak memenangkan suatu kompetisi, namun dari kemunduran tersebut, mereka dapat belajar tentang kelemahan yang perlu mereka atasi.

Menanamkan Pola Pikir Berkembang dalam Kehidupan Sehari-hari

Buku Mindset menawarkan banyak contoh bagaimana kita dapat menerapkan konsep ini dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan hubungan pribadi.

Dalam pendidikan, guru yang menganut pola pikir berkembang mendorong siswa untuk mengeksplorasi hal-hal baru tanpa takut gagal. Mereka memberikan umpan balik yang konstruktif, tidak hanya berfokus pada hasil tetapi juga pada upaya dan proses siswa.

Di tempat kerja, pola pikir berkembang dapat menjadi alat yang ampuh untuk mengelola stres dan mengatasi tantangan. Saat dihadapkan pada proyek besar, individu dengan growth mindset akan berkonsentrasi mencari solusi dibandingkan terpaku pada hambatan.

Mereka juga lebih menerima masukan, memandang kritik sebagai peluang untuk memperbaiki diri dibandingkan ancaman terhadap harga diri mereka.

Dalam hubungan pribadi, pola pikir berkembang membantu kita menyadari bahwa hubungan yang sehat memerlukan upaya dan komunikasi yang berkelanjutan.

Tidak ada hubungan yang sempurna sejak awal, namun dengan pola pikir berkembang, kedua belah pihak dapat belajar satu sama lain dan tumbuh bersama.

Relevansi Mindset dalam Mengatasi Tantangan Hidup

Di dunia yang serba cepat dan kompetitif saat ini, gagasan tentang pola pikir berkembang menjadi semakin penting. Seiring berkembangnya dunia, mereka yang mampu beradaptasi adalah mereka yang menganut pola pikir tersebut. Ini bukan sekadar mencapai kesuksesan materi; ini juga tentang menemukan kebahagiaan dan kepuasan pribadi.

Misalnya, ketika dihadapkan pada perubahan teknologi, seseorang dengan growth mindset akan melihatnya sebagai peluang untuk memperoleh keterampilan baru, sedangkan seseorang dengan fixed mindset mungkin akan merasa kewalahan dan menyerah.

Dengan memupuk rasa ingin tahu dan semangat belajar, kita dapat terus berkembang meski dihadapkan pada tantangan yang kompleks.

Kesimpulan: Memilih untuk Berkembang

Buku Carol Dweck "Mindset" lebih dari sekedar teori psikologi; ini berfungsi sebagai panduan praktis untuk mengubah cara kita memandang diri sendiri dan dunia di sekitar kita.

Dengan memahami perbedaan antara pola pikir tetap dan pola pikir berkembang, kita bisa mulai mengenali keterbatasan yang kita buat sendiri yang menghambat kita. Hal yang lebih penting lagi, kita dapat memupuk kebiasaan-kebiasaan baru yang mendorong pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak