Menulis termasuk pekerjaan yang mulia. Alasannya, karena para pembaca dapat belajar banyak dan mengambil hikmah atau pelajaran hidup lewat tulisan-tulisan yang dihasilkan oleh para penulis.
Ketika kita menjadi seorang penulis dan tulisan-tulisan kita dapat memberikan manfaat bagi banyak orang, kita bisa mendapatkan pahala. Dengan catatan tujuan kita menulis karena, misalnya, ingin mencari rida-Nya, ingin menebar kebaikan, atu untuk tujuan berdakwah.
Untuk menjadi seorang penulis, tentu dibutuhkan keterampilan menulis. Keterampilan ini bisa kita pelajari dari para penulis yang telah memiliki jam terbang tinggi di dunia kepenulisan, buku-buku, atau artikel yang membahas tentang kiat-kiat menulis.
Buku berjudul ‘Menulis Semudah Berbicara’ (Rahasia Pintar Merangkai Kata) karya Damalin Basa ini misalnya. Bisa dijadikan sebagai salah satu buku panduan yang menarik dan simpel bagi kamu yang ingin menekuni dunia kepenulisan.
Namun, sebelum terjun ke dunia menulis, ada hal penting yang harus diperhatikan. Yaitu tentang tujuan dalam menulis. Kira-kira, apa yang menjadi tujuan kita memutuskan menekuni dunia kepenulisan? Ini harus ditentukan dengan jelas, agar kita tidak tersesat di tengah jalan. Supaya tidak gampang putus asa ketika menghadapi kendala-kendala saat sedang menulis.
Mengapa menentukan tujuan menulis menjadi hal penting? Karena tanpa tujuan, sama saja dengan orang bingung. Bayangkan saja seseorang yang pergi ke pasar, tetapi tidak tahu apa yang mau dibeli. Pasti ia bingung harus pergi ke toko apa atau pedagang yang mana. Begitu juga dalam menulis. Harus tahu dulu apa tujuan kita menulis. Apakah supaya terbantu dalam belajar, bisa masuk koran, meraih juara lomba, dikenal banyak orang, mendapat uang, agar bisa berbagi ilmu, atau tujuan-tujuan lainnya (hlm. 1).
Setelah menentukan tujuan menulis, hal yang tak kalah penting bagi calon penulis adalah menentukan jenis tulisan apa yang ingin dipelajari. Kalau lebih cenderung menyukai tulisan fiksi, maka kita bisa memilih menjadi penulis fiksi. Misalnya menulis cerita pendek, novel, dan seterusnya.
Bila kita lebih cenderung menyukai tulisan yang agak serius, kita bisa memilih menjadi penulis nonfiksi. Misalnya, menjadi penulis opini atau esai, menulis buku-buku pengembangan diri atau motivasi, dan seterusnya.
Banyak hal yang dibicarakan dalam buku karya Damalin Basa yang diterbitkan oleh penerbit Metagraf ini. Di antaranya adalah membicarakan sederet keuntungan bisa menulis, rambu-rambu menulis, hingga penyakit-penyakit yang bisa menjangkiti para penulis.
Sederet penyakit yang biasa menyerang para penulis antara lain: susah memulai menulis, tidak percaya diri, antikritik atau enggan menerima kritik dan masukan dari orang lain, malas memperbaiki, dan ingin cepat berhasil (hlm. 8-10).
Buku ini sangat tepat dibaca oleh kamu yang saat ini tengah menekuni dunia tulis-menulis. Dengan membaca buku ini, semoga kamu dapat lebih termotivasi dan bersemangat merangkai kata-kata yang kelak dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.