Selipkan Pesan Anti-Bullying: Ulasan Game Pikabuu The Silent Night

Hayuning Ratri Hapsari | Rizky Pratama Riyanto
Selipkan Pesan Anti-Bullying: Ulasan Game Pikabuu The Silent Night
Ilustrasi game Pikabuu The Silent Night (YouTube/Joykeratif Dev)

Game yang berjudul "Pikabuu The Silent Night" adalah sebuah game horor yang dibuat oleh Joykeratif yang berasal dari Indonesia. Developer game ini sesuai dengan namanya pun memang kreatif, walaupun bergenre horor tetapi ia berhasil menyelipkan pesan moral di dalamnya yaitu efek negatif dari perundungan.

Awalnya, pemain akan menjadi Daniel yaitu seseorang yang dirundung dan dimulai alur game tersebut berlatar di jalanan. Ketika pulang dari sekolah, Daniel bertemu dengan seorang siswa yang songong menunggu di pinggir jalan seperti preman. Nama siswa tersebut adalah Anton, ia adalah seorang perundung di dalam game tersebut.

Saat Daniel melewati perundung tersebut, Anton langsung memasang wajah masam dan menantangnya. Ia mengejar Daniel sampai dapat hingga terjatuh, kemudian Anton menginjakkan kaki ke tubuhnya berkali-kali. Seorang warga sekitar melihat kejadian tersebut dan memberhentikannya hingga membuat perundung kabur terbirit-birit.

Akhirnya, Daniel dapat terselamatkan. Seorang warga memberi tahu dirinya ketika disakiti oleh orang lain untuk melawan balik, jangan sampai diam saja. Tetapi, ia tetap bersabar dan tabah dengan apa yang dialami.

Anton ini adalah senior atau kakak kelasnya, sedangkan Daniel itu siswa yang duduk di bangku kelas 7 SMP. Ia mendapatkan perundungan akibat senioritas.

Ketika di persimpangan jalan, Daniel bertemu dengan kucing dan dia sempat ingin memberikan roti kepadanya. Tiba-tiba, ada mobil datang menabrak Daniel hingga membuatnya lumpuh dan harus menggunakan kursi roda.

Selang 8 bulan tepatnya pada 24 Desember di saat malam Natal, Daniel sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Ibunya memanggil untuk makan malam di ruang makan, Daniel pun menyantap makanan yang disajikan dan meminum obat agar lekas sembuh. Sedangkan ibunya sedang pergi ke minimarket.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara bel dari pintu. Daniel membuka pintu dan ternyata Anton yang datang ke rumahnya sambil membawakan sebuah hadiah Natal. Hadiah tersebut berisi sepatu, padahal Daniel tak bisa berjalan karena lumpuh. Anton menertawakannya dan berjoget-joget di depannya. Lalu, ia melempar batu ke wajah Daniel dan muncul lebam.

Selanjutnya, Daniel melihat foto dirinya terunggah di media sosial milik Anton dengan keterangan postingan yang berkonotasi negatif, dirinya sempat ingin membalas dengan kata-kata yang kotor tetapi Daniel sadar untuk tidak melakukan hal tersebut.

Malam hari yang tenang pun tiba, tiba-tiba Daniel didatangi oleh sosok misterius yang menyeramkan dan berdarah-darah, ia dijuluki The Prayer Head. Sosok itu membawakan hadiah yang didambakan Daniel yaitu kaki baru dengan memotong kaki lamanya dengan gergaji. 

Satu tahun kemudian pada 24 Desember, sekarang Daniel sudah bisa berjalan seperti biasa dan akan pergi bersama ibunya ke rumah Anton karena disuruh oleh orang tuanya. Padahal Daniel tidak ingin pergi ke rumahnya. 

Daniel juga teringat esok hari adalah Natal dan teringat untuk memberikan hadiah kepada Anton ketika saat mengunjungi rumahnya. Sempat terlintas pemikiran jahat, tetapi karena hati yang bersih pun Daniel memberi hadiah cokelat kepada Anton.

Sesampainya di rumah Anton, ternyata Anton saat ini lumpuh dan duduk di kursi roda. Bahkan, ibunya saja tak tahu mengapa bisa itu terjadi. Katanya dalam sekejap malam, kaki Anton tiba-tiba menghilang entah ke mana. Dokter pun sempat mengira orang tua Anton ini sedang berkhayal ketika bercerita seperti itu.

Daniel lalu memberikan hadiah tersebut kepada Anton, tetapi menuai respons negatif. Anton mengusir Daniel dan ibunya dari rumah dengan keras dan kasar. Hadiah itu ditinggal di rumah Anton dan saat di malam hari Anton sepertinya memakan cokelat itu.

Ketika malam hari telah tiba, Anton ingin pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi. Tiba-tiba, sosok misterius yang dijuluki The Prayer Head itu datang menemui Anton. Ia mengatakan akan memberi hadiah kepada anak yang kehilangan tangannya, dan ternyata tangan itu didapatkan dari Anton lalu dipasangkan kembali kepada orang lain.

Itulah sekilas alur dari game tersebut, kelebihan yang ada pada game ini yaitu mengajarkan kita untuk tidak melakukan perundungan kepada orang lain. Sedangkan kekurangan yang ada yaitu di dalam game ini mengandung kekerasan, brutal, banjir darah, potongan tubuh, kekerasan, dan kata kasar, sehingga tidak semua orang bisa memainkan game ini karena tertera di atas umur 18 tahun.

Oleh karena itu, pentingnya kita sebagai manusia untuk menghargai sesama dan menunjukkan rasa empati kepada orang lain dalam berbagai keadaan. Jangan sampai melakukan perundungan hingga membuat orang merasa stres dan depresi. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak