Ulasan Film Qodrat 2: Atmosfer Horor Terbangun Kuat Sejak Menit Pertama

Hayuning Ratri Hapsari | Ruslan Abdul Munir
Ulasan Film Qodrat 2: Atmosfer Horor Terbangun Kuat Sejak Menit Pertama
Tangkap layar film Qodrat 2 (YouTube/MAGMA Entertainment)

Setelah film Qodrat pertama yang dirilis tahun 2022 lalu berhasil mencuri perhatian. Film Qodrat 2 hadir sebagai sekuel dari Qodrat yang merupakan film dengan genre horor religi Indonesia.

Rilisnya setelah lebaran 2025 lalu, film ini berhasil mendapatkan rating dengan nilai yang cukup tinggi dari penonton sehingga tak heran banyak orang yang penasaran dengan kelanjutan cerita di film Qodrat 2 ini.

Tapi tenang saja, bagi kamu yang belum sempat menonton Qodrat pertama sepertinya tidak akan menjadi masalah karena di menit awal akan disajikan potongan-potongan cerita yang terjadi di Qodrat pertama.

Jadi kamu tidak akan terlalu bingung dengan alur cerita yang disajikan di Qodrat 2 ini. Berbeda dengan film horor kebanyakan, atmosfer horor di film Qodrat 2 ini terbangun sejak di menit-menit pertama.

Alur cerita di Qodrat 2 ini mengisahkan perjalanan Qodrat (Vino G. Bastian) untuk mencari tahu kebenaran yang terjadi pada istrinya Azizah (Acha Septriasa) setelah dirinya berhasil membongkar kebusukan Ustadz Zafar (Randy Pangalila) dan mengalahkan iblis bernama Assualla.

Azizah sendiri diketahui bekerja disebuah pabrik tekstil dan harus berjuang dari keterpurukannya setelah kehilangan anaknya Alif (Jason Bangun) yang telah meninggal. Sebagai buruh pabrik yang hari demi harinya, Azizah harus dihadapkan pada hal-hal yang tak bisa dipikir oleh logika.

Dimulai dari teman seperjuangannya yang meninggal secara tak wajar, Azizah dan temannya Purwanti merasakan ada praktik yang tak wajar yang dilakukan oleh para petinggi pabrik tersebut.

Mereka juga sempat menemukan sebuah buhul yang terbungkus dengan kain kafan dan berisi tulisan-tulisan arab aneh yang semakin memperkuat dugaan bahwa telah terjadi praktik yang tak wajar di pabrik tersebut.

Suatu hari Qodrat bertemu dengan Sukardi (Donny Alamsyah) yang merupakan suami dari salah satu pekerja pabrik yang tewas tak wajar di pabrik tersebut. Sukardi selalu mencari tahu penyebab kematian istrinya, tetapi selalu mendapat respons buruk dari para pimpinan pabrik.

Setelah diselidiki lebih dalam ternyata benar saja, para petinggi pabrik tersebut telah melakukan praktik yang tak wajar dengan menyembah iblis bernama Zhadug demi keberlangsungan pabriknya dan harus menumbalkan satu per satu dari para pekerjanya.

Tidak terlalu banyak jumpscare seperti halnya film horor kebanyakan, namun atmosfer horor dalam film ini tetap terbangun dengan kuat seperti pada visual iblis dan nuansa horor yang tetap terjaga dari awal hingga akhir cerita.

Akting para pemerannya pun sangat totalitas dan tidak terkesan dipaksakan sehingga tidak kaku. Salah satu hal yang menarik juga elemen aksi yang terjalin di film ini sangat nyata dan berhasil menghibur penonton.

Sama halnya dengan film pertamanya, akhir dari ceritanya selalu menampilkan bagaimana kekejaman iblis agar membuat manusia jauh dari Tuhan-Nya. Bagian ini merupakan bagian yang selalu membuat jantung berdebar dan film ini berhasil membuatnya.

Namun, sayangnya jarak antara film Qodrat dengan Qodrat 2 yang merupakan sekuelnya ini, dari segi peluncuran filmnya terlampau lama sehingga fokusnya menjadi berkurang. Bahkan mungkin sebagian orang kembali bertanya-tanya karena lupa alur cerita sebelumnya.

Tetapi cuplikan film pertamanya yang disajikan di awal agaknya cukup membantu penonton untuk menarik benang merah dari film ini, sehingga tidak terlalu kebingungan dengan alur ceritanya.

Terlepas dari itu, film ini layak untuk ditonton karena memberikan unsur horor yang dibalut dengan religi yang sangat pas dan tidak berlebihan sehingga masih bisa dinikmati. Bagi kamu yang belum sempat menonton jangan lupa untuk mampir ke bioskop favoritmu ya!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak